Samba Paria
Dulu itu, pernah ada raja Mandar yang sangat kejam. Kebisaan sang raja hanya memerintah rakyat membayar pajak tinggi demi memperkaya kerajaan. Rakyat dibuatnya miskin dan sangat susah. Sementara sang raja berlimpah harta kekayaannya.
Walau sudah beristri 13, raja tak pernah puas. Dia senang berburu wanita-wanita cantik. Maka, banyak wanita yang bersembunyi sebab takut dijadikan istri oleh baginda yang terkenal bengis dan serakah. Karena letak kerajaan ini di pesisir pantai, jadi banyak rakyatnya yang melarikan diri dengan perahu ke negeri lain.
Suatu malam sang raja bermimpi tentang bunga kuning kecil yang harumnya semerbak di tengah rimba belantara. Karena keelokan bunga tersebut, sang raja memanggil juru mimpi untuk mengartikan mimpinya.
"Daulat paduka, arti mimpi tentang bunga tersebut, baginda raja akan mempersunting gadis cantik dari tengah hutan untuk menjadi permaisuri. Namun gadis itu mempunyai tuba untuk melindungi dirinya," kata juru mimpi.
Saking penasaran, hari itu juga sang raja pergi berburu. Dikawal oleh para prajurit dan sekelompok anjing pemburu, pergilah raja bersama pasukan ke hutan-hutan rimba.
Sementara itu, nun jauh di tengah hutan ada sebuah rumah panggung yang tertutup oleh semak belukar. Rumah ini letaknya sangat tersembunyi karena dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi. Siapapun tak akan mengetahui kalau di balik pepohonan tersebut ada sepasang kakak beradik yang tinggal di sana.
Sang kakak bernama Samba. Namun penduduk sekitar mengenalnya sebagai Samba Paria sebab ada pohon paria (pare) yang tumbuh merambat sangat subur mengelilingi rumah mereka.
Samba yang berusia 16 tahun, tinggal dengan adiknya laki-laki. Mereka sudah yatim piatu. Orang tua mereka dibuang ke pengasingan sebab pernah melawan raja. Tak hanya diasingkan, mereka juga dibunuh oleh prajurit raja dan harta mereka dirampas habis.