Mohon tunggu...
Chris D.a
Chris D.a Mohon Tunggu... -

Just an ordinary man. Hard-worker, husband, father

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(Cerpen) Uban

30 Juni 2015   11:44 Diperbarui: 30 Juni 2015   11:44 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

            “Sebenarnya ada apa toh Ma?”

            Marina terduduk lesu di tepi tempat tidur. Aku jadi tidak tega melihatnya. Tapi aku lebih tidak tega lagi melihatnya berubah jadi seolah bukan dirinya seperti sekarang. Maka aku pun duduk di sebelahnya. Kulingkarkan tangan kananku ke sekeliling bahunya.

            “Apa ini masih berkaitan dengan uban yang sempat kita bahas sedikit tadi pagi?” ucapku lembut.

            Ia mengangguk.

            “Sudah kukatakan, ubanmu 1 atau 1000, aku tetap mencintaimu.”

            “Masalahnya..,” ia menghela nafas, “aku takut kehilanganmu, Pa..”

            “Hah?” aku benar-benar belum memahami maksudnya. “Aku ndak akan ke mana-mana. Kecuali harus dinas luar. Itu juga aku selalu membiarkanmu nginthil (=mengikuti di belakang).”

            “Jadi sebetulnya Papa keberatan aku nginthil?”

            Loh.. kok jadi salah lagi?

            “Papa malu punya istri sudah ubanan? Mulai gendut pula!”

            Aku melongo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun