Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

LRT, Masa Depan Transportasi Indonesia

20 Februari 2019   22:54 Diperbarui: 20 Februari 2019   22:56 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
LRT diharapkan mewujudkan sistem transportasi yang efisien dengan sistem dan konektivitas yang lebih beradab. (foto dokumentasi pribadi)

Angkutan masa depan diharapkan memberi kemudahan untuk masyarakat. Dengan demikian tercapai efisiensi serta sistem dan konektivitas yang lebih beradab. 

Setelah 72 tahun merdeka, Indonesia harus mampu menghadirkan moda transportasi yang beragam, baik, dan nyaman. Sebagai contoh, saat ini kereta api jauh lebih baik dan stasiun lebih nyaman dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Buruknya peradaban transportasi membebani perekonomian dan sulit mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.  Estimasi kerugian ekonomi akibat kemacetan di Jabodetabek mencapai Rp 100 triliun setiap tahunnya. Kerugian tersebut disebabkan sulitnya mengatur transportasi umum di Jakarta. Kerugian juga terkait dengan bahan bakar dan waktu perjalanan yang terbuang.

Sebagai kota terbesar di Indonesia, Jakarta tentunya memiliki keunggulan dibandingkan kota lainnya. Salah satu keunggulan tersebut adalah fasilitas publik yang terdepan, dalam hal ini sektor transportasi. Bagaimana kondisi Jakarta dibandingkan kota ASEAN lainnya? 

Boleh dikatakan sistem transportasi di Jakarta jauh tertinggal dibandingkan Singapura, negara dengan sistem transportasi terbaik di Asia. Singapura mengandalkan MRT sebagai moda transportasinya dengan frekuensi yang lebih tinggi. Keunggulan lainnya adalah MRT memiliki jalur sendiri dan kapasitas yang lebih besar.

Jakarta adalah kota dengan jalur Bus Rapid Transit (BRT) terpanjang di dunia. Namun kondisi bus di Singapura lebih baik, lebih bersih, dan lebih terawat. Kuala Lumpur yang mengandalkan BRT terbilang unggul dibandingkan Jakarta. Sementara itu Bangkok telah memiliki sistem rapid transit dengan tiga layanan yang beroperasi, yakni BTS,  skytrain, dan Bangkok MRT.

Perbaikan sistem transportasi diharapkan mampu meningkatkan daya saing perekonomian dan meratakan pembangunan. Namun sejumlah permasalahan menanti, seperti terbatasnya infrastruktur dan moda transportasi, tidak meratanya pembangunan, dan konsentrasi persebaran penduduk.

Pengelolaan sistem transportasi di Jabodetabek harus sederhana dan terpadu sehingga menjadikan transportasi tertata dengan baik. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, antara lain integrasi kebijakan, rute, tarif, sistem tiket, sampai layanan.

Indonesia perlu mencontoh negara dengan sistem LRT terbaik di dunia, antara lain Jepang dan Hong Kong. LRT Tokyo yang sangat tepat waktu dan cepat mampu melayani 14 miliar penumpang per tahunnya atau setengah dari populasi dunia. Sementara itu LRT Hong Kong yang bersih, teratur, dan nyaman mampu menghubungkan sebagian sudut kota hingga pedesaan.

Pada 13 Februari 2019 lalu Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan Warta Kota menyelenggarakan Focus Group Discussion 'Pembangunan LRT Jabodebek & Sumsel untuk Siapa?. Dalam kesempatan tersebut hadir lima narasumber, yaitu Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri, Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Tbk Pundjung Setya Brata, VP PMO Operation LRT Jabodebek Iwan Eka, pengamat tata kota Universitas Trisakti Nirwono Joga, dan pengamat transportasi Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno.

LRT atau Light Rail Transit (Lintas Rel Terpadu) adalah salah satu sistem kereta penumpang yang beroperasi di perkotaan dengan konstruksi ringan dan berjalan di lintasan khusus. LRT banyak dijumpai di Eropa dan Amerika Serikat.

LRT Jabodebek yang dibangun dengan ketinggian 9-12 meter di atas permukaan tanah menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di sekitarnya, yakni Bogor, Depok, dan Bekasi. Proyek LRT yang dilaksanakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dimulai pembangunannya dengan ground breaking oleh Presiden Jokowi pada 2015. Nilai investasi pembangunannya terbilang cukup besar, yakni Rp 29,9 triliun.

Terdapat tiga rute LRT di pembangunan tahap pertama, sebagai berikut Cawang-Harjamukti yang ditempuh selama 26 menit, Cawang-Dukuh Atas (21 menit), dan Cawang-Jatimulya (26 menit). Total terdapat 17 stasiun yang terdiri dari 16 stasiun tipical dan 1 stasiun transit dengan panjang lintasan 44 km.

Tiga rute lainnya di pembangunan tahap kedua adalah Dukuh Atas-Palmerah, Harjamukti-Bogor, dan Palmerah-Bogor dengan 8 stasiun dan panjang lintasan 39 km. Secara keseluruhan panjang lintasan LRT Jabodebek adalah 81,6 km.

Stasiun LRT untuk rute Cawang-Harjamukti, yaitu Stasiun LRT Harjamukti, Ciracas, TMII, dan Kampung Rambutan. Stasiun LRT untuk rute Cawang-Jatimulya, yaitu Stasiun LRT Jatimulya, Bekasi Barat, Cikunir 2, Cikunir 1, dan Jatibening Baru. Stasiun LRT untuk rute Cawang-Dukuh Atas, yaitu Stasiun LRT Cawang, Cikoko, Ciliwung, Pancoran, Kuningan, Rasuna Said, Setiabudi, dan Dukuh Atas.

Direncanakan terdapat 32 train set dengan enam gerbong yang dioperasikan tanpa masinis. Dalam satu hari LRT mampu melayani 140 trip dengan jarak kedatangan kereta 3-4 menit. Dengan demikian diharapkan LRT bisa melayani 116 ribu penumpang.

Meningkatkan Kualitas Hidup 

Tarif LRT sempat menjadi perbincangan masyarakat. Tarif LRT Jabodebek ditetapkan Rp 12 ribu. Sementara itu tarif LRT Sumsel yang telah beroperasi ditetapkan sebesar Rp 5 ribu dan Rp 10 ribu. Ticketing akan diterapkan secara electronic fare collection, sistem non tunai yang digagas Bank Indonesia.

Tarif tersebut tentunya sepadan dengan fasilitas yang dinikmati, antara lain koneksi dengan transit oriented development serta stasiun yang dilengkapi 14 gate, lift dan eskalator yang memenuhi kebutuhan difabel, sampai ruang laktasi. Safety itu nomor satu.

Perbaikan sistem transportasi diharapkan mampu meningkatkan daya saing perekonomian dan meratakan pembangunan. (Sumber foto: bogor.tribunnews.com)
Perbaikan sistem transportasi diharapkan mampu meningkatkan daya saing perekonomian dan meratakan pembangunan. (Sumber foto: bogor.tribunnews.com)
Zulfikri menyampaikan, akhir-akhir ini LRT semakin ditunggu-tunggu masyarakat agar bebas dari penderitaan kemacetan yang selama ini dihadapi. Mengapa pemerintah merasa perlu membangun LRT? Kita sepakat bahwa kota-kota besar membutuhkan angkutan massal yang efisien termasuk dalam penggunaan energi. "Angkutan massal tersebut harus memiliki keunggulan dibandingkan angkutan pribadi," kata Zulfikri.

Kemacetan tidak melulu di kota-kota besar di Pulau Jawa, kota-kota di luar Pulau Jawa juga mengalami kondisi serupa. Sejak lama pemerintah dalam hal ini Kemenhub berinisiatif mengembangkan angkutan massal di kota-kota besar dengan lebih dari 1 juta penduduk, diantaranya Medan dan Palembang.

Dalam pandangan Zulfikri, Jakarta sangat terlambat membangun LRT. MRT sendiri baru dibangun setelah 26 tahun. Filipina dan Singapura dengan jumlah penduduk lebih sedikit dari Jakarta telah memiliki moda transportasi tersebut.

Palembang dengan 1,5 juta penduduk beruntung memiliki angkutan massal yang canggih, yaitu LRT.  Pasalnya ada event besar yang menjadi perhatian, Asian Games 2018. Layanan LRT sudah dinikmati oleh 2.500 atlet, official dan media dari 32 negara.

Di kesempatan yang sama Pundjung menyampaikan, LRT dibangun untuk meningkatkan kualitas hidup. Ia mencontohkan, seorang karyawan yang berkantor di Kuningan harus berangkat 2 jam sebelumnya dari rumahnya di Cibubur. "Ia tidak punya waktu untuk misalnya mempersiapkan makanan anak," tutur Pundjung.

Berbeda halnya jika LRT beroperasi, tersedia jaringan moda transportasi lainnya atau intermoda station. LRT akan terkoneksi dengan MRT, commuter line, dan Trans Jakarta. Pundjung mengilustrasikan, di bawah stasiun LRT terdapat halte Trans Jakarta. Ia menilai transportasi massal hanya bermanfaat jika networknya kuat. "Dengan demikian mampu mengantar penumpang dari satu titik ke titik lain," kata Pundjung.

LRT melayani pergerakan orang. Oleh karena itu pihak pengelola pembangunan LRT harus mengetahui pergerakan orang. Selanjutnya mereka menyediakan transportasinya. "Ini harus segera," tutur Pundjung.

Pundjung memaparkan, sampai dengan 8 Februari 2019 progress rute Cibubur-Cawang mencapai 78,45%, rute Cawang-Bekasi Timur (52,77%), dan rute Cawang-Kuningan-Dukuh Atas (40,13%). Nantinya LRT akan beroperasi pada pukul 04.00-23.00.

Integrasi 

Nirwono mengamati generasi millenial semakin menjauh dari pusat kota. Ia mencontohkan Jakarta yang mati suri pada Sabtu dan Minggu. Tanpa disadari ada waktu, tenaga, dan biaya yang dikorbankan, terlebih kesehatan.

Nirwono menyarankan pemerintah daerah dan pemerintah pusat mengembangkan transit oriented community atau permukiman di pusat kota dengan bangunan kepadatan tinggi seperti apartemen dan berdekatan dengan transportasi publik. 

Sekolah atau kantor bisa dicapai dengan berjalan kaki atau bersepeda. Ini mindset yang harus dikembangkan. "Ongkos transportasi bisa ditekan. Kalau ada keperluan di luar kawasan, masyarakat bisa menggunakan transportasi publik yang beragam," ujar Nirwono.

Nirwono menjelaskan, sadar atau tidak transportasi publik di Jakarta mensyaratkan tiga hal yaitu Anda harus muda, Anda harus sehat, dan Anda bukan disabilitas. Perlu menjadi pertimbangan dalam membangun stasiun LRT yang terintegrasi dengan gedung di kiri dan kanannya sehingga menguntungkan masyarakat. "Pengembangan transportasi menjadi pemicu atau pembangkit di kawasan yang dilewatinya," kata Nirwono.

Kebutuhan masyarakat akan layanan transportasi yang cepat dan nyaman dengan harga yang terjangkau tak bisa lagi dibendung. Sempat diisukan ditunda sementara karena memicu kemacetan, proyek LRT tetap berlanjut. Melalui LRT tidak hanya pemerintah yang berproses, pun masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun