"Papa lagi tidur kan? Nggak usah deh, kasian kan dia tiap hari udah jadi supir, masa lagi day off gini pun mesti jadi supir gue. Ntar gue naik taksi aja. Lagian gue udah bilang ke dia kok tadi pagi kalo gue mau balik siang ini."
Diffin tertawa kecil. "Apes banget Papa dikatain supir."
   "Kan bener, cuma aja dia nyupir pesawat haha.."
   "Eh, naik Grabcar aja mau nggak lo bang? Gue order sekarang buat lo ya." tawarnya.
   Dia pun bangkit dan keluar dari kamar gue setelah gue mengangguk setuju.
   Di perjalananku menuju bandara, setelah beberapa kilometer aku meninggalkan rumah, I miss them already, these three days fly so fast. But, after five fucking years being 'lost', I found my self in these three days.Â
   "Mas, mau dengar radio?" tanya driver Grab saat itu.
Kulihat ke luar jendela, dan jalanan agak macet siang itu.
"Boleh deh pak." Jawabku sambil tersenyum melihatnya melalui kaca spion di dalam mobil.
Aku kembali merenung, kapan aku punya waktu untuk kembali lagi ke sini?
   "Hati-hati ya bang" ucap Diffin tadi, sebelum aku berangkat.