"Oh Poniem, aku tidak mau begitu. Aku mau menikah. Aku berjanji sepenuh bumi dan langit akan memeliharamu akan membelamu." Â (Hamka, 1939, p. 16)
Merupakan majas hiperbola pada frasa 'sepenuh bumi dan langit'.
"Kalau hati duka dibawa gelak, tak ubahnya seperti panas mengandung hujan" Â (Hamka, 1939, p. 33)
Merupakan majas asosiasi.
"Hei, itu perlu juga aku tanyakan, bukan? Bukankah anak itu buah hati pengarang jantung, pateri berumah tangga? Â (Hamka, 1939, p. 70)
Merupakan majas metafora. Buah hati pengarang jantung memiliki arti yang dicintai.
Pantun:
"Makan sirih ujung-ujungan
Kurang kapur tambahi ludah
Tanah Deli untung-untungan
Hidup syukur mati pun sudah".
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!