Internalisasi budaya maritim lewat pendidikan juga mesti disokong infrastruktur yang memadai semenjak PAUD hingga perguruan tinggi. Pada level PAUD, mesti disediakan kolam renang dan instrukturnya. Pada level pendidikan dasar dan menengah juga ada kolam renang dan peralatan menyelam.Â
Saat mereka lulus pada level pendidikan dasar dan menengah sudah mahir berenang dan menyelam. Mata ajaran ini masuk ekstrakulikuler.Â
Selain itu, ada menginternalisasikan kemaritiman dalam mata pelajaran yang relevan seperti ilmu pengetahuan alam yang memasukan bahan kajian tentang flora, fauna, ekosistem lautan, pulau kecil beserta sumber daya di permukaan hingga bawah dasar laut.Â
\Sementara, pada mata ajaran ilmu pengetahuan sosial dan ekonomi memasukan bahan kajian tentang masyarakat pesisir, nelayan dan budaya pesisir.
Selain itu, pada tataran infrastruktur pemerintah juga mesti membangun sekolah-sekolah kemaritiman di tingkat kejuruan, madrasah dan universitas berbasis maritim. Pengembangan ini dibarengi peningkatan kualitas SDM-nyasupaya memadai dan melek terhadap kemajuan teknologi kelautan dan informasi yang kian pesat.
Di level pendidikan tinggi budaya maritim dibangun secara sistemik mulai dari keberadaana mata ajaran pengetahuan kemaritiman sebagai mata kuliah universitas, hingga membangun universitas berbasis maritim multidisiplin.Â
Jika selama era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (2009-2014) telah membangun dua institut baru yaitu Institut Teknologi Sumatera di Lampung, dan Institut Teknologi Kalimantan di Balikpapan berbasis teknologi industri. Â Maka, era pemerintahan berikutnya harus ada universitas kemaritiman.
Sebagai negara yang memiliki potensi maritim yang melimpah dan luas mau tidak mau membutuhkan  perguruan tinggi khusus yang fokus mengembangkan kemaritiman.Â
Prof. B.J Habibie, mantan Presiden RI mengusulkan agar Indonesia mendirikan suatu universitas riset, buat  pascasarjana, S-2 dan  S-3 dalam bidang biologi atau ilmu kemaritiman (University for biology or maritimes science). Di dalamnya akan ada bidang pengelolaan sumber daya kemaritiman, perkapalan, logistik maritim hingga pertahanan maritim.
Jika pemerintah di masa datang akan menitikberatkan pengembangan SDM, maka sudah tepat untuk mengkritalisasi dan memperkuat budaya maritim. Pasalnya, budaya maritim sejatinya diamanatkan UU Kelautan NO 32/2014. Â
Negara kontinental sekaliber China pun memiliki institusi pendidikan tinggi kemaritiman yang dibarengi teknologinya yang maju pesat diantaranya Dailan Maritime University, dan Maritime University Shanghai yang multidisiplin. Simak pula Korea Selatan yang juga memiliki universitas berbasis maritim yaitu Korea Maritime and Ocean University.Â