Mohon tunggu...
Muhammad Nizhamuddin
Muhammad Nizhamuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IIUI Islamabad

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Din-i-lahi, Pemikiran Sinkretis Sultan Jalaludin Akbar di Era Mughal

31 Agustus 2023   04:43 Diperbarui: 31 Agustus 2023   05:38 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi jalaludin akbar dalam memangkas skat-skat antara islam dan hindu mulai membuahkan hasil. Ia banyak dipuja rakyat hindu akan kebijakannya yang banyak menghapus penindasan terhadap warga luar islam. Dan dari kebijakannya inilah, akan lahir sebuah gagasan yang sangat kontroversial, yang sangat mengandung unsur toleransi yang keblablasan. Sebuah pemikiran senkritisme atas nama toleransi, untuk melanggengkan kekuasaannya di tengah keberagaman.


Din-i-lahi. Konsep sinkretsime ala Jalaludin Akbar.

Pada era kekuasaan Sultan Akbar, mayoritas masyarakatnya merupakan penganut agama hindu. Yang diikutu setelahnya penganut muslim yang sebagian beraliran Sunni, dan sebagian lainnya beraliran Syi'ah. Sebagian kecil merupakan penganut Katholik,Zoroaster,Jainism,Sikh dll. Melihat diversitas theology yang ada, Sultan Akbar menawarkan konsep kontroversial yang selalu dibicarakan oleh para sejarawan di abad 15. Ya, Din-i-lahi. Atau define religion. Konsep ini menawarkan penyatuan seluruh ajaran diatas menjadi satu ajaran baru yang disebut Din-I-lahi. Konsep ini merupakan sebuah produk politik Sulh-e-kull. Yang dengannya, mempermudah perluasan wilayah Akbar hingga Kabul di Afghanistan.

Pada awalnya, Sultan Akbar sangat dekat dengan para Molwi/Ulama kerajaan. Kebijakan-kebijakan yang ia keluarkan sesuai dengan tuntunan para ulama yang mengikuti paten Syariat Islam.ia juga sangat memuliakan aliran Sufi,dan beberapa kali menghadiri majlis-majlis mereka. Pada saat itu, pengaruh ulama dalam kebijakannya cukup kuat,maka pada saat itu, ia belum concern dalam memperjuangkan pemberantasan skat antar umat beragama melalui kebijakan Sulh-e-kull nya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, ia mulai kurang puas akan jalannya. Maka mulailah ia menjauhi para ulama.tidak ada ulama yang dekat dengannya sebelumnya, kecuali mereka yang mau mengikuti pemikiran Akbar.

Akbar membaur kepada beberapa adat hindu,beberapa waktu ia juga senang menghadiri acara hari raya mereka. Ia juga menikahi putri pembesar tokoh hindu waktu itu. Dari pernikahannya lahirlah sultan selim yang dikenal sebagai Jahangir.ia kembali menikahi putri Rajput. Serta ia menikahkan putranya dengan putri tokoh hindu tersohor. Maka dengan itu mulailah hubungan yang erat antara umat muslim dengan umat hindu.

Sultan Akbar mulai didekati banyak tokoh Agamawan dan pemimpin kerajaan Hindu, ia juga menganggap mereka sebagai satu kesatuan dengannya. Mereka berperang bersama Akbar. Dan melawan para pemberontak walau satu agama dengan mereka.

Maka,kedekatannya dengan hindu menginspirasi nya untuk mencetuskan sebuah konsep Din-i-lahinya.pada tahun 1475, ia mendirikan sebuah tempat bernama ibadat khanah.ia menyeru kepada beberapa fuqoha untuk melakukan diskusi ilmiah terkait masalah keagamaan disetiap kamis malam. Seiring berjalannya waktu, dia kecewa lantaran perdebatan antar internal umat muslim hanya berupa perdebatan kusir dengan tujuan saling mengklaim kebenaran.padahal, ia bertujuan untuk menyatukan fikiran muslim pada saat itu. Iapun mulai mengundang tokoh syi'ah untuk lebih mewarnai diskusi ilmiah, namun hasilnya tetap sama dimana penyatuan pemikiran merupakan sesuatu yang mustahil. Maka ia berinovasi, dengan mengundang para tokoh agama lain untuk datang ke tempat tersebut, untuk diadakannya diskusi ilmiah, dan yang ada malah saling membela ajaran masing masing. Puncak kemurkaan sultan Akbar ketika salah satu ulama istana, Syeikh Abdul nabi memberi hukuman mati kepada salah seorang pencuri hindu, yang dimana ia juga menistakan Rasulullah SAW. Akbar berpendapat bahwa seharusnya tidak ada satu agama manapun yang berhak untuk memonopoli kebenaran atas namanya. Ia juga melihat vonis yang dijatuhkan terhadap pemuda hindu tersebut terlalu berat.

Otoritas Sultan Akbar selama ini memang tak cukup kuat dalam masalah keagamaan. Ia pun berkonsultasi kepada salah satu ulama istana bernama syeikh Mubarak yang berpemikiran liberal.Syeikh Mubarak mengusulkan, ketika para anggota lembaga mufti keagamaan berselisih dalam memutuskan sebuah fatwa, pemerintah berhak mengeluarkan keputusannya sendiri sebagai jalan tengah. Dan tak ada keharusan relevansi akan aturan Al-Quran. Keputusannya sesuai dengan maslahat pemerintahan.

Dengan keterbukaan Ibadat Khaanah terhadap non-muslim, membuat sebagian muslim geram. Terjadilah pemberontakan di jaunpur yang bisa ditangani dengan mudah oleh Akbar. Beberapa saat setelah penumpasan, ia mendeklarasikan konsep Din-i-lahi nya secara resmi dan memperkenalkannya kepada masyarakat.

Tujuan dari dideklarasikannya Din-i-lahi ini adalah agar terjaganya stabilitas politik, dimana dengan penyatuan agama agama yang ada di india dan sekitarnya, dapat meminimalisir konflik antar umat beragama yang disebabkan oleh  fanatisme dari setiap kubu. Sangat disayangkan, demi terjaganya stabilitas politik di negaranya, ia rela akan ternodanya ajaran-ajaran islam di tanah india.mungkin sebagian orang menganggap deklarasi akbar sebagai upayanya akan tegaknya toleransi akan umat beragama. Namun, pandangan dia akan tidak selayaknya satu agama manapun memonopoli kebenaran dengan klaim sepihak atas namanya, jelas merupakan buntut dari sebuah pandangan Sinkretisme.pembenaran semua agama merupakan penodaan terhadap Tauhid. Sejatinya agama islam tidak pernah menyalahi kebebasan beragama, justru risalah toleransi merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk menghargai eksistensi agama lain secara sosiologis, bukan theologis. Karena sebuah toleransi dalam ranah theologis telah menjelma menjadi sikap sinkretisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun