3. Sistem Klasifikasi Aset
Dalam akuntansi syariah, aset diklasifikasikan menjadi properti dalam bentuk uang (tunai) dan properti dalam bentuk barang (saham), serta kemudian diklasifikasikan kembali sebagai properti atau barang perdagangan. Sementara itu, dalam akuntansi konvensional, aset diklasifikasikan sebagai modal tetap (aset tetap) dan modal lancar (aset lancar).
4. Penghitungan Laba
Dalam akuntansi syariah, laba dihitung bila adanya perkembangan dan pertambahan nilai barang tanpa melihat barang tersebut telah terjual atau belum. Sementara itu, dalam akuntansi konvensional, laba akan muncul bila terjadi kegiatan jual beli.
5. Transparansi dan Tanggung Jawab Sosial
Akuntansi syariah juga mengharuskan transparansi, tanggung jawab sosial, dan ketaatan kepada Allah dalam setiap aktivitas keuangan, menjadikan laporan keuangan sebagai alat untuk memastikan bahwa aktivitas ekonomi sejalan dengan nilai-nilai Islam. Sementara itu, akuntansi konvensional tidak memiliki kewajiban untuk memenuhi kewajiban sosial dan ketaatan kepada Allah.
6. Penggunaan Instrumen Keuangan
Akuntansi syariah mengharuskan penggunaan instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah, seperti mudharabah dan musharakah. Sementara itu, akuntansi konvensional tidak memiliki kewajiban untuk menggunakan instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H