Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Upaya Pemerintah Gaungkan Produk UKM di Ajang Asian Games 2018

23 Agustus 2018   06:13 Diperbarui: 3 September 2018   22:32 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merchandise Asian Games 2018 yang dikurasi secara selektif. (foto dokumentasi pribadi)

Kita ketahui bersama bahwa tahun 2018 merupakan momen kedua Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games. Pada 1962 untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Ajang ini bukan sebuah peristiwa olahraga semata, juga menjadi kesempatan UKM mendapat manfaat dari penyelenggaraan Asian Games 2018 guna menuju Indonesia maju.

Pada 15 Agustus 2018 lalu Kementerian Koperasi dan UKM menyelenggarakan diskusi dengan tema "UKM Menangkap Peluang Asian Games 2018". Diskusi tersebut menghadirkan 3 pembicara, yakni Direktur Utama LLP-KUKM Emilia Suhaimi, Direktur Merchandise INASGOC Mochtar Sarman, dan Business Development and Sales Officer Du'Anyam Juan Firmansyah. Asian Games diyakini memberikan peluang bagi UKM dalam memasarkan produk kepada kurang lebih 15 ribu kontingen dari sekitar 45 negara.

(kiri ke kanan) Moderator, Direktur Merchandise INASGOC Mochtar Sarman, Direktur Utama LLP-KUKM Emilia Suhaimi, dan Business Development&Sales Officer Du'Anyam Juan Firmansyah. (foto dokumentasi pribadi)
(kiri ke kanan) Moderator, Direktur Merchandise INASGOC Mochtar Sarman, Direktur Utama LLP-KUKM Emilia Suhaimi, dan Business Development&Sales Officer Du'Anyam Juan Firmansyah. (foto dokumentasi pribadi)
Mochtar memaparkan, tercatat 23 perusahaan pemegang lisensi merchandise Asian Games. Tujuh di antaranya merupakan UKM. Varietas produk yang ditawarkan, antara lain pakaian, sepatu, pernak-pernik, boneka, hingga makanan dan minuman. 

Salah satu perusahaan tersebut adalah Du'Anyam yang menghadirkan suvenir anyaman yang unik dengan kualitas bagus dan harga terjangkau. "Kami melihat kualitas, desain, harga jual dan jaringan distribusi perusahaan pemasok merchandise. Banyak perusahaan besar tapi kualitas produknya kurang baik," ujar Mochtar.

Mochtar menilai kualitas produk harus mendapat perhatian. Pasalnya Asian Games merupakan kesempatan perusahaan lokal untuk showcase dan memasarkan produknya ke luar negeri. Banyak perusahaan yang mengajukan kerja sama menjadi pemegang lisensi merchandise Asian Games. 

Untuk itu INASGOC atau Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee sebagai panitia pelaksana melakukan kurasi secara selektif. "Kriteria UKM yang ingin menjadi partner Asian Games adalah kemauan belajar karena banyak sekali peraturan internasional yang harus diikuti," ujar Mochtar.

INASGOC memberikan banyak masukan kepada perusahaan pemegang lisensi, misalnya tren. Produk dipastikan cocok dengan milenial. Tak hanya itu, INASGOC memberikan usulan saat produk didesain. Dengan demikian merchandise Asian Games 2018 tidak kalah dengan merchandise host negara lainnya. 

Pasalnya Asian Games merupakan salah satu event terbesar kedua setelah Olimpiade. Selain itu menjadikan Indonesia lebih baik di event internasional lainnya. Apalagi pada 2022 mendatang Indonesia ditunjuk menjadi co-host pertandingan basket internasional bersama Tokyo dan Manila.

Merchandise Asian Games 2018 yang dikurasi secara selektif. (foto dokumentasi pribadi)
Merchandise Asian Games 2018 yang dikurasi secara selektif. (foto dokumentasi pribadi)
Mochtar memandang Asian Games merupakan kesempatan UKM untuk naik kelas. Standar lokal ditingkatkan mengikuti standar internasional. Selain perusahaan lokal, ada perusahaan dari luar Indonesia seperti Hongkong dan Malaysia. Pasalnya Asian Games adalah event internasional. Ada pula beberapa perusahaan lokal yang memproduksi barangnya di China karena tidak bisa diproduksi di dalam negeri.

Pembuatan merchandise Asian Games tidak menggunakan dana pemerintah. INASGOC hanya memberikan rights atau license kepada perusahaan yang memproduksi merchandise Asian Games. "Perusahaan tersebut mendanai sendiri produksinya. Kami menerapkan revenue sharing. Dari hasil penjualan, ada persentase yang harus dishare ke INASGOC," ujar Mochtar.

Perlu diketahui bahwa INASGOC mengikuti standar yang telah ditetapkan Olympic Council of Asia. Oleh karena itu INASGOC berhubungan dengan perusahaan yang siap dengan sistem tersebut. Sayangnya banyak perusahaan yang belum bisa mengikuti sistem tersebut. 

INASGOC melakukan kontrol melalui hologram di semua produk. Tujuannya mencatat volume produk yang terjual yang selanjutnya dicocokkan dengan laporan dari perusahaan pemegang lisensi. "Ada beberapa merchandise yang tidak memungkinkan untuk ditempel hologram, contohnya makanan apalagi volumenya jutaan. Kalau minuman kaleng masuk ke chiller, hologram itu akan lepas," ujar Mochtar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun