"Yakin enak?"
"Ke mananya itu"
"Emang nggak buat perut sakit po?"
Hahaha... begitulah cara masak bareng beraksi sebagai media keakraban komunitas ini. Percakapan singkat itu setidaknya sudah membangun kerjasama dan pewujud menjadi sesama komunitas. Kami dari Pulau Timor hanya meminta mereka percaya kepada kami untuk membuat masakan jagung rebus itu menjadi matang dan mengundang rasa syukur bersama.
Setelah kami mencari bahan-bahan tambahan seperti daun kelor, kacang tanah, buah pepaya muda, dan bunga pepaya segar, akhirnya menu jagung ala Pulau Timor siap direbus. Sekali lagi keberuntungan berpihak pada kami. Daun kelor, buah pepaya muda, dan bunga pepaya sudah ada di halaman samping rumah kontrakan kami. Sehingga hanya kacang tanah yang kami beli di warung terdekat.
Sekali lagi percakapan, cengkerama, dan canda menjadi bingkai masak bareng malam itu. Namun, satu hal yang pantas dievaluasi adalah kegiatan masak bareng itu memakan waktu setikar lima jam. Begitulah dinamika Komunitas Relawan Grigak.
Sebenarnya, masakan jagung rebus ala Pulau Timor itu hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam. Namum, karena jumlah jagung di dalam panci itu tidak sebanding dengan jumlah volume air. Oleh karena itu jagung Pulau Timor itu harus ditambahkan air beberapa kali.
Sekali lagi, perdebatan, cengkerama, dan canda meliputi suasana masak bareng malam itu. Saya tersenyum menyaksikan suasana itu. Seolah canda telah berkamuflase menjadi candu di komunitas ini. Setiap kekeliruan dalam proses masak bareng itu menjadi canda yang menggairahkan. Sungguh komunitas yang berdindingkan canda dan beratapkan tawa. Demikianlah cara impulsif anggota Komunitas Relawan Grigak meruntuhkan ketakutan psikologi dalam berdinamika.
Tepat pukul 23.00. jagung rebus ala Pulau Timor sudah disajikan dengan aromanya yang meliputi teras rumah kontrakan kami itu. Lingkaran adalah formasi makan bareng di komunitas ini. Jagung rebus ala Pulau Timor itu tidak sendiri menampilkan pesonanya. Adapun sambal ikan teri sudah siap menampilkan pesonanya. Sungguh sebuah kolaborasi menu classic Pulau Timor yang merona.
Doa makan universal mengawali makan bareng tengah malam itu. Setiap anggota Relawan Grigak berpacu dengan kerasnya jagung rebus, pahitnya daun kelor, buah pepaya, bunga pepaya, renyahnya kacang tanah, dan pedasnya sambal ikan teri. Ada aneka komentar bernuansa canda dan heran.
"Ternyata enak juga ya."