Mohon tunggu...
Zainab El Khadijah
Zainab El Khadijah Mohon Tunggu... Guru - Ghuroba

Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sedihnya Saat Kehilangan Hewan Kesayangan

13 November 2021   07:57 Diperbarui: 13 November 2021   08:36 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sarkoji, titik awal memelihara kucing di rumah. Dia seperti keluarga sendiri. Setiap  mau berangkat bepergian, dia mengantar sampai pagar rumah. Saat datang, dia menyambut. Langsung naik ke tubuh seperti anak minta gendong. Langsung mencium muka. Jika ibu pergi ke rumah saudara yang dekat dengan rumah, dia selalu ikut. Kadang ikut menginap juga. Ibuku juga mulai menyayangi kucing ini. Sama sepertiku. 

Hubungan emosional mulai tercipta. Sarkoji kucing yang dimanja. Makanannya dijaga, tempat tidurnya di kasur, juga kebersihannya diperhatikan. Bercanda bersama, Sarkoji kucing yang lincah. Ibuku pernah mengajaknya bermain. 

Kebersamaan tidak ada yang abadi, kucing kesayangan ini, jatuh sakit. Lemas. Mungkin dehidrasi. Tetapi aku sangat minim pengetahuan. Aku hanya memaksanya makan daging ikan namun seleranya sudah tidak ada. Tiga hari kemudian kucing itu mati. Duh, tangisku pecah. Benar-benar terpukul dengan kepergiannya. Beberapa hari aku masih meratap. Jika ingat kenangan, kembali menangisi. Sampai kebawa mimpi. 

Mencoba rela melepaskan. Akhirnya bisa bangkit dari kesedihan. Meski sampai kapanpun dia tak tergantikan. Dia benar-benar hadir sebagai pelipur lara. Saat aku sedih, lelah, dengan menggendongnya, hilang seketika itu penatnya pikiran. 

Bertahun-tahun aku mencoba mencari penggantinya. Namun, tak jua aku temui. Sulit mendapatkan. Bagiku, bukan fisiknya. Tetapi karena ikatan emosional yang erat. 

Sekitar 15 tahun kemudian, mencoba merawat bayi kucing lagi dari kucing pendatang. Beranak 3 kucing dengan tubuh gemuk-gemuk. Sangat menggemaskan. Aku minta saran nama ke teman yang juga penyuka kucing. Nama mereka Dila, Safira dan Farel. Kucing-kucing imut. Setiap hari tak pernah terlewat untuk menggendongnya. Jika bepergian, kerinduan muncul. 

Kucing-kucing itu dirawat dengan hati-hati. Teknologi telah canggih, ketika kucing sakit segera mencari tahu di google. Pernah ketiga kucing menderita sakit dehidrasi seperti kasus sebelumnya. Ditemukan cara tradisonal, diberikan oralit, campuran gula dan garam. Alat seadanya, sedotan kecil air minum gelas. Rutin diberikan minum itu. Awalnya tidak mau menyusu, malamnya langsung nafsu makannya kembali pulih. Berangsur mereka bertiga pulih. Cara ini jadi andalan saat sakit lemas (dehidrasi). Alhamdulillah manjur. 

Tiga kucing ini mungkin karena kembar. Satu sakit, semuanya sakit. Mereka tidak pernah berpisah. Pernah juga kena sakit mata parah. Lumayan lama. Aku mencari obat mata di shopee. Lupa nama obatnya. Manjur juga. Pernah juga sakit muntah-muntah dan demam. Dikasih obat parutan kunyit dan gula. Alhamdulillah manjur juga. 

Tetapi kisah perpisahan, kembali lagi. Safira, mati tertabrak. Farel, mati keracunan. Dila menghilang tanpa jejak. 

Safira, betina berbulu hitam ada putihnya sedikit di bagian perutnya. Jadi ketika gelap. Sulit dibedakan antara dia dan kegelapan malam. Dia suka menyendiri di pinggir jalan tempat motor berlalu lalang. Mungkin ada pengendara yang tidak melihat kucing itu dan tak sengaja menabraknya. Tangis histeris adikku meledak. Selama aku pergi ke luar kota, adikku yang merawat. Wajar jika dia paling terluka. 

Farel, kucing jantan cool, dia suka menangkap tikus. Tetangga sedang meracuni tikus, tikus itu dimakan sama si Farel, tanpa sepengetahuan. Dia menghilang selama sehari semalam. Datang-datang dia sudah dalam keadaan lemas sambil menderu seakan menahan sakit. Mulutnya mengeluarkan darah. Beberapa lama dia kejang-kejang lalu mati. Sedih. Memang tak sesering saat Safira mati. Jelas di depan mata dia sait. Sayangnya untuk obat keracunan belum menemukan. Juga telat memberi obat. Kami ikhlaskan kepergiannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun