Mohon tunggu...
Dece Mulyono
Dece Mulyono Mohon Tunggu... Freelancer - pemerhati masalah sosial

menulis untuk kebaikan bersama...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Lingkar Tambang di Morowali

19 Juli 2019   19:04 Diperbarui: 19 Juli 2019   19:54 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Profesi ini juga dapat memberikan hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena perairan laut di wilayah Bahodopi kaya dengan ikan dan udang. Sekali melakukan kegiatan melaut rata-rata nelayan bisa mendapat ikan/udang beberapa puluh kilo. Setelah hasil tangkapan tersebut dijual maka mereka menggunakan uang yang diperoleh untuk membeli beras dan aneka barang kebutuhan hidup lainnya.  

Kegiatan mengambil hasil hutan dilakukan oleh semua warga di desa-desa indigineus di wilayah Bahodopi baik yang bermata pencaharian sebagai petani maupun nelayan. Mereka melakukan kegiatan tersebut di sela-sela kesibukan mengolah lahan pertanian atau menangkap ikan dilaut. 

Beberapa hasil hutan yang dikumpulkan oleh warga antara lain damar, rotan dan sagu. Hasil warga melakukan kegiatan mengambil hasil hutan dapat menambah penghasilan keluarga, lebih-lebih pada saat harga ketiga komoditas tersebut tinggi. 

Pada umumnya, hasil hutan yang diperoleh oleh warga dijual ke warga lain yang berprofesi sebagai pengepul. Para pengepul tersebut kemudian menjual dagangannya ke para pedagang di kota Palu dan Kendari.  

Dari hasil bertani, menangkap ikan dan mengambil hasil hutan warga asli dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka tidak pernah mengalami kekurangan pangan karena hasil pertanian dan hasil tangkapan ikan berlimpah dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Penghasilan yang diperoleh semakin meningkat ketika mereka pergi ke hutan untuk mengambil damar, rotan dan sagu yang harganya di pasaran relatif tinggi.  

Warga Pendatang di Desa Lingkar Tambang

Warga pendatang yang berasal dari suku Jawa, Bali, Bugis, Makasar dan Toraja mulai masuk ke wilayah Bahodopi sejak tahun 1992. Mereka tinggal di Desa Bahomakmur dan Makarti Jaya, dua desa di wilayah Bahodopi yang didirikan oleh pemerintah melalui program transmigrasi. 

Jumlah warga transmigrasi yang ditempatkan di masing-masing desa tersebut sekitar 250 kk. Selain mendapatkan rumah untuk tempat tinggal dan jatah hidup (bantuan bahan pangan) selama satu tahun, warga transmigran di desa Bahomakmur dan Makarti Jaya juga mendapatkan lahan pekarangan dan lahan usaha dengan luas keseluruhan mencapai 2 hektar.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, warga transmigran di Desa Bahomakmur dan Makarti Jaya mengembangkan usaha pertanian di lahan usaha yang mereka terima. 

Komoditas pertanian utama yang dibudidayakan adalah padi dan sayuran. Selain itu mereka juga menanam tanaman perkebunan seperti tanaman jambu mete dan kakao. Disamping itu, untuk menambah penghasilan ada pula warga transmigran yang melakukan kegiatan mengambil hasil hutan seperti damar, rotan dan sagu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun