Mohon tunggu...
Putra Budiman
Putra Budiman Mohon Tunggu... Programmer - Jalani saja , terus melangkah, lihat dia didepan mata.

Aku suka teknologi , menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sintetis

7 Mei 2018   10:31 Diperbarui: 7 Mei 2018   10:47 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hijau kini tak disini tapi disana

Dalam lipatan kertas putih itu 

bukan lagi engkau yang berwarna hijau

Kini kau hanyalah sintetis, 

senyawa yang terbentuk dari unsur mematikan

Sintetis, kini aku membuatnya sendiri, 

dan lagi itu bukan engkau wahai hijau

Engkau si hanya bisa diciptakan oleh Tuhanku Yang Maha Menenangkan

Aku rindu satu tahun lima bulan tak lagi menjumpaimu dalam lipatan kertasku

Kini aku harus rela mati bila mencoba melestarikanmu, 

atau hanya sekedar menyimpanya dalam dompetku

Aku takut tertembak, 

setahuku engkau hanyalah tumbuhan tak berdosa, hijau berjuta manfaat

Setahuku kau itu teman setiaku diwaktu hari ketika sore menjelang malam

"Pukul empat lebih dua puluh...."

Dan kini kau hanyalah sintetis, 

sintetis yang bisa aku buat sendiri, 

walaupun itu lambat laun akan membunuhku,

Tapi itu hanyalah sebuah cara

"Cara untuk melepas kerinduanku padamu...

Walaupun ku harus mati"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun