Mohon tunggu...
Clint Perdana
Clint Perdana Mohon Tunggu... Penulis - Just an Ordinary Learner

Menulis sebagai media bertukar pikiran, diskusi dan dakwah modern di tengah luas namun sempitnya dunia ini, mari berbagi!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Budaya dan Strategi di Balik Lalu Lintas Cerdas

12 Juli 2023   18:35 Diperbarui: 17 Juli 2023   08:25 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lalu Lintas Padat; sumber: epSos.de - flickr.com

Ada yang tidak kenal film Terminator?

Sebuah franchise film populer dari era bara Baby Boomers sampai Gen Z yang bercerita tentang perang manusia dengan para Terminator yang merupakan representasi dari Artificial Intelligent (AI) atau kecerdasan buatan yang menganggap manusia sebagai makhluk yang harus dimusnahkan.

Bayangkan jika Skynet, jaringan AI antagonis dari franchise Terminator, berbalik kebaikan. Daripada mengirim cyborg masa depan untuk membunuh kita, ia malah terobsesi dengan pengaturan lalu lintas yang sempurna.

Pada satu hari di tahun 2023, Anda bangun dan merasa seperti Sarah Connor yang beruntung. Tidak ada lagi 'perang' melawan kemacetan, tidak ada lagi perjuangan dengan mencari space parkir, dan 'Terminator' lalu lintas Anda adalah asisten AI yang ramah yang membantu Anda menavigasi jalan-jalan kota dengan mudah dan efisiensi.

Tentu, ini bukan skenario Hollywood, tapi siapa bilang AI tidak bisa menjadi bintang dalam cerita kita sehari-hari? Selamat datang di revolusi AI untuk lalu lintas - di mana kita semua adalah pahlawan, bukan target!

Ini bukan era mobil berbahan bakar fosil. Ini bukan era kemacetan parah. Ini bukan era di mana produktivitas kita tergerus oleh waktu berjam-jam yang kita habiskan di jalanan yang padat. Ini adalah era di mana kita berani bermimpi untuk menciptakan kota-kota kita yang bebas kemacetan.

Ini adalah era di mana kita berani mengejar impian tersebut, bukan hanya dengan perencanaan kota yang lebih baik atau dengan infrastruktur yang lebih baik, tetapi dengan mengandalkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Indonesia, sebuah negara kepulauan dengan populasi hampir 273 juta jiwa, adalah kanvas yang besar dan beragam. Dalam kanvas ini, kita temui satu fenomena yang umum di kota-kota besar: lalu lintas yang padat.

Kendaraan bermotor, dari motor hingga truk besar, memenuhi jalan-jalan, menciptakan harmoni klakson dan polusi udara. Ini bukan sekedar suatu fenomena, melainkan sebuah tantangan nyata yang mempengaruhi produktivitas, kesehatan, dan kualitas hidup masyarakat.

Namun, apa yang kita lihat sebagai masalah, sebenarnya adalah peluang yang besar. Masalah lalu lintas di Indonesia bukan hanya membutuhkan solusi, tetapi solusi inovatif yang dapat mengubah cara kita berinteraksi dengan kendaraan dan jalan raya.

Teknologi AI, dengan potensinya untuk mengoptimalkan sistem transportasi dan mengurangi kemacetan, berpotensi menjadi solusi tersebut.

Pada persimpangan antara tantangan infrastruktur yang ada dan peluang teknologi baru, posisi Indonesia unik. Meskipun kita mungkin tampak sedikit tertinggal dalam adopsi AI untuk lalu lintas dibandingkan negara maju, kita dapat belajar dari pengalaman mereka, dan mengadopsi teknologi ini dengan cara yang paling sesuai dengan konteks dan kebutuhan kita.

Dengan unicorn teknologi lokal yang telah menciptakan solusi inovasi di berbagai bidang, kita telah membuktikan bahwa kita memiliki kemampuan dan semangat inovasi untuk melakukannya.

Inisiatif AI untuk lalu lintas ini tidak hanya tentang mengurangi kemacetan. Ini juga tentang bagaimana kita membangun masa depan berkelanjutan dan adil, sesuai dengan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang menjadi acuan global saat ini.

Dengan mengurangi emisi, menciptakan sistem transportasi yang lebih inklusif dan efisien, dan membangun sistem manajemen lalu lintas yang lebih efektif dan adil, inisiatif ini dapat membantu kita mencapai tujuan berkelanjutan yang lebih luas.

"The value of an idea lies in the using of it." - Thomas Alfa Edison

Bagaimana AI Diterapkan Dalam Lingkup Lalu Lintas?

Beberapa contoh penerapan yang kita sudah rasakan maupun dapat menjadi rujukan ide baru dalam pengembangan kedepannya antara lain:

1) Prediksi Lalu Lintas

Yang sudah sering menggunakan Google Maps pasti sudah paham apa itu warna biru, kuning, merah dan merah maroon dalam jalur peta.

Google Maps, misalnya, menggunakan AI dan machine learning untuk memahami pola lalu lintas dan memberikan estimasi waktu perjalanan yang lebih akurat. Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk memprediksi kemacetan lalu lintas dan menyarankan rute alternatif bagi pengguna.

2) Manajemen Lampu Lalu Lintas

AI bisa digunakan untuk mengoptimalkan timing lampu lalu lintas berdasarkan kondisi lalu lintas real-time, sehingga mengurangi waktu tunggu dan memperbaiki aliran lalu lintas.

Misalnya, jika pada jam tertentu di suatu persimpangan sering terjadi kemacetan, AI dapat "memutuskan" untuk memperpanjang durasi lampu hijau pada rute tersebut, sehingga kendaraan memiliki waktu lebih lama untuk melintas dan mengurangi kemacetan.

Sebaliknya, jika di suatu rute lalu lintas relatif lancar, AI dapat "memutuskan" untuk memperpendek durasi lampu hijau dan memperpanjang durasi lampu merah pada rute lain yang lebih sibuk.

Contohnya adalah sistem Surtrac di Pittsburgh, AS, yang telah menunjukkan peningkatan efisiensi lalu lintas.

3) Pengendalian dan pengaturan Parkir

Dengan AI, kita bisa menciptakan sistem parkir pintar yang dapat mendeteksi ruang parkir kosong dan mengarahkan pengemudi langsung ke sana, menghemat waktu dan mengurangi kemacetan.

4) Deteksi Pelanggaran Lalu Lintas

AI bisa digunakan untuk mendeteksi pelanggaran lalu lintas secara real-time dan mengirimkan denda kepada pelanggar tanpa adanya campur tangan proses manual oleh operator manusia di belakangnya.

Misalnya, sistem seperti ini sudah digunakan di beberapa kota di Cina.

5) Pembuatan Rekomendasi Regulasi Berbasis Data

Berdasarkan data yang dikumpulkan, AI bisa membantu pemerintah dalam merancang regulasi lalu lintas yang lebih efektif.

Misalnya, jika AI menunjukkan bahwa kecelakaan sering terjadi di persimpangan tertentu, pemerintah bisa meninjau dan merubah aturan di lokasi tersebut.

Semisal lainnya, jika data yang telah dihimpun menjukkan polusi atau kepadatan kendaraan yang meningkat, maka rekomendasi tentang aturan emisi karbon dan kuantitas produksi kendaraan dapat diusulkan oleh AI kepada Pemerintah.

Dengan berbagai aplikasi ini, AI tidak hanya membantu mengatur lalu lintas lebih efisien, tetapi juga bisa membantu pemerintah dalam membuat regulasi yang lebih tepat dan efektif.

Tantangan Penerapan

Tantangannya tentu ada, tapi dengan kerjasama semua pihak, kita bisa memanfaatkan AI untuk menciptakan sistem lalu lintas yang lebih baik.

Menjalankan teknologi AI dalam sistem lalu lintas, seperti mimpi yang sedap, tetapi memilikinya dalam praktiknya bukanlah tanpa tantangan. Bagaimanapun, setiap langkah maju selalu memiliki rintangan yang harus dihadapi dan diatasi. Mari kita jelajahi tantangan utama tersebut:

#1 Infrastruktur Data dan Teknologi

Teknologi AI membutuhkan data besar untuk bekerja secara efisien. Mengumpulkan, menyimpan, dan mengolah data ini membutuhkan infrastruktur teknologi yang canggih dan andal.

Analoginya seperti membuat kue. Jika Anda tidak memiliki oven yang tepat atau bahan-bahan yang Anda butuhkan, tidak peduli seberapa baik resepnya, kue tersebut tidak akan bisa dibuat dengan sempurna.

Demikian pula dengan AI, infrastruktur teknologi yang memadai adalah kunci untuk mengolah 'resep' data tersebut menjadi solusi lalu lintas yang efisien.

#2 Privasi dan Keamanan Data

Pemanfaatan AI dalam sistem lalu lintas berarti pengumpulan dan penggunaan data pribadi pengguna, seperti data perjalanan dan lokasi. Privasi dan keamanan data ini harus dijamin.

Bayangkan jika data perjalanan Anda jatuh ke tangan yang salah dan digunakan untuk tujuan yang tidak etis, misalnya untuk kejahatan. Perlindungan data dan privasi pengguna dalam penerapan AI menjadi tantangan yang sangat penting untuk ditangani.

#3 Hukum dan Regulasi

Hukum dan regulasi juga perlu beradaptasi dengan perubahan teknologi. Hukum dan regulasi yang ada saat ini mungkin belum sepenuhnya mencakup atau mengantisipasi tantangan dan isu yang mungkin muncul dari penerapan AI dalam sistem lalu lintas.

Seperti bermain sepak bola, peraturan permainan harus jelas dan adil bagi semua pemain, termasuk teknologi AI dalam pertandingan ini. Hukum dan regulasi yang jelas dan adil akan memastikan bahwa AI digunakan secara bertanggung jawab dan efektif.

#4 Sosialisasi dan Penerimaan Masyarakat

Teknologi baru seringkali membingungkan dan menakutkan bagi banyak orang. Mengadopsi AI dalam sistem lalu lintas berarti mengubah cara orang berinteraksi dengan jalan dan kendaraan mereka, dan ini memerlukan waktu dan pendidikan.

Seperti belajar mengendarai sepeda untuk pertama kalinya, mungkin ada ketakutan dan kebingungan pada awalnya, tetapi dengan waktu dan latihan, kita bisa menguasainya.

Di berbagai belahan dunia, pemerintah dan perusahaan teknologi tengah berupaya mengatasi tantangan-tantangan ini. Misalnya, di Singapura, mereka telah melakukan berbagai tes dan penelitian untuk memastikan bahwa teknologi AI dapat berjalan dengan baik dalam sistem lalu lintas mereka.

Mereka juga meluncurkan pusat penelitian AI (https://aisingapore.org/) untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana AI dapat digunakan dalam berbagai sektor, termasuk transportasi.

Tantangan ini memang nyata, tetapi dengan kolaborasi, inovasi, dan tekad, kita dapat mengatasi tantangan ini dan membuka jalan menuju era baru lalu lintas yang lebih cerdas dan berkelanjutan.

Kuncinya adalah tidak berhenti bergerak maju, terus berinovasi, dan mencari solusi. 

"Saya tidak gagal. Saya hanya menemukan 10.000 cara yang tidak berhasil." - Thomas Alfa Edison

Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, ada satu hal yang menjadi penentu keberhasilan: kolaborasi.

Kita perlu melibatkan semua pihak yang berkepentingan dalam proses ini, mulai dari pemerintah, sektor swasta, komunitas akademis, hingga masyarakat itu sendiri. Tiap pihak memiliki peran penting, dan saling melengkapi dalam membangun jalan menuju lalu lintas yang lebih cerdas dan berkelanjutan.

Pemerintah bertanggung jawab untuk membentuk regulasi dan infrastruktur, sektor swasta dan komunitas akademis mendorong inovasi dan pengembangan teknologi, dan masyarakat memainkan peran penting dalam penerimaan dan adopsi teknologi baru ini.
Semua pihak saling berinteraksi dan berkolaborasi dalam ekosistem ini, seperti orkestra yang bermain bersama untuk menciptakan harmoni.

Namun, bagaimana tepatnya masing-masing pihak ini berkontribusi? Bagaimana kita dapat memastikan bahwa semua suara ini mendapat bagian yang adil dalam konser ini?

#1 Peran Pemerintah

Pemerintah, sebagai regulator, memainkan peran kunci dalam memfasilitasi adopsi teknologi AI dalam sistem lalu lintas.

Perannya melibatkan pembuatan regulasi yang mendorong inovasi sambil menjaga keamanan dan privasi data, pembangunan infrastruktur digital yang memadai, dan pendukung dari inisiatif melek digital dan ESG.

Sebagai regulator, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk membuat regulasi yang mampu menjembatani kebutuhan inovasi dan perlindungan masyarakat.

Regulasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan penggunaan teknologi AI dalam lalu lintas sambil memastikan bahwa data pengguna dilindungi dan digunakan dengan cara yang etis.

Mungkin terdengar seperti berjalan di atas tali tipis, namun dengan pendekatan yang tepat, pemerintah dapat menciptakan lingkungan yang mempromosikan inovasi sambil menjaga kepentingan masyarakat.

Selanjutnya, pembangunan infrastruktur digital adalah aspek penting lainnya dari peran pemerintah.

Data adalah bahan bakar untuk teknologi AI. Oleh karena itu, infrastruktur yang memadai untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengolah data ini adalah kunci.

Pemerintah dapat berperan dalam mendirikan dan memelihara infrastruktur ini, atau bekerja sama dengan sektor swasta untuk mencapainya.

Kampanye kesadaran digital dapat berjalan seiring dengan adopsi AI dalam lalu lintas. Dengan mendorong masyarakat untuk menjadi lebih melek digital, pemerintah mempersiapkan mereka untuk era digital dan berpotensi memudahkan adopsi teknologi baru seperti AI.

Singkatnya, peran pemerintah dalam mendorong penggunaan AI dalam sistem lalu lintas adalah multi-faset dan wajib ada.

Dengan menyeimbangkan peran sebagai regulator dan inovator, pemerintah dapat memainkan peran kunci dalam membentuk masa depan lalu lintas yang lebih cerdas dan berkelanjutan.

#2 Kekuatan Sektor Swasta

Sektor swasta memainkan peran penting dalam pengembangan dan implementasi solusi AI untuk lalu lintas. Mereka adalah pelopor inovasi, mendorong pengembangan teknologi baru dan menemukan cara-cara kreatif untuk menerapkannya dalam situasi dunia nyata.

Perusahaan teknologi, startup, dan bisnis lainnya di sektor swasta memiliki kapasitas untuk melakukan penelitian dan pengembangan (R&D) yang intensif.

Mereka berinvestasi dalam pembuatan algoritma AI yang lebih baik, perangkat keras yang lebih efisien, dan sistem yang lebih terintegrasi. Sebagai contoh, perusahaan seperti Velodyne Lidar, Waymo dan Tesla berinvestasi dalam kendaraan otonom yang dapat merevolusi cara kita berpikir tentang lalu lintas dan transportasi.

Selain itu, sektor swasta juga memainkan peran penting dalam implementasi teknologi ini. Mereka bekerja sama dengan pemerintah dan organisasi lain untuk memastikan bahwa solusi AI dapat diterapkan dengan cara yang berarti dan efektif.

Misalnya, perusahaan teknologi seperti Grab dan Gojek telah bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas lokal di Indonesia untuk mengintegrasikan layanan mereka dengan sistem transportasi umum yang ada, memanfaatkan teknologi mereka untuk mempermudah lalu lintas dan membuatnya lebih efisien.

Sektor swasta juga berpartisipasi erat dalam ESG melalui investasi mereka dalam teknologi berkelanjutan.
Misalnya, perusahaan-perusahaan ini bisa berinvestasi dalam pengembangan kendaraan listrik atau otonom yang bisa mengurangi emisi karbon dan membantu menciptakan transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Tantangannya adalah menciptakan keseimbangan antara inovasi dan etika, serta keberlanjutan.

Solusi AI harus dikembangkan dan diterapkan dengan cara yang mempertimbangkan privasi dan hak pengguna, serta dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.

Dengan demikian, sektor swasta memegang peran penting dalam mewujudkan visi lalu lintas berbasis AI yang cerdas dan berkelanjutan. Melalui inovasi, implementasi, dan kerjasama dengan pihak lain, mereka bisa membantu mewujudkan visi ini.

#3 Peran Akademisi

Komunitas akademis, yang mencakup sekolah, universitas, institusi penelitian, dan para peneliti, memiliki peran krusial dalam membentuk masa depan AI di bidang lalu lintas.

Mereka adalah penjaga pengetahuan, pelopor inovasi, dan juga penghubung antara dunia teori dan praktik.

Dalam kapasitas mereka sebagai penjaga pengetahuan, komunitas akademis bertugas mengedukasi generasi berikutnya tentang AI, lalu lintas, dan bagaimana keduanya dapat saling berinteraksi untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih baik.

Ini tidak hanya berarti mengajarkan prinsip-prinsip dasar dan teknikal AI, tetapi juga mendidik mereka tentang etika, hukum, dan dampak sosial dari teknologi ini.

Selain itu, komunitas akademis juga berperan dalam melakukan penelitian dan pengembangan teknologi baru. Dalam lingkungan akademik, peneliti memiliki kebebasan untuk bereksperimen, mengambil risiko, dan mengejar gagasan yang inovatif yang mungkin tidak segera menghasilkan laba.

Ini penting, karena banyak kemajuan terbesar dalam teknologi AI berasal dari penelitian dasar yang dilakukan di universitas dan laboratorium penelitian.

Lebih lanjut, komunitas akademis berperan sebagai penghubung antara dunia teori dan praktik. Mereka dapat bekerja sama dengan pemerintah dan sektor swasta untuk mengaplikasikan penemuan mereka ke situasi dunia nyata.

Misalnya, penelitian tentang AI dan lalu lintas yang dilakukan di sebuah universitas bisa menjadi dasar untuk peraturan baru yang dibuat oleh pemerintah, atau bisa menjadi inspirasi untuk produk atau layanan baru yang dikembangkan oleh sebuah startup.

Komunitas akademis juga memiliki peran dalam mempromosikan inisiatif ESG. Melalui penelitian dan pengajaran mereka, mereka bisa membantu membentuk generasi baru pemimpin dan inovator yang memahami pentingnya tanggung jawab lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik.

Melalui pendidikan, penelitian, dan keterlibatan mereka dengan dunia luar, mereka dapat membantu mendorong kemajuan dalam bidang ini.

#4 Masyarakat

Masyarakat, baik sebagai individu maupun kelompok, memegang peran yang sangat penting dalam adopsi dan penerapan AI dalam sistem lalu lintas.

Sebagai pengguna akhir, mereka adalah orang-orang yang akan merasakan dampak langsung dari teknologi ini dan oleh karena itu memiliki suara dalam bagaimana itu harus diterapkan.

Pertama, masyarakat memiliki peran dalam mendukung dan menerima teknologi baru. Meski AI memiliki potensi besar untuk memperbaiki sistem lalu lintas, namun jika masyarakat tidak menerima atau tidak memahaminya, teknologi tersebut tidak akan pernah mencapai potensinya yang penuh.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk berusaha memahami teknologi baru dan terbuka terhadap perubahan yang mungkin dibawanya.

Kedua, masyarakat juga memiliki peran dalam memastikan bahwa teknologi ini diterapkan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab. Ini bisa dilakukan melalui advokasi dan pengawasan publik, serta melalui partisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan.

Misalnya, masyarakat bisa berpartisipasi dalam konsultasi publik tentang regulasi baru, atau mereka bisa memilih pemimpin yang berkomitmen pada penggunaan teknologi yang etis dan berkelanjutan.

Tokoh masyarakat juga memainkan peran penting dalam hal ini. Mereka bisa menjadi pelopor, memimpin dengan contoh dan menunjukkan bagaimana teknologi baru bisa diterima dan digunakan dengan cara yang positif.

Mereka juga bisa menjadi penghubung antara masyarakat dan pihak lain seperti pemerintah dan sektor swasta, membantu untuk memastikan bahwa suara masyarakat didengar dan kepentingan mereka dipertimbangkan.

Tantangan yang dihadapi masyarakat dan tokoh masyarakat dalam konteks ini adalah pendidikan dan pengetahuan. Mempelajari teknologi baru bisa menjadi tugas yang menakutkan, terutama bagi orang-orang yang tidak memiliki latar belakang teknis.

Namun, dengan pendidikan dan pengetahuan yang tepat, masyarakat dan tokoh masyarakat dapat memainkan peran mereka dengan efektif dan membantu membentuk masa depan lalu lintas yang cerdas dan berkelanjutan.

Jadi, baik sebagai individu maupun sebagai kolektif, masyarakat memiliki peran penting dalam mendorong dan membentuk adopsi AI dalam sistem lalu lintas.

Melalui penerimaan, advokasi, dan partisipasi, mereka dapat membantu memastikan bahwa teknologi baru ini digunakan dengan cara yang paling bermanfaat bagi semua orang.

"In the face of impossible odds, people who love this country can change it." - Barack Obama

Sementara kita bersemangat menjelajahi potensi AI dalam membentuk lalu lintas masa depan, penting untuk kita ingat bahwa mesin, pada akhirnya, adalah buatan manusia.

Mesin mungkin tidak memiliki emosi atau bias seperti manusia, tapi mereka juga tidak memiliki pengetahuan moral atau etika. Di balik setiap keputusan yang diambil oleh AI, ada algoritma yang dirancang dan diterapkan oleh manusia.

Ini berarti bahwa kesalahan dan bias manusia bisa saja "menyusup" ke dalam keputusan yang diambil oleh AI.

Maka, meski kita berjuang melawan 'Terminator' lalu lintas dengan bantuan AI, kita perlu tetap waspada. 

Kita harus berusaha untuk memastikan bahwa AI yang kita gunakan dirancang dan diterapkan dengan etika dan pertimbangan yang matang.

Kita perlu menjaga agar teknologi ini tidak digunakan untuk merugikan atau mengeksploitasi, tetapi justru untuk memberikan manfaat bagi semua orang.

Dalam membangun era baru ini, mari kita jadikan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai penguasa. Kita harus selalu ingat bahwa di balik kemudi kendaraan teknologi, harus ada manusia yang bijaksana dan bertanggung jawab.

"If I had asked the public what they wanted, they would have said a faster horse." - Henry Ford

Yuk, mari kita kembali lagi ke franchise Terminator di awal!

Dalam balada kemacetan yang tampaknya tidak pernah berakhir, kita semua adalah Sarah Connor, berjuang melawan 'Terminator' lalu lintas sehari-hari kita.

Namun, berbekal dengan kekuatan AI, kita bukan hanya sekadar bertahan, kita bisa merevolusi sistem lalu lintas kita sepenuhnya. Sebuah visi dimana kemacetan bukan lagi musuh, tetapi sebuah tantangan yang kita taklukkan bersama.

Dengan sinergi antara pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat, kita bisa mewujudkan dunia di mana AI menjadi instrumen yang menghancurkan kemacetan bukan menghancurkan umat manusia.

Yang dibutuhkan adalah pemahaman mendalam tentang teknologi ini, regulasi yang bijaksana, dan kerjasama semua pihak. Meski tantangan ada, namun potensi AI dalam memberantas kemacetan dan menciptakan sistem lalu lintas yang lebih efisien jelas menggoda kita untuk bertindak.

Mari kita semua menjadi John Connor - bukan yang melawan mesin, tapi yang memimpin dan berkolaborasi dengan mereka untuk masa depan yang lebih baik.

Ingatlah, sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Terminator itu sendiri, 'I'll be back.' Dalam konteks kita, mari kita berharap itu bukan untuk bertempur dengan kemacetan, tetapi untuk menikmati perjalanan yang lancar dan menyenangkan.

'Hasta la vista, kemacetan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun