Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Setelah Diboikot, Saatnya Memikirkan Alternatif Minyak Goreng

20 Maret 2022   06:00 Diperbarui: 20 Maret 2022   12:48 2335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minyak nabati alternatif (Foto dokpri) 

BUNGA MATAHARI

Kesan pertama saya tentang indahnya Italia, adalah perjalanan Roma-Venezia pada akhir musim panas. Saat melewati Toscana, hanya kebun-kebun bunga matahari yang terlihat kuning dan hijau terhampar sejauh mata memandang.

Kala itu pikiran saya melayang ke Ikrar, keponakan yang suka sekali dengan bunga ini. Dulu kalau menjemput dia dari sekolah, biasanya minta berhenti sesaat depan rumah tetangga yang menanam pohon ini. Dari atas motor dia bisa melihat jelas bunga-bunga warna kuning yang mendongak mencari posisi matahari dari balik pagar rumah tersebut.

Jadi waktu tiba di Venezia, saya langsung menyurat dan bercerita tentang pemandangan indah yang saya lihat sepanjang jalan. Tentang biji matahari yang diolah menjadi minyak goreng. Bukan cuma kuaci yang kita kenal dan bisa dikonsumsi.

Sebagai Tante, saya menyarankan dia kalau besar nanti pilih fakultas Pertanian. Buka kebun bunga matahari. 

Tanaman ini bisa tumbuh dengan subur di Indonesia yang beriklim tropis. Mataharinya konstan 12 jam sepanjang hari sepanjang tahun. 

Tak hanya menghasilkan kuaci, jajanan kesukaan anak-anak tapi biji matahari bisa diolah menjadi minyak goreng. Selain itu, juga indah menyegarkan mata.

Surat ini saya tulis sekitar 16 tahun yang lalu. Ikrar tertawa kalau ingat nasehat di surat tersebut. Dia sudah bekerja mapan dan berkeluarga. Dia juga sudah lupa tentang bunga matahari yang pernah dia kagumi.

ISU PENGHIJAUAN

Waktu media Italia mengangkat isu minyak sawit, beberapa teman sini ada yang bertanya dan ingin mendengar langsung komentar saya tentang ulasan media mereka yang sangat negatif tentang Indonesia.

Saya hanya bisa menjawab: "Kayu di hutan di Indonesia sudah habis sebab dipakai orang Italia untuk membuat lantai rumah kalian. Kayu-kayu tersebut sudah ada sebelum kami lahir. Secara logika, untuk penghijauan dengan menanam ulang pohon menjadi kayu, harus menunggu tahunan lamanya. Satu generasi lahir, perlu dikasih makan. Kalau menanam sawit, mereka bisa melanjutkan hidup karena tidak menunggu lama untuk bisa dipanen. Hasil sawit yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Indonesia pada umumnya, adalah minyak goreng. Sawit menjadi pilihan, sebab menunggu kelapa untuk diolah menjadi minyak juga membutuhkan waktu cukup lama"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun