Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Ketika Cinta Harus Memilih

30 Juni 2024   06:37 Diperbarui: 30 Juni 2024   06:37 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau hari Minggu, kami keliling mengunjungi teman-teman KKN di lain desa atau lintas kecamatan. Waktu mengunjungi Novi di desa Lembang-lembang, ada acara mappalette atau marakka bola, yaitu gotong royong memindahkan bangunan rumah panggung milik orang Bugis. Acara seperti ini juga biasa digelar di tempat kediamanku dulu di Batang Ase yang masuk kabupaten Maros.

Acara lainnya, ziarah dari makam ke makam, seperti nyekar ke makam Raja Balanipa di desa Napo (Limboro). Kesempatan lainnya, mengunjungi makam Syekh Abdurrahim di pulau To Salama. Beliau adalah tokoh penyebar Islam pertama di tanah Mandar. Beberapa kali, kami juga mengunjungi tempat-tempat pembuatan perahu sandeq. Atau sekedar keliling di desa Lekopa'dis untuk melihat proses pembuatan sarung Mandar, dan lain sebagainya.

Dari semua acara yang kami kunjungi sebagai program 'pendekatan' atau pacaran di lokasi KKN, messawe to tamma (khataman) di Balanipa menjadi acara yang paling berkesan. Dalam acara itu kami menyaksikan kuda menari (sayyang pattudu) yang kendarai oleh disayyang (anak yang dipestakan karena telah khatam Al-Qur'an) dan pesayyang, yang mendampingi disayyang.

Kudanya dihias pakai kalung perak, penutup muka dan kacamata. Baik disayyang maupun pesayyang, mereka memakai baju adat Mandar. Kudanya sudah terlatih, namun tetap ada pengiring dalam acara tersebut yang dinamakan pesarung. Biasanya terdiri dari 2 orang yang menjaga di kiri dan kanan kuda, jadi semuanya 4 orang. Mereka juga memakai baju adat.

Acara ini sangat menarik dan unik karena kudanya pandai menari mengikuti irama tabuhan pa'rawana (pemain rebana). Arak-arakan menjadi lengkap dengan hadirnya pa'kalindaq-daq, orang yang melantunkan kalindaq-daq (syair) yang ditujukan kepada disayyang.

Kalindaq-daq adalah sastra lisan di Mandar yang syairnya berisi pesan-pesan leluhur (pappasang) dan bertema religi. Ritual mappatamma biasanya digelar bersamaan dengan pammunuang (maulidan). Jenis makanan khas yang disuguhkan pada akhir acara ini adalah marrappa' tiri' atau berebut telur rebus yang ditusuk serupa sate dan aneka model lainnya.

Acara ini sangat berkesan, sebab aku jadi mengenal karakter Pian yang sesungguhnya. Selama ini kupikir dia sangat pendiam tak banyak omong. Tapi ada tragedi setelah acara ini yang berakhir fatal buat kami berdua.

Waktu marrappa'tiri', kami masing-masing dapat 2 telur. Karena lapar, langsung kumakan keduanya. Setelah itu perutku mulai bergolak. Sepanjang perjalanan pulang, aku terus-terusan mengeluarkan gas dari dalam perut. Walau sudah kuusahakan sembunyi-sembunyi, tapi baunya tidak bisa diredam. Pian tahu kalau sumbernya keluar dari badanku.

Setiap kali dia menutup hidung sambil matanya menerawang jauh. Hadirku sudah tidak dipedulikan. Akhirnya dia bilang, "Kalau mau jadi istri orang Toraja, kamu harus bisa menahan apa yang barusan keluar. Masalahnya bukan cuma nama suami yang dipertaruhkan, tapi juga nama keluarga besar. Nama marga."

Ooops!? Aku diam seribu bahasa. Aku tak tahu harus menjawab apa. Perutku kembung dan bergejolak sangat hebat. Aku berusaha menahan, tapi angin itu keluar tanpa bisa diajak kompromi. Di sisi lain, aku merasa lega sebab sakit yang menusuk-nusuk perutku, mulai berkurang setiap kali gas keluar.

Kalau ada cermin, aku yakin wajahku pucat pasi saat itu. Bukan karena kata-kata Pian, tapi menahan kembung dan sakit di perut. Badanku dingin nyaris menggigil. Jadi satu-satunya cara yang paling aman, hanya diam dan melipat kedua lengan di atas perut untuk menahan sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun