Matahari telah turun di atas langit sebelah barat, pertanda sore sudah mulai menyapa, roda mobil kami sudah berputar jauh lebih cepat.Â
Angin sore mulai mengusap keringat yang mengalir bebas di sekujur tubuh seiring laju mobil yang semakin cepat. Belum jauh berjalan, kulihat tulisan besar "Gerbang Tol Amplas" menyambut kedatangan kami.
"kita akan lewat tol?" Tanya ku penasaran kepada ucok
"Iya, semenjak tol ini diresmikan, rute perjalanan dari arah Toba menuju ke Medan sudah berubah. Dulu sebelum ada jalan tol ini, rutenya dari Toba-Parapat-Siantar-Tebing tinggi-medan, perjalanan itu memakan waktu 7 sampai 8 jam. Namun sekarang dari perbatasan Siantar-Tebing tinggi sudah langsung ke Medan tanpa harus melewati kota Tebing tinggi dan kota kecil lainnya, hal ini memangkas waktu hampir 2 jam. Tapi......"
"Tapi apa?" tanyaku dengan penasaran
"Memang jalan tol ini membuat waktu perjalanan lebih efisien, namun dibalik itu semua, ada banyak suara tangis yang coba pura-pura tidak kita dengarkan."
Rasa penasaran memaksaku terdiam dan terus focus mendengarkan penjelasan ucok.
Sembari merogoh tas berisi cemilan yang tadi kami beli, dia melanjutkan ceritanya. "ketika menggunakan rute perjalanan sebelum jalan tol ini ada, biasanya mobil seperti yang kita tumpangi ini memiliki dua tempat pemberhentian untuk makan dan sekedar istirahat. Pemberhentian pertama itu di Siantar dan kedua di Tebing Tinggi, tepatnya di pasar Bengkel.Â
Siantar menjadi tempat pemberhentian yang masih ramai hingga sekarang, sedangkan pasar bengkel yang menjadi gudangnya oleh-oleh yang dikelola UMKM sudah mulai mati digilas mulusnya jalan tol. Memang jalan tol ini berdampak baik bagi banyak orang, tapi aku hanya tidak setuju jika efisiensi waktu dibenarkan untuk membunuh banyak harapan orang-orang kecil."
"Memang benar, seluruh hidup ini ditopang oleh pembunuhan." Ucapku menutup percakapan cukup serius itu.
Perjalanan terus berlanjut, lagu-lagu batak mengiringi kantuk yang mulai menghanyutkanku dan beberapa penumpang lainnya. 2 jam kemudian kami sampai di pemberhentian pertama dan terakhir menuju Toba. Setelah makan dan istirahat beberapa waktu, kami melanjutkan perjalanan. Udara semakin dingin, kantuk pun kembali mengajak tidur.