Model dan jenis kegiatan yang ditwarkan dalam pastoral sekolah pada prinsipnya mengikuti visi-misi Keuskupan Atambua, dengan pendasaran utama adalah Kristus sebagai Guru Ilahi. Ada sejumlah kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam pastoral sekolah, yakni pelajaran agama,katekese, kegiatan liturgi (misa, ibadat), pendalaman iman, rekoleksi, retret, ziarah, kunjungan kasih ke panti asuhan, aksi puasa, bakti social, rekreasi bersama, dialog kerukunan siswa yang berbeda agama, dan lain-lain. Seluruh kegiatan tersebut dirangkum dalam enam pola dasar kegiatan Gereja Perdana, yakni leiturgia (liturgi/ibadat), kerygma (pewartaan, pengajaran), catechesis (katekese/pengembangan iman), poimenik (penggembalaan), koinonia (persekutuan, paguyuban) dan diakonia (pelayanan, pengabdian).
Selain itu juga kegiatan lain mencakup, pengembangan, peningkatan dan pembinaan hidup beriman. Kalimat ini merupakan tujuan dari pastoral sekolah. Seluruh kegiatan sebagaimana disebutkan tadi bertujuan untuk mengembangkan, meningkatkan dan membina kehidupan beriman.
Mengapa perlu mengembangkan, meningkatkan dan membina kehidupan beriman? Alasannya: satu, iman yang sudah tumbuh dalam setiap pribadi pertama-tama merupakan karya Allah, namun perlu dirawat dalam kerja sama dengan manusia (orang tua, guru, kateketis, dll). yang kedua adalah; iman yang sudah tumbuh itu dirawat, dipelihara dan dipupuk terus agar menjadi dewasa.Pastoral sekolah bertujuan untuk mendewasakan iman para murid sekolah agar mereka menghayati imannya itu dalam kehidupan yang baik di tengah masyarakat.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah bagi umat katolik.Yang dimaksudkan dengan umat katolik dalam pastoral sekolah adalah semua orang katolik yang ada dalam lingkungan sekolah, baik yang sedang mengenyam pendidikan di sekolah maupun yang sedang bekerja di dalamnya. Mereka itu dapat dikategorikan menurut kelompok usia: Anak-Anak (PAUD, TK, SD), Remaja (SLTP) dan muda-mudi (SLTA, PT), orang dewasa (guru, dosen, pegawai). Pengkategorian ini tidak bermaksudkan untuk meniadakan peranserta orang tua, tetapi sebaliknya memerhatikan mereka pula.para simpatisan dan para katekumen yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi umat katolik juga dimasukkan di dalam kelompok ini.
Kegiatan pastoral perlu dilaksanakan di sekolah baik sekolah katolik maupun sekolah swasta non katolik dan sekolah negeri.
II.Model Pastoral Sekolah SMPK Don Bosco Atambua
Berdasarkan uraian sebelumnya (tugas pertama) tentang beragam persoalan di SMPK Don Bosco Atambua, khususnya soal lunturnya ciri khas kekatholikan maka menurut saya model pastoral yang pas yang ditwarkan adaalah:
2.1 Visi Misi
Sekolah harusnya memiliki visi misi yang jelas. Merancang visi-misi kiranya tidak terlepas-pisahkan dengan dengan semangat iman Katholik. Visi-misi sebagai acuan dan sebagai focus dari semua kegiatan yang diprogramkan untuk dilaksanakan. Contoh konkret visi-misi SMPK Don Bosco yakni Unggul dalam Prestasi, Kreatif dan beriman Katholik. Visi sekolah adalah:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
3. Membiasakan dan mendorong siswa untuk hidup sehat, tertib dan disiplin sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Menumbuhkan dan membina semangat bersaing secara sehat pada seluruh warga sekolah.
5. Mengadakan dan melaksanakan lomba-lomba yang dapat menumbuhkan kreatifitas dan prestasi siswa .
6.Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya.
7. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
8.Mengadakan kegiatan/aktifitas yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan rasa kepedulian sosial.
9. Menerapkan menejemen partisipatif.
2.2 Penyusunan Program Pastoral Sekolah
Sekolah harus memiliki pogram dan jenis kagiatan tahunan yang relevan, terukur, bisa dilaksanakan, dan sesuai dengan visi-misi sekolah. Model pastoral yang harus disesuaikan dengan semangat dan nilai-nilai iman kristiani. Sebagai contoh, perlu dibuatkan pembinaan rohani, atau rekolahksi secara rutin. Adanya katekse iman, adanya doa wajib bagi anak-anak maupun pengajar, misalnya doa angelus seperti yang sudah dijalankan selama ini.