***
"Sudah dipertimbangkan baik-baik?" tanya Ali yang ikut sedih sebab cintaku kandas di tengah jalan dan kami tidak jadi sepupuan. Dia juga merasa gagal sebagai mak comblang. Ali sangat menyayangkan kejadian ini, sebab dia yakin kalau Pian sungguh mencintaiku dan aku juga betul-betul kasmaran. Kami berdua terlihat sebagai pasangan yang sepadan dan sangat serasi.
Aku hanya tersenyum, tak menjawab. Pikiranku melayang, ingat abangku yang pernah dirawat seminggu karena tidak bisa mengeluarkan angin. Perutnya bengkak dan terlihat sangat menderita. Atas pengalaman ini, membuang gas setiap bangun tidur menjadi kebiasaan sehat di keluarga kami. Rasanya plong untuk memulai hari, sebab telah membebaskan sesuatu yang mengganjal dalam perut. Di keluargaku, kapan saja tidak ada larangan untuk mengeluarkan gas.
Setelah menyerahkan surat, akhirnya aku bisa bernapas lega. Rasanya plong karena terbebas dari adat yang bakal mengikatku dari hal-hal yang selama ini telah membuatku bahagia. Yah, hanya bisa membatin, "Belum jodoh"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H