PT Bina Media Tenggara yang merupakan gabungan dari empat media (Kompas, Suara Karya, Sinar Harapan, dan Tempo) menjadi perusahaan yang menginisiasi terbitnya The Jakarta Post di tahun 1983.
Â
Terciptanya The Jakarta Post diniati sebagai usaha untuk memberikan informasi faktual mengenai Indonesia kepada masyarakat Indonesia dan asing.
Kehadiran The Jakarta Post tidak hanya membantu warga negara asing untuk mendapatkan informasi mengenai Indonesia, namun juga membantu literasi masyarakat Indonesia.
Sebuah eksperimen terhadap mahasiswa Indonesia tahun pertama yang mengambil studi bahasa Inggris membuktikan bahwa adanya surat kabar The Jakarta Post dapat secara efisien membantu mereka meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Eksperimen ini tertulis dalam jurnal bertajuk The Effect of Using The Jakarta Post Newspaper Articles in Enhancing Vocabulary of English for University Students: An Experimental Research (Rohmatillah, 2018).
The Jakarta Post Digital
Berbeda dengan The Jakarta Post versi cetak, The Jakarta Post Digital dipegang oleh PT Niskala Media Tenggara. Sejak berdiri di tahun 2015 hingga 2018, kisaran pengunjung situs mereka berjumlah 350.000 (Koswaraputra et al., 2019).
Setelah membaca sedikit sejarah mengenai kemunculan The Jakarta Post, lantas bagaimana perkembangannya sebagai media online?
Melihat pergerakan fase jurnalisme online, jelas The Jakarta Post telah dan masih melakukan fase pertama. Hingga saat ini, The Jakarta Post masih mempublikasikan berita harian dalam bentuk surat kabar cetak dan digital.
Keduanya dapat dikonsumsi secara berlangganan, baik secara bulanan maupun tahunan. Perbedaannya, The Jakarta Post berbentuk cetak dapat dibeli per edisi (harian) pada distributor perorangan, sedangkan wujud digitalnya hanya dapat dibeli secara berlangganan bulanan atau tahunan.