I. Pendahuluan
1.1 Pengertian Pastoral Sekolah
Sebelum membahas tentang model pastorl yang dapat diterapkan di sekolah, terlebih dahulu kita perlu memahami artinya dari Pastoral Sekolah. Pastoral sekolah, terdiri dari dua kata, yakni pastoral dan sekolah. Kata "pastoral" berasal dari bahasa Latin "pastor" yang berarti gembala.
Dibentuk kata sifat "pastoral" yang berarti kegembalaan.Kata sifat pastoral itu ada karena dikaitkan dengan tugas atau pekerjaan dari pastor (gembala). Jadi, kegiatan kegembalaan yang dilaksanakan oleh para pastor, para gembala, dinamakan sebagai pastoral atau kegembalaan. Istilah pastoral pada dasarnya merupakan tugas imam sebagai gembala yang melayani Umat Allah.
Sedangkan kata sekolah berasal dari kata Yunani, "schola" (bahasa Latin) yang mengandung sejumlah pengertian yakni penyelidikan ilmiah, uraian, risalah, penjelasan, kuliah (1); sekolah, perguruan tempat menerangkan atau mengajar hal-hal secara ilmiah (2); ajaran, mazhab, haluan, aliran (3). Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebut tiga defenisi sekolah, yakni sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran menurut tingkatannya (1); sekolah adalah waktu atau pertemuan ketika murid diberi pelajaran (2), dan sekolah adalah usaha menuntut kepandaian (ilmu pengetahuan).
Berdasarkan pengertian di atas maka; Pastoral Sekolah adalah kegembalaan yang dilaksanakan oleh para pastor bagi para murid yang berusaha untuk menuntut kepandaian (ilmu pengetahuan), pelajaran dan pengajaran, (dikatat pastoral sekolah).
Defenisi Pastoral sekolah hasil peetemuan di Milano tahun 1981 oleh Tim KWI adalah; Segala kegiatan yang ditujukan untuk pengembangan, peningkatan dan pembinaan hidup beriman umat Katholik di sekolah.
1.2 Pentingnya Pastoral Sekolah
Pastoral sekolah menjadi bagian terpenting dalam pewartaan injjil. Yesus datang memberitakan kerajaan Allah kepada semua orang. Dalam perjalana karya dan pewartaanNya;
Pertama; Yesus diakui oleh para pendengarNya dan para pengikutNya sebagai Guru yang mengajar dengan penuh kuasa dan kebijaksanaan. Sebagai Guru, Yesus pun memiliki sejumlah murid, karena Dia memilih dari antara mereka duabelas orang yang menjadi murid yang khusus atau rasul-rasulNya. "Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu, sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu."
Kedua; Gereja menggelar karya misinya melalui berbagai sektor, terutama sektor pendidikan formal, yakni sekolah.Melalui sekolah, Gereja dapat menyiarkan Injil Tuhan kepada semua manusia yang berasal dari segala suku, bangsa dan bahasa.Alhasil, ada yang tertarik untuk menjadi pengikut Kristus dan memberi dirinya untuk dibaptis.Yang sudah beriman justru semakin dewasa imannya dan berkualitas dalam penghayatan dan perwujudan imannya.
1.3 Model Kegiatan Pastoral Sekolah
Model dan jenis kegiatan yang ditwarkan dalam pastoral sekolah pada prinsipnya mengikuti visi-misi Keuskupan Atambua, dengan pendasaran utama adalah Kristus sebagai Guru Ilahi. Ada sejumlah kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam pastoral sekolah, yakni pelajaran agama,katekese, kegiatan liturgi (misa, ibadat), pendalaman iman, rekoleksi, retret, ziarah, kunjungan kasih ke panti asuhan, aksi puasa, bakti social, rekreasi bersama, dialog kerukunan siswa yang berbeda agama, dan lain-lain. Seluruh kegiatan tersebut dirangkum dalam enam pola dasar kegiatan Gereja Perdana, yakni leiturgia (liturgi/ibadat), kerygma (pewartaan, pengajaran), catechesis (katekese/pengembangan iman), poimenik (penggembalaan), koinonia (persekutuan, paguyuban) dan diakonia (pelayanan, pengabdian).
Selain itu juga kegiatan lain mencakup, pengembangan, peningkatan dan pembinaan hidup beriman. Kalimat ini merupakan tujuan dari pastoral sekolah. Seluruh kegiatan sebagaimana disebutkan tadi bertujuan untuk mengembangkan, meningkatkan dan membina kehidupan beriman.
Mengapa perlu mengembangkan, meningkatkan dan membina kehidupan beriman? Alasannya: satu, iman yang sudah tumbuh dalam setiap pribadi pertama-tama merupakan karya Allah, namun perlu dirawat dalam kerja sama dengan manusia (orang tua, guru, kateketis, dll). yang kedua adalah; iman yang sudah tumbuh itu dirawat, dipelihara dan dipupuk terus agar menjadi dewasa.Pastoral sekolah bertujuan untuk mendewasakan iman para murid sekolah agar mereka menghayati imannya itu dalam kehidupan yang baik di tengah masyarakat.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah bagi umat katolik.Yang dimaksudkan dengan umat katolik dalam pastoral sekolah adalah semua orang katolik yang ada dalam lingkungan sekolah, baik yang sedang mengenyam pendidikan di sekolah maupun yang sedang bekerja di dalamnya. Mereka itu dapat dikategorikan menurut kelompok usia: Anak-Anak (PAUD, TK, SD), Remaja (SLTP) dan muda-mudi (SLTA, PT), orang dewasa (guru, dosen, pegawai). Pengkategorian ini tidak bermaksudkan untuk meniadakan peranserta orang tua, tetapi sebaliknya memerhatikan mereka pula.para simpatisan dan para katekumen yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi umat katolik juga dimasukkan di dalam kelompok ini.
Kegiatan pastoral perlu dilaksanakan di sekolah baik sekolah katolik maupun sekolah swasta non katolik dan sekolah negeri.
II.Model Pastoral Sekolah SMPK Don Bosco Atambua
Berdasarkan uraian sebelumnya (tugas pertama) tentang beragam persoalan di SMPK Don Bosco Atambua, khususnya soal lunturnya ciri khas kekatholikan maka menurut saya model pastoral yang pas yang ditwarkan adaalah:
2.1 Visi Misi
Sekolah harusnya memiliki visi misi yang jelas. Merancang visi-misi kiranya tidak terlepas-pisahkan dengan dengan semangat iman Katholik. Visi-misi sebagai acuan dan sebagai focus dari semua kegiatan yang diprogramkan untuk dilaksanakan. Contoh konkret visi-misi SMPK Don Bosco yakni Unggul dalam Prestasi, Kreatif dan beriman Katholik. Visi sekolah adalah:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
3. Membiasakan dan mendorong siswa untuk hidup sehat, tertib dan disiplin sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Menumbuhkan dan membina semangat bersaing secara sehat pada seluruh warga sekolah.
5. Mengadakan dan melaksanakan lomba-lomba yang dapat menumbuhkan kreatifitas dan prestasi siswa .
6.Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya.
7. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
8.Mengadakan kegiatan/aktifitas yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan rasa kepedulian sosial.
9. Menerapkan menejemen partisipatif.
2.2 Penyusunan Program Pastoral Sekolah
Sekolah harus memiliki pogram dan jenis kagiatan tahunan yang relevan, terukur, bisa dilaksanakan, dan sesuai dengan visi-misi sekolah. Model pastoral yang harus disesuaikan dengan semangat dan nilai-nilai iman kristiani. Sebagai contoh, perlu dibuatkan pembinaan rohani, atau rekolahksi secara rutin. Adanya katekse iman, adanya doa wajib bagi anak-anak maupun pengajar, misalnya doa angelus seperti yang sudah dijalankan selama ini.
Berdasarkan pengamatan saya, hal positif yang sudah di jalankan di SMPK Don Bosco selama ini yakni; doa bersama sebelum masuk kelas, doa bersama sebelum dan sesudah perlajaran, rekoleksi rutin, tanggur koor misa, menjadi pelayan altar, misa bersama pada perayaan ulang tahun sekolah, class meeting, dengan beragam kegiatan perlombaan seperti lomba baca kitab suci, paduan suara, kuis kitab suci dan kgiatan rohani lainnya.
2.2.1 Jenis Kegiatan Pastoral Sekolah Berbasis Iman Kristiani
1. Misa hari ulang tahun sekolah.
2. Perlombaan menjelang pesa pelindung sekolah seperti kuis kitab suci, lomba baca kitab suci, paduan sura, vokal solo.
3. Katekse rutin pada masa prapaskah dan adven.
4. Rekoleksi dan pengakuan dosa pada masa adven dan masa prapaskah.
5. Perayaan ekaristi jumat pertama setiap bulan.
6. Doa bersama sebelum dan sesudah pelajaran.
7. Doa Angelus pada jam 12 wajib untuk semua kelas, (terpimpin) dengan microfon yang tersedia.
8. Ret-ret atau pembinaan rohani untuk para pendidik dan pengajar.
9. Tanggung koor misa, dan pelayan altar sesuai dengan jadwal paroki.
10. Mengikuti perayaan ekaristi setiap Minggu yang dibuktikan dengan buku mingguan
11. Perayaan Ekaristi pembukaan dan penutupan tahun ajaran baru.
12. Doa rosario selama bulan Maria dan bulan Rosario.
13. Mengikuti ibadat jalan salib selama masa prapaskah.
2.2.2 Pendampingan dan Pembinaan Rutin Bagi Para Guru/ Pegawai
Berdasarkan penelitian lapangan, saya menemukan bahwa masalah yang paling menonjol dalam Pastoral Sekolah, tidak terlepas dari tripusat pendidikan yakni, orang tua, siswa dan guru. Tripusat pendidikan terkesan tidak saling mendukung. Ada kesan saling melemparkan tanggung jawab dan saling mengharapkan. Misalnya, sebagaian orang tua tidak menjalankan tanggungjawab dengan baik, akibatnya siswa dibiarkan atau diterlantarkan.
Masa pandemi yang mengharuskan anak belajar dari rumah, atau belajar online, sudah pasti peran orang tua sangat sentral dalam mengarahkan dan mengontrol anak agar bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Ketika wawancara dengan Bapak Lusi Fatin, wakil kepala sekolah SMPK Don Bosco, beliau memaparkan kendala mendasar pada masa pandemi ini. Banyak anak yang tidak mengikuti atau juga terlambat pelajaran daring.
Sebenarnya hal yang harus dikembalikan adalah ciri khas dan kekhasan sekolah Katholik, misalnya disiplin, tertib, menjalankan aturan yaang merata untuk semua. Adanya prestasi yang dibanggakan, unggul dan kreatif. Apa yang sudah diletakan pada jaman dulu, kini perlahan-lahan luntur dan terkesan hilang. Misi dan spiritualitas Yesus yakni datang untuk melayani makin hari makin hilang seiring bejalannya waktu, maka ciri khas dan kekhasan tersebut harus dikembalikan pada posisinya.
Pastoral sekolah merupakan penjabaran tugas-tugas Gereja. Oleh karena ada lima tugas pokok Gereja, yakni persekutuan (koinonia), pewartaan (kerygma), ibadat/liturgi (leiturgia), pelayanan (diakonia) dan kesaksian (martyria), maka pastoral sekolah pun dapat dilaksanakan menurut kelima tugas pokok tersebut. Dalam hal ini sekolah harus menyusun pragram tahunan yang menjawapi kelima langkah dimaksud.
Pastoral Sekolah memiliki sasaran utama yakni agar semua pihak yang belajar dan mengajar di sekolah memperoleh kehidupan yang berlimpah-limpah. Sekolah adalah kecerdasan dan kesejahteraan baik ketika sedang belajar dan mengajar di lingkungan sekolah maupun ketika sudah bekerja di tengah masyarakat.
Sebagai pembanding, program Keuskupan Atambua lima tahuhan difocuskan pada Pastoral Pendidikan. Implementasi dari program keuskupan dimaksud maka setip paroki di walayah Keuskupan Atambua, menyusun prgram focus menjawapi program dan visi-misi Keuskupan Atambua yang mengacu pada pastoral pendidikan. Gerakan dan model program setiap paroki berbeda tetapi pada prinsipnya sama yakni untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, memaksimalkan pelayanan di bidang pendidikan. Misalnya Paroki Katedral menyusun program fucus dengan nama GEMAS, Gerakan Masuk Sekolah. Tim dari paroki "turun langsung" ke sekolah-sekolah baik swasta maupun negeri. Jenis kegiatan yang dilaksanakan adalah pembinaan, dan perayaan ekaristi bersama.
III Penutup
Model Pastoral Sekolah adalah model pastoral yang mengedepankan iman kristiani. Tujuan akhir dari Pastoral sekolah adalah penghayatan dan penanaman nilai-nilai injil dalam kehidupan setiap hari. Semua kegiatan Pastoral sekolah kiranya berpedoman pada kebijakan keuskupan dan juga paroki setempat. Selain itu juga, sekolah diberi mandat untuk merancang model pastoral, kegiatan non frormal demi penghayatan nilai-nilai injil.
Model Pastoral sekolah yang relevan pada masa covid adalah pastoral pendampingin lewat media online. Salah satu tugas Pastoral sekolah adalah mengmberikan pencerahan kepada tripusat pendidikan, sisiwa, guru dan orang tua agar saling mendukung dan bekerja sama untuk mencerdaskan anak-anak bangsa.
Hal yang urgen dalam pastoral sekolah adalah manejemen yang baik. Hal ini penting agar terjalinnya kerja sama antara guru, siswa, orang tua. Khusus untuk SMPK Don Bosco, perlu diperhatikan adalah pembinaan rohani bagi para guru sehingga semangat pelayanan sebagai mana yang ditunjukkan oleh Guru Agung menjadi nampak.
Khusus untuk sekolah swasta, di Keuskupan atambua, kita bermimpi, bila suatu waktu, para kepala sekolah atau yang mengatur sekolah dipimpin oleh kaum rohaniwan, biarawan/biarawati maka kita percaya, semangat injil akan tertanam dengan baik, demikian pula output yang dihasilkan tidak mengecewakan dan terpercaya.
Atambua, 10.02.2021/ Tugas Kuliah Pastoral Sekolah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H