#2 Jangan Menekan Pelanggan
Upselling dan cross selling seharusnya memberikan nilai tambah kepada pelanggan, bukan membuat mereka merasa ditekan. Jika pelanggan merasa ditekan untuk membeli lebih, mereka mungkin merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk tidak membeli sama sekali.
Misalnya, jika seorang pelanggan membeli laptop dan kamu menawarkan upgrade ke versi yang lebih mahal, penting untuk menghargai keputusan mereka jika mereka menolak. Tekanan berlebihan hanya akan menjauhkan pelanggan.
#3 Jangan Mengabaikan Kebutuhan dan Anggaran Pelanggan
Setiap pelanggan memiliki kebutuhan dan anggaran yang berbeda. Sebagai sales, tugas kita adalah memahami kebutuhan dan anggaran ini dan menawarkan produk atau layanan yang sesuai.
Misalnya, jika seorang pelanggan mencari smartphone dengan anggaran terbatas, menawarkan model termahal mungkin bukan ide yang baik. Sebaliknya, menawarkan model yang sesuai dengan anggaran mereka dan menawarkan aksesori yang relevan mungkin lebih efektif.
#4 Jangan Mengabaikan Nilai dan Relationship Jangka Panjang dari Pelanggan
Salah satu tujuan utama cross selling dan upselling adalah meningkatkan nilai transaksi saat ini. Namun, jangan lupakan nilai jangka panjang dari pelanggan. Jika pelanggan merasa dihargai dan mendapatkan nilai dari pembelian mereka, mereka lebih mungkin untuk kembali dan membeli lebih di masa depan.
Misalnya, jika seorang pelanggan membeli sepatu lari dan kamu menawarkan kaos kaki olahraga sebagai cross sell, kamu juga bisa memberikan diskon untuk pembelian kaos kaki di masa depan. Ini tidak hanya meningkatkan penjualan saat ini, tetapi juga membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
#5 Jangan Lupakan Pelatihan Sales
Cross selling dan upselling adalah teknik penjualan yang memerlukan keterampilan dan pelatihan. Jangan lupakan untuk melatih tim salesmu agar mereka memahami cara kerja cross selling dan upselling dan bagaimana melakukannya dengan efektif.