Latar Belakang
Semakin mudahnya akses internet membuat orang-orang semakin mudah mengakses informasi. Zaman yang serba cepat ini mengakibatkan banyaknya informasi yang muncul di internet yang mana membawa kita kepada banyak arah. Informasi yang berlalu-lalang dengan cepat ini menimbulkan dampak bagi masyarakat luas. Apalagi adanya pandemi yang mengakibatkan internet menjadi penting bagi banyak orang. Namun, walau penting, internet juga menimbulkan dampak negatif bagi orang-orang. Contohnya adalah adanya kecenderungan multitasking. Â Bekerja dengan melakukan dua atau lebih tugas dalam satu waktu. Mungkin sebagian orang merasa bahwa melakukan hal semacam itu menjadikan pekerjaan lebih cepat selesai. Namun, hal itu menjadikan kita terlihat produktif atau malah sebaliknya?
-
Multitasking : Produktif atau Tidak?
Zaman ini adalah zaman yang serba cepat. Hal ini dikarenakan teknologi yang semakin cepat secara tidak langsung mengubah keseharian kita menjadi serba cepat juga. Terkadang kita merasa harus melakukan sesuatu dengan cepat dan cermat. Dari sini, terlahirlah istilah multitasking. Dengan melakukan banyak tugas dalam satu waktu membuat fokus otak kita terpecah. Sebuah studi yang dilakukan oleh salah satu peneliti dari University of Copenhagen, Denmark menunjukkan bahwa berpindah dari satu layar ke layar yang lain membuat otak menyimpan informasi lebih sedikit. Otak kita tidak dirancang untuk melakukan dua hal atau lebih dalam satu waktu. Menurut David Strayer, ketua peneliti University of Utah, hanya ada dua persen dari total populasi yang dapat melakukan aktivitas multitasking. Sisanya tidak.Â
Komputer dan gawai yang kita gunakan mungkin memang dirancang untuk dapat melakukan banyak hal sekaligus, seperti membuka aplikasi percakapan sambil memutar musik. Wajar karena teknologi diciptakan untuk membantu kita. Hal seperti diatas terjadi dimana-mana. Dilansir dari BBC, menurut Dr. Christine Carter, direktur eksekutif Greater Good Science Center di University of California, Berkeley, ketika kita melakukan dua hal dalam satu waktu, kita merasa sibuk dan produktif. Padahal nyatanya, bagi otak kita, kita hanya maju mundur mengerjakan tugas-tugas tersebut. Jika dilakukan terus-menerus, otak kita menjadi mudah lelah dan mungkin puncaknya kita dapat mengalami stres dan depresi.Â
Multitasking juga dapat menurunkan IQ kita. Dilansir dari hellosehat, dalam penelitian yang dilakukan di University of London, Inggris, para responden yang dites mengalami penurunan IQ yang mirip dengan efek begadang. Melakukan kegiatan seperti multitasking juga dapat membuat kita melewatkan momen-momen yang kita lakukan. Ketika kita fokus dalam satu hal, otak akan menyerap dan menyimpannya ke bagian yang bernama hippocampus, sehingga mudah dipanggil kembali. Sementara ketika kita melakukan banyak hal sekaligus, informasi yang ada tidak dapat diproses dengan cepat. Malahan, otak malah mengirimkan informasi itu ke bagian yang bernama striatum, yang bertugas merencanakan aktivitas gerak dan motivasi. Hal ini menyebabkan otak menyimpan informasi di tempat yang salah. Kesalahan itu dapat menimbulkan gangguan memori jangka pendek bagi otak. Kita akan kehilangan detail dari pekerjaan yang kita lakukan.Â
Â
Flow lawan dari multitasking
Konsep ini dipopulerkan oleh salah seorang psikolog yang bernama Mihaly Csikszentmihalyi. Dasar dari konsep ini dari apa yang dipercaya oleh abraham Maslow bahwa pengalaman puncak dapat dicapai dalam kehidupan sehari-hari.Â
Konsep flow menjelaskan bahwa manusia dapat mencapai pengalaman puncak mereka dalam kehidupan sehari-hari. Caranya adalah dengan memberikan perhatian pada masa kini. Hal ini kita rasakan ketika kita melakukan sesuatu dan merasa bahwa waktu berjalan cepat saat kita melakukannya. Contoh ketika sedang membaca buku, kita merasa bahwa kita baru membaca buku 10 menit padahal sudah satu jam berlalu. Saking fokusnya pada apa yang sedang kita lakukan sehingga membuat kita tidak tahu sudah berapa lama waktu yang kita habiskan. Inilah yang membuat setiap pekerjaan yang dilakukan terasa menyenangkan.
Konsep ini adalah lawan dari apa yang sekarang orang sebut sebagai multitasking. Konsep ini mungkin akan berlawanan dengan apa yang sering kita lihat di dunia sekarang ini. Sebab flow menuntut kita untuk fokus pada satu pekerjaan saja. Memang, dalam kehidupan sehari-hari, seringkali banyak gangguan yang membuat kita melakukan multitasking. Namun, ketika kita dapat fokus pada satu pekerjaan dalam satu waktu, kualitas dari apa yang kita kerjakan akan menjadi lebih baik. Aktivitas ini membutuhkan latihan fokus. Mungkin yang seringkali dilakukan adalah meditasi. Tidak perlu mengambil posisi duduk bersila, meditasi dapat dilakukan saat kita melakukan sesuatu. Esensi dari meditasi adalah belajar untuk fokus. Salah satu yang dapat dipraktekkan adalah dengan menyadari nafas. Jadi, ketika kita membaca buku, kita menyadari nafas kita, hal ini akan membuat kita menjadi hadir di sini dan saat ini atau bahasa kerennya "hic et nunc". Atau, Anda dapat mengambil waktu sebentar untuk menyadari nafas dan fokus dengan saat ini dan di sini.
Â
Kesimpulan
Multitasking tidak membuat kita produktif, malah membuat kita mengorbankan kualitas. Produktif berarti melakukan hal yang penting, bukan melakukan banyak hal. Kesadaran saat ini dan di sini penting untuk melatih fokus kita sehingga kita menjadi lebih mendalam. Banyaknya penelitian di atas menunjukkan bahwa multitasking tidak baik. Terkadang yang membuat orang melakukan aktivitas ini dikarenakan tugas yang menumpuk. Dengan begini, kedisiplinan diri untuk tidak menunda-nunda pekerjaan sangat penting agar tugas yang dilakukan tidak menumpuk. Interupsi dari luar maupun dalam diri juga sering membuat kita tidak fokus. Interupsi dari luar contohnya seperti notifikasi, bau yang tidak enak, suara yang berisik, yang mungkin tidak dapat kita kendalikan. Interupsi dari dalam diri adalah perasaan malas, pikiran yang tidak fokus, yang masih dapat kita kendalikan. Disiplin diri atau niat kita sangat berpengaruh di sini.Â
Cara agar dapat mengerjakan tugas tanpa mengerjakannya secara bersamaan adalah dengan mengerjakannya satu per satu. Yang jelas jangan sampai pekerjaan menumpuk terlalu banyak agar tidak kewalahan saat mengerjakan.
Untuk menambah kefokusan, sebelum mengerjakan sesuatu, luangkan waktu beberapa menit untuk hening dan menyadari diri saat ini dan di sini. Hal ini agar kita dapat menjalani hari dengan sungguh hadir. Keheningan di masa sekarang ini mahal, langka, sehingga waktu hening sangat berharga untuk melatih kesadaran diri agar fokus.Â
Sumber
Internet
Apakah multitasking membuat karyawan menjadi produktif? https://hellosehat.com/mental/stres/multitasking-ternyata-tidak-baik/ diakses pada 17 Maret 2022 pukul 15.45 WIB
Kenapa multitasking ternyata tidak baik? https://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-38530626 diakses pada 17 Maret 2022 pukul 15.45 WIB
Buku
Ben-Shahar, Tal dan Ridgway, Angus. The Joy of Leadership. Jakarta, PT Elex Media Komputindo , 2019.
Dalton, Tanya. The Joy Of Missing Out. Yogyakarta, PT Bentang Pustaka, 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI