Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Tolok Ukur Keberhasilan KKN

26 Juni 2024   06:00 Diperbarui: 26 Juni 2024   06:37 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: Cerita Rakyat Mandar (Balanipa)

***

Hari itu aku disambut warga, mungkin karena aku membawa bola, seragam tim pemain dan piala untuk pertandingan. Aku juga membawa gitar untuk mengisi acara panggung gembira.

Tiba hari H, lapangan voli terlihat lebih profesional. Garis lapangan yang sebelumnya hanya berupa taburan kapur dan mudah terhapus, telah diganti oleh potongan bambu yang ditanam sekitar 10 cm. Jadi bambunya tidak membahayakan pemain. Garisnya juga tetap terlihat dan solid.

Tim Lekopa'dis memakai seragam warna kuning hadiah dari sponsor. Set pertama aku selalu memberi kesempatan warga untuk bermain dalam tim. Kalau lawannya lemah, aku memilih teriak-teriak di tepi lapangan untuk memberi support dan membiarkan mereka bertanding. Giliran bertemu lawan yang kuat, barulah aku turun ke lapangan sebagai pemain.

Set demi set, akhirnya tim kami (putra/putri) berhasil masuk final. Aku selalu ingatkan tim untuk bermain cantik pakai taktik, bukan pakai otot dan emosi.

Setiap kali bertanding, lawan-lawan kami banyak terkecoh melihat penonton yang meneriakkan yel-yel sambil melambai-lambaikan janur berbentuk keris panjang yang sempat kuajarkan pada mereka.

 

Ide janur ini terinspirasi dari kisah I Karake'lette yang berhasil menaklukan Raja Gowa dengan keris. Kebetulan materinya berlimpah di desa Lekopa'dis. Hampir setiap rumah menanam pohon kelapa. Sayangnya, aku hanya tahu bentuk keris, satu-satunya model janur yang bisa kubikin.

Percaya atau tidak, kami betul-betul merasakan semangat duel I Karaka'lette saat kami bertanding. Alhasil, kami berhasil memenangkan pertandingan karena bermain cantik pakai taktik tanpa emosi.

Masih dalam suasana bersalam-salaman dengan wasit, sesama peserta dan lawan main, tiba-tiba kami mendengar suara gong dan genderang. Iramanya bervariasi. Cepat dan lambat, diselingi bunyi kecapi dan suling. Lalu muncul 5 gadis kecil cantik-cantik memegang kipas menarikan tari Patuddu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun