Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

LRT, Masa Depan Transportasi Indonesia

20 Februari 2019   22:54 Diperbarui: 20 Februari 2019   22:56 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Palembang dengan 1,5 juta penduduk beruntung memiliki angkutan massal yang canggih, yaitu LRT.  Pasalnya ada event besar yang menjadi perhatian, Asian Games 2018. Layanan LRT sudah dinikmati oleh 2.500 atlet, official dan media dari 32 negara.

Di kesempatan yang sama Pundjung menyampaikan, LRT dibangun untuk meningkatkan kualitas hidup. Ia mencontohkan, seorang karyawan yang berkantor di Kuningan harus berangkat 2 jam sebelumnya dari rumahnya di Cibubur. "Ia tidak punya waktu untuk misalnya mempersiapkan makanan anak," tutur Pundjung.

Berbeda halnya jika LRT beroperasi, tersedia jaringan moda transportasi lainnya atau intermoda station. LRT akan terkoneksi dengan MRT, commuter line, dan Trans Jakarta. Pundjung mengilustrasikan, di bawah stasiun LRT terdapat halte Trans Jakarta. Ia menilai transportasi massal hanya bermanfaat jika networknya kuat. "Dengan demikian mampu mengantar penumpang dari satu titik ke titik lain," kata Pundjung.

LRT melayani pergerakan orang. Oleh karena itu pihak pengelola pembangunan LRT harus mengetahui pergerakan orang. Selanjutnya mereka menyediakan transportasinya. "Ini harus segera," tutur Pundjung.

Pundjung memaparkan, sampai dengan 8 Februari 2019 progress rute Cibubur-Cawang mencapai 78,45%, rute Cawang-Bekasi Timur (52,77%), dan rute Cawang-Kuningan-Dukuh Atas (40,13%). Nantinya LRT akan beroperasi pada pukul 04.00-23.00.

Integrasi 

Nirwono mengamati generasi millenial semakin menjauh dari pusat kota. Ia mencontohkan Jakarta yang mati suri pada Sabtu dan Minggu. Tanpa disadari ada waktu, tenaga, dan biaya yang dikorbankan, terlebih kesehatan.

Nirwono menyarankan pemerintah daerah dan pemerintah pusat mengembangkan transit oriented community atau permukiman di pusat kota dengan bangunan kepadatan tinggi seperti apartemen dan berdekatan dengan transportasi publik. 

Sekolah atau kantor bisa dicapai dengan berjalan kaki atau bersepeda. Ini mindset yang harus dikembangkan. "Ongkos transportasi bisa ditekan. Kalau ada keperluan di luar kawasan, masyarakat bisa menggunakan transportasi publik yang beragam," ujar Nirwono.

Nirwono menjelaskan, sadar atau tidak transportasi publik di Jakarta mensyaratkan tiga hal yaitu Anda harus muda, Anda harus sehat, dan Anda bukan disabilitas. Perlu menjadi pertimbangan dalam membangun stasiun LRT yang terintegrasi dengan gedung di kiri dan kanannya sehingga menguntungkan masyarakat. "Pengembangan transportasi menjadi pemicu atau pembangkit di kawasan yang dilewatinya," kata Nirwono.

Kebutuhan masyarakat akan layanan transportasi yang cepat dan nyaman dengan harga yang terjangkau tak bisa lagi dibendung. Sempat diisukan ditunda sementara karena memicu kemacetan, proyek LRT tetap berlanjut. Melalui LRT tidak hanya pemerintah yang berproses, pun masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun