Mohon tunggu...
Claudius Evan
Claudius Evan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Kompasiana

Hi

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Habis Perkara, Hati Sengsara - Resensi Novel Merantau ke Deli

1 Oktober 2021   22:20 Diperbarui: 28 Februari 2022   22:31 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Leman, setelah mempertimbangkan penuh keadaannya, berani menaruh peruntungannya dengan kembali menikah dengan wanita lain se-tanah kelahiran, Mariatun. Bukan tanpa alasan Leman berani mengambil tanggung jawab besar ini, karena ia berharap agar hartanya dan masa depannya dapat diturunkan pada anaknya kelak. Secara sembunyi, ia mengirimkan sepucuk surat pada kerabat di kampung agar acara pelaksanaan pernikahan dapat dilakukan. Hal ini tentu saja dilakukan tanpa sepengetahuan Poniem. 

Meski begitu, Leman tetap memberi tahu Poniem akan keputusan bulatnya ini menjelang hari pernikahan. Poniem yang malang tak dapat beranjak dari kasur selama berjam-jam, selain membasahi pipinya dengan air mata dan membiarkan wajahnya terbenam di bantal bersama perasaannya.

Pernikahan Leman dan Mariatun berlangsung baik setelah Poniem akhirnya menyetujui dengan perasaan enggan. Lika-liku rumah tangga bermunculan satu-persatu seiring waktu berjalan, memperlihatkan sisi-sisi berbeda dari ketiga tokoh itu. Mariatun kurang berpengalaman dalam mengurus rumah, menjadi bahan ejekan Poniem. Poniem di sisi lain, tidak disukai Mariatun lantaran latar belakangnya yang berbeda dan sudah berumur. Leman sebagai suami dari kedua istri ini, termakan nafsu sehingga perniagaannya menjadi kurang pengawasan dan lebih berkenan pada istri mudanya, Mariatun. Alhasil kesabaran Poniem menjalar hingga ujung tanduk dan bertengkarlah antara Poniem dengan Mariatun, yang kemudian menjadi awal perpecahan hubungan Leman dengan Poniem.

 

Suyono dan Poniem berpisah ketika Leman tak lagi menerima mereka sebagai 'keluarga' lantaran anggapan sinisnya terhadap orang Jawa. Leman dan Mariatun mengawali hidup baru mereka tanpa Poniem dan impian untuk memiliki anak terwujud. 

Meski demikian, tanggungan yang dipikul Leman angatlah berat, sehingga harta kekayaannya tak lagi sebanyak dulu dan di ambang kebangkrutan. 

Sungguh sengsara hati dan pikiran Leman sejak itu. Suyono dan Poniem juga mengawali lembaran baru hidup mereka dengan menikah setelah menyelaraskan cita-cita dan perasaan mereka. Hati yang sengsara setelah berhadapan dengan perkara rumit, akhirnya diselesaikan dengan pertemuan yang membentuk tali silaturahmi bagi mereka semua.

Novel ini menonjolkan nilai budaya Minang dan Jawa yang kental, sehingga Hamka berhasil mengisahkan kisah romansa yang kaya akan perpaduan budaya, adat, dan gejolak asmara ini dengan alur yang jelas dan mendalam. 

Alur pada buku ini adalah alur maju dengan suasana, tempat, dan waktu yang dijelaskan dengan baik. Tempo membaca buku ini juga stabil, dengan kronologis perkenalan dan bagian permasalahan yang diuraikan dalam situasi yang rapi tersusun dan peleraian yang tidak tergesa-gesa juga. 

Setiap tokoh pada novel ini juga dijelaskan penjiwaannya yang selaras dengan wataknya, seperti Leman yang kurang sabaran dan kurang berpikir penuh dahulu dalam membuat keputusan, yang ditandai dengan sikap mudah terpengaruh orang sebagai salah satu kelemahan dirinya.

Buku ini memiliki kelebihan yaitu tulisan yang mudah dibaca dan terdapat penjelasan arti dari bahasa daerah yang digunakan pada beberapa kalimat. Hal ini juga karena secara keseluruhan, bahasa Minang pada novel ini sudah banyak diselaraskan dengan bahasa Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun