Strategi ini kian kental, mengingat dalam aksi unjuk kinerja di debat televisi, Djarot sempat menjual perubahan Ahok ini kepada publik. “Sekarang (Ahok) lebih lunak, lebih santun bicaranya, runut. Semuanya adalah proses belajar,” katanya (4). Bukankah ini artinya Djarot sedang melakukan “serangan hati” untuk mendongkrak tingkat kesukaan publik terhadap Ahok?
Sebaliknya, citra negatif ini tidak disandang AHY-Sylvi. Citra pintar dan berwawasan luas AHY (84%) sudah kejar-mengejar dengan Anies (85%) dan Ahok (87%). Untuk citra tegas dan berwibawa, AHY (84%) sudah sejajar Ahok, dan berada di atas Anies (70%).
Sekarang, citra yang perlu dikejar oleh AHY adalah perhatian pada rakyat, dan hal ini jelas tidak bisa terkomunikasikan dengan baik melalui debat di televisi. (*)
sumber :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H