2. Sang pemimpin harus lebih memperhatikan golongan rakyat jelata daripada golongan rakyat atas atau kaum Borjuis (orang kaya).
3. Seorang pemimpin harus melihat dari sudut pandang mereka bukan dari sudut pandang kekuasaan. Seperti istilah "Mulut Cablek" juga dapat dipahami bahwa pemimpin harus pandan dan cakap dalam berbicara, pandai menyampaikan ide dan gagasannya
4. Sosok pemimpin yang baik tidak melihat suatu pendapat datang dari mana dan siapa, melainkan mempertimbangkan dan menjalankan pendapat mana yang baik demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
AJARAN SEMAR
Semar merupakan lambang kegelapan total, misteri dan ketidaktahuan mutlak, yang dalam beberapa ajaran mistik sering disebut dengan ketidaktahuan kita terhadap Tuhan. Semar diyakini sebagai nenek moyang pertama dan digambarkan sebagai reinkarnasi masyarakat Jawa pertama. Karena mendapat misi khusus dari Gusti Kang Murbeng Dumadi (Tuhan Yang Maha Esa), Kiai Semar mempunyai kemampuan untuk terus hadir dalam keadaan apa pun, bersama siapa pun, dan kapan pun sesuai kehendaknya.
Semar tidak mempunyai keinginan untuk berkuasa dan menghargai dirinya atas pengabdiannya.
Fungsi dan peranannya ia membimbing, menolong, merawat dan menyetujui jalan kebaikan, kebenaran dan keadilan. Saran dan nasehat  diberikan  tanpa komitmen atau kewajiban. Bahkan ia senang mengolah, mendidik dan mengembangkan, mematangkan, melindungi dan menyempurnakan segala sesuatu yang sesuai dengan karakter raja atau ksatria yang ia asuh.Â
Beberapa ajaran hidup Semar lainnya antara lain tentang konsep ketuhanan yang dikenal dengan Gusti Kang Mubeng Dumadi, tatanan paugeraning urip, dan tuntutan sikap terhadap paugeraning urip.
a. Gusti Kang Murbeng DumadiÂ
Masyarakat Jawa telah mengenal kekuatan besar bernama Gusti Kang Murbeng Dumadi jauh sebelum agama ini masuk ke tanah Jawa. Tradisi yang kini dikenal dengan sebutan kajawen merupakan tatanan paugeraning urip atau tatanan yang dilandasi budi pekerti.
Tentang Murbeng Dumadi, Semar mengatakan bahwa penguasa Murbeng, dimanapun berada tetap satu, karena timbul kepercayaan dan agama dari tradisi, zaman, generasi dan budaya yang berbeda-beda. Kang Murbeng Dumadi bisa ada dalam bentuk apa pun, namun yang mewujudkan Dia adalah Gusyi Kang Murbeng Dumadi.