Teknologi AI, dengan potensinya untuk mengoptimalkan sistem transportasi dan mengurangi kemacetan, berpotensi menjadi solusi tersebut.
Pada persimpangan antara tantangan infrastruktur yang ada dan peluang teknologi baru, posisi Indonesia unik. Meskipun kita mungkin tampak sedikit tertinggal dalam adopsi AI untuk lalu lintas dibandingkan negara maju, kita dapat belajar dari pengalaman mereka, dan mengadopsi teknologi ini dengan cara yang paling sesuai dengan konteks dan kebutuhan kita.
Dengan unicorn teknologi lokal yang telah menciptakan solusi inovasi di berbagai bidang, kita telah membuktikan bahwa kita memiliki kemampuan dan semangat inovasi untuk melakukannya.
Inisiatif AI untuk lalu lintas ini tidak hanya tentang mengurangi kemacetan. Ini juga tentang bagaimana kita membangun masa depan berkelanjutan dan adil, sesuai dengan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang menjadi acuan global saat ini.
Dengan mengurangi emisi, menciptakan sistem transportasi yang lebih inklusif dan efisien, dan membangun sistem manajemen lalu lintas yang lebih efektif dan adil, inisiatif ini dapat membantu kita mencapai tujuan berkelanjutan yang lebih luas.
"The value of an idea lies in the using of it." -Â Thomas Alfa Edison
Bagaimana AI Diterapkan Dalam Lingkup Lalu Lintas?
Beberapa contoh penerapan yang kita sudah rasakan maupun dapat menjadi rujukan ide baru dalam pengembangan kedepannya antara lain:
1) Prediksi Lalu Lintas
Yang sudah sering menggunakan Google Maps pasti sudah paham apa itu warna biru, kuning, merah dan merah maroon dalam jalur peta.
Google Maps, misalnya, menggunakan AI dan machine learning untuk memahami pola lalu lintas dan memberikan estimasi waktu perjalanan yang lebih akurat. Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk memprediksi kemacetan lalu lintas dan menyarankan rute alternatif bagi pengguna.