Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Pok pok Juga Bisa Salah Target

28 Juni 2024   05:00 Diperbarui: 28 Juni 2024   05:25 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokumen pribadi Claudia Magany (hanya ilustrasi)

Masih lekat dalam ingatanku, malam itu kami berkumpul depan gedung PKM untuk pembagian jatah bus yang disewa oleh panitia KKN. Ada beberapa armada yang diberangkatkan ke Kabupaten Polmas (Polewali Mamasa). Kala itu masih termasuk propinsi Sulawesi Selatan. Sebutan kota Makassar juga masih bernama Ujung Pandang.

Malam itu rasanya sangat panjang, seolah tak pernah berakhir. Rasa lapar dan haus juga sirna karena berbagai emosi berkecamuk dalam pikiran. Kuatir, takut, segan, gembira, sedih, stress dan seterusnya. Semua emosi menyatu, sudah seperti sayur lodeh dalam panci yang diaduk-aduk agar santannya tidak pecah namun sayuran tetap utuh. Kira-kira, begitulah suasana hatiku pada malam keberangkatan rombongan KKN Unhas Gelombang XLII (42) di Kabupaten Polmas.

Hampir di setiap kota, bus berhenti untuk memberi kesempatan penumpang yang ingin ke WC. Sampai kota Pare-pare, perjalanan cukup lancar. Aku masih bisa melihat lampu-lampu menyala dari rumah penduduk.

Selepas Pinrang, laju bus mulai melambat. Jalanan sudah tidak semulus jalan poros sebelumnya. Mungkin supirnya juga sudah lelah dan mengantuk. Sebab mobil sering berhenti mendadak, sepertinya Pak sopir kaget-kaget menginjak rem. Jangan-jangan Pak sopirnya menyetir sambil tidur.

Kiri kanan jalan sangat gelap. Tidak ada penerang jalan. Rumah penduduk juga jarang-jarang. Ketar-ketirku bukan mengkhawatirkan kecelakaan, tetapi lebih mengkhawatirkan 'pok pok'. Aku langsung membayangkan, jangan-jangan Pak sopir melihat makhluk ini sedang gentayangan di tengah jalan.

Ada yang cerita kalau antara Pinrang dan Polmas, hantu pok pok biasanya terbang dari pohon ke pohon untuk mencari mangsa. Makhluk halus ini berwajah perempuan, bermata merah menyala dengan perut menganga. Jadi terlihat ususnya dan isi perut lainnya (jeroan).  Dikatakan pok pok sebab pada saat terbang terdengar bunyi 'pok pok' seperti suara kepakan sayap.

Pok pok beroperasi setelah lewat tengah malam. Tujuannya mencari mangsa wanita yang sedang hamil atau melahirkan. Konon katanya, dengan memakan janin atau ari-ari, wanita ini akan terlihat cantik dan awet muda sepanjang harinya.

Bisik-bisik dari penumpang yang juga tidak bisa tidur, aku bisa dengar percakapan mereka soal makhluk halus yang sangat terkenal di pulau Sulawesi. Aku berusaha untuk mengabaikan percakapan mereka. Aku tidak ingin menambah definisi tentang makhluk ini. Tapi telingaku tegak berdiri untuk menampung bisik-bisik tersebut. Pok pok, nenek Pakande, nenek lampir, kuntilanak dan seterusnya langsung memenuhi pikiranku karena menguping percakapan tersebut.

Sekitar jam 07.30 bus berhenti di depan pasar Tinambung yang pagi itu terlihat sudah ramai pengunjung. Pak Jani (Supervisor) yang mendampingi perjalanan, mengelompokkan kami berdasarkan nama desa. Aku dan 7 nama lain, semuanya 4 wanita dan 4 pria, masuk kelompok desa Lekopa'dis.

Seorang pemuda utusan Pak Desa, menyongsong kami. Namanya Pak Udin. Dia bilang rumah Pak Desa, berada di ujung jalan sana, tak jauh dari pasar yang merangkap halte bus antar kota. Melihat barang bawaan kami, Pak Udin sempat menawarkan naik pete-pete. Tapi karena dia bilang hanya di ujung jalan, jadi kami memilih jalan kaki sebab semalaman sudah puas duduk berjam-jam dalam bus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun