PENDAHULUAN
Museum Sri Baduga di Bandung merupakan museum sejarah dan budaya Sunda yang memiliki koleksi lebih dari 6.900 benda, mulai dari era prasejarah hingga zaman modern. Salah satu koleksi yang menarik di museum ini adalah wayang, baik wayang kulit, wayang golek, maupun wayang orang.Â
Wayang menjadi bagian penting dari budaya Sunda dan memiliki nilai sejarah, budaya, dan religius yang mendalam. Pertunjukan wayang golek khas Sunda masih dilestarikan di Museum Sri Baduga dan menjadi salah satu daya tarik utama bagi pengunjung.Â
Museum ini juga memiliki koleksi wayang beber, sebuah varian dari seni wayang yang berkembang di Jawa. Wayang beber di Museum Sri Baduga menggambarkan tokoh-tokoh pewayangan dari kisah Mahabharata dengan gaya lukisan yang mirip dengan komik. Wayang merupakan warisan budaya Indonesia yang kaya akan nilai sejarah, budaya, dan religius.Â
Wayang tidak hanya menjadi media hiburan, tetapi juga memiliki peran sebagai media komunikasi yang mampu menyampaikan pesan-pesan budaya, moral, dan spiritual antar budaya.Â
Melalui pertunjukan wayang, pesan-pesan budaya dan nilai-nilai lokal dapat disampaikan kepada masyarakat dengan cara yang menarik dan mendalam. Wayang juga memiliki kemampuan untuk mengakomodasi nilai-nilai dari berbagai budaya, sehingga dapat menjadi jembatan komunikasi antar budaya.
Studi kasus tentang wayang sebagai media komunikasi antar budaya telah menunjukkan bahwa wayang memiliki potensi besar sebagai alat komunikasi yang efektif dalam menyebarkan nilai-nilai budaya, sejarah, dan agama.
Terdapat masalah terkait dengan tergerusnya budaya wayang di era modern. Faktor-faktor seperti masalah bahasa daerah, durasi pertunjukan, dan kurangnya pengetahuan tentang jenis-jenis wayang telah menyebabkan wayang mudah ditinggalkan oleh generasi muda.Â
Wayang menghadapi masalah terkait dengan kurangnya minat dari generasi muda. Faktor-faktor seperti kurangnya dukungan dari negara dalam melestarikan wayang, penetrasi budaya massa, dan kondisi pendanaan yang memprihatinkan telah menyebabkan wayang semakin ditinggalkan oleh generasi muda.Â
Terdapat isu terkait dengan peran wayang dalam pertumbuhan kebudayaan nasional, di mana usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan budaya, adab, dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan kebudayaan nasional.
Kajian artikel tentang wayang memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai budaya, moral, dan spiritual yang terkandung dalam cerita pewayangan, serta memperkaya pengetahuan tentang seni pertunjukan tradisional Indonesia.Â
Artikel tentang wayang dapat digunakan sebagai media pendidikan untuk memperkenalkan dan mengajarkan nilai-nilai budaya, sejarah, dan moral kepada generasi muda, serta mempromosikan pemahaman lintas budaya. Kajian artikel tentang wayang memiliki manfaat yang penting dalam memperkaya pengetahuan budaya, melestarikan warisan budaya, dan mempromosikan keberagaman budaya lokal Indonesia.
DEFINISI WAYANG
Wayang merupakan seni pertunjukan tradisional asli Indonesia yang berasal dan berkembang pesat di pulau Jawa dan Bali. Wayang memiliki beragam bentuk, di antaranya wayang kulit, wayang golek, dan wayang orang. Wayang tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memiliki nilai-nilai psikologis, pendidikan, dan dakwah yang penting.Â
Pertunjukan wayang seringkali mengandung nilai-nilai kearifan lokal, sejarah, dan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Wayang berasal dari kata "Ma. Hyang" yang artinya menuju kepada roh spiritual.Â
Seni wayang telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia, dan memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan moral, mengungkapkan permasalahan masyarakat, dan memberikan solusi. Pertunjukan wayang juga seringkali mengandung nilai- nilai kearifan lokal, sejarah, dan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Wayang menggambarkan sebuah kehidupan yang ada di dunia dengan segala permasalahannya. Apabila kita melihat beberapa cerita wayang misalkan mahabarata salah satu cerita yang sudah sangat dikenal. Tokoh yang menjadi jahat dan menjadi baik yang pada intinya merebutkan sebua pemerintahan.Â
Menurut Hazeu, Wayang adalah bayangan, sesuatu yang samar, dan menerawang. Hal ini sesuai dengan cara yang dilakukan ketika pertunjukkan wayang. Pertunjukkan wayang akan terdapat bayangan dari wayang yang dimainkan oleh dalang. Ketika di sorot lampu maka lakon atau tokoh wayang akan nampak lebih besar dibayangan tersebut.Â
Sedangkan menurut Teguh Pranoto Wayang merupakan gambaran dari sifat manusia dengan segala tingkah lakunya, yang digunakan untuk mengajarkan tentang jenis moral dalam lingkungan sosial serta cara bertindak baik dengan sesama manusia atau Tuhan. Hubungan dengan sesama manusia dapat berupa antara rakyat dan penguasa, anak dengan orang tua, dan lain-lain.
NILAI-NILAI SEJARAH WAYANG
 Berdasarkan pendapat para ahli purbakala, ahli sejarah, dan ahli kesusateraan, Hazeu mengatakan bahwa wayang pertama kali muncul pada zaman animisme melayu Polynesia.Â
Para ahli berdebat tentang asal-usul wayang. Ada yang mengatakan bahwa wayang berasal dari India, ada yang mengatakan bahwa wayang adalah seni asli Indonesia yang lahir di Jawa, dan ada juga yang berpendapat bahwa wayang adalah akulturasi dari dua budaya, yaitu Jawa dan Hindu.Â
Menurut Nyoman S. Pendit, definisi wayang Purwa berasal dari kamus besar Bahasa Indonesia: Wayang kulit, yang mengambil cerita dari kitab Mahabharata dan Ramayana. Kitab Mahabharata, yang ditulis oleh Bhagawan Wyasa, dan Ramayana, ditulis oleh penyair lain yang terkenal, Walmiki.Â
Menurut Mahendra Sucipto dalam bukunya "Ensiklopedia Tokoh-tokoh Wayang dan Silsilahnya", seorang peneliti bernama Rassers berpendapat dan teorinya dengan analogi yang mudah difahami bahwa wayang adalah hasil dari pertemuan dua budaya kuno, Hindu-Jawa. Contohnya adalah cerita pewayangan Purwa yang berkembang di Jawa-Bali menggunakan karakter India.Â
Sujarno berpendapat bahwa pertunjukan wayang yang penuh simbol mengandung banyak nilai filosofis. Salah satunya berkaitan dengan nasihat atau ajaran luhur dalam menjalani kehidupan dan cara menyikapinya. Pendidikan juga memiliki nilai-nilai seperti keberanian, kejujuran, dan kesetian. Seorang seniman atau dalang harus melakukan yang terbaik dalam peran mereka karena mereka berfungsi sebagai media untuk mengubah nilai-nilai budaya.Â
Dalam hal seni pertunjukan wayang kulit sebagai media pendidikan, perwatakan tokoh-tokoh, kayon, atau gunungan, serta ceritanya yang utuh, sudah ada di dalamnya. Misalnya, ketika ada peperangan antara dua belah pihak, yaitu pihak ksatria yang mewakili sifat baik dan pihak raksasa yang mewakili sifat buruk, sifat baik atau ksatria akhirnya menang, sehingga hidup manusia menjadi aman dan tentram.
FUNGSI
Komunikasi antar budaya adalah jenis komunikasi yang sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di masyarakat Indonesia yang dikenal sangat heterogen dalam berbagai aspek, seperti keberagaman suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, dan lainnya.Â
Wayang memiliki fungsi komunikasi sosial budaya yang penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia.Wayang digunakan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan moral, sejarah, dan budaya kepada masyarakat.Â
Pertunjukan wayang seringkali mengandung nili-nilai kearifan lokal, sejarah, dan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Wayang juga digunakan sebagai media pendidikan untuk memperkenalkan dan mengajarkan nilai-nilai budaya, sejarah, dan moral kepada generasi muda. Wayang digunakan sebagai media kritik sosial untuk mengungkapkan permasalahan masyarakat dan memberikan solusi.
RELEVANSI
Wayang tidak hanya sekadar nostalgia terhadap masa lampau, tetapi juga memiliki nilai-nilai yang relevan dengan konteks sosial, budaya, dan moral saat ini. Kisah-kisah dalam pertunjukan wayang mengandung nilai moral, etika, dan kepemimpinan yang relevan dengan konteks masa kini. Pesan moral yang disampaikan melalui cerita wayang dapat menjadi pedoman bagi masyarakat dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman.Â
Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam pertunjukan wayang dapat menjadi sarana untuk memahami dan menghargai keberagaman budaya dalam konteks globalisasi saat ini. Nilai yang terkandung dalam cerita wayang dapat menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi generasi muda. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa nilai budaya wayang memiliki relevansi yang kuat dengan nilai masa kini, baik dalam konteks pendidikan, komunikasi antar budaya, pemertahanan budaya, kritik sosial, maupun literasi dan pendidikan anak.
KESIMPULAN
Pertunjukan wayang bukan hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai media komunikasi simbolik yang menghubungkan nilai budaya Jawa dan ajaran Islam, serta memuat nilai-nilai positif yang dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat. Pertunjukan wayang juga dapat menjadi jembatan komunikasi antar budaya, karena menggabungkan berbagai unsur budaya Jawa dan Islam, serta memfasilitasi pemahaman dan apresiasi terhadap keberagaman budaya.Â
Dalam konteks pembelajaran, nilai komunikasi antar budaya dalam pertunjukan wayang dapat dijadikan pelajaran yang berharga dalam memahami dan menghargai keberagaman budaya, memperkuat nilai- nilai moral dan etika, serta memperkaya pemahaman tentang ajaran agama. Sumber- sumber yang membahas tentang wayang sebagai media komunikasi antar budaya dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam pertunjukan wayang dapat menjadi referensi yang berguna dalam mempelajari dan mengapresiasi nilai-nilai tersebut.
LINK REFERENSI:
 https://seide.id/wayang-sejarah-dan-pititur-luhur-di-dalamnya/
 http://repository.ub.ac.id/id/eprint/164581/1/Rizky%20Fahmi%20Wildani.pdf
 https://lpmkeadilan.org/2018/07/29/tergerusnya-budaya-wayang-di-era-modern/
 https://ugm.ac.id/id/berita/7928-wayang-ditinggal-generasi-muda/
 https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/viewFile/7430/pdf
 https://www.laduni.id/post/read/517551/sejarah-perkembangan-wayang-dan- perubahan-fungsi-wayang-dalam-masyarakat
 https://jendela.kemdikbud.go.id/v2/kebudayaan/detail/wayang-aset-budaya- nasional-sebagai-refleksi-kehidupan-dengan-kandungan-nilai-nilai-falsafah-timur
 https://www.perplexity.ai/search/38dbba8e-5969-45c7-8085-d9f6573a41b8?s=u
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H