Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah di Balik Sebuah Lukisan Terkenal

11 Maret 2022   06:45 Diperbarui: 13 Maret 2022   15:33 1474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin sore, mertua mengeluhkan punggungnya yang mulai sakit sana-sini. Tidur makin tak nyaman sebab lebih terasa sakitnya ketika berbaring. Jadi kami curiga jangan-jangan kasurnya yang bermasalah. 

Apalagi beliau selalu tidur dengan posisi sama di tempat yang sama sepanjang hari sepanjang tahun. Kebetulan kami datang berdua, jadi sempatkan untuk memutar kasur yang lumayan berat. 

Bagian lain tampak masih lebih baik, mudah-mudahan cara ini menjadi solusi untuk mengurangi keluhan beliau.

Waktu masuk kamar, saya tertegun melihat gambar yang sangat akrab dan pernah akrab. Gambar dengan bingkai oval berukir warna emas, tergantung di tengah dinding menjadi center point dalam kamar tersebut. 

Karena letaknya juga persis di tengah ranjang, seolah menjadi penjaga saat beliau tidur. Isi bingkai adalah gambar wanita bertutup kepala dengan jubah warna biru yang sedang menggendong bayi dalam keadaan tidur.

Melihat saya tertegun dengan gambar ini, beliau langsung berkomentar: "Lihat, setiap tidur saya juga terlelap seperti bayi yang digendong Bunda Maria, sebab saya juga dijaga dan dilindungi sama seperti bayi ini!"

Serta merta beliau lupa kalau sebelumnya mengeluh panjang karena sakit punggung. Beliau terlihat sangat antusias kalau bisa meyakinkan saya bahwa dia adalah mertua yang sangat ibadah.

Dari gambar di dinding, mata saya digiring ke atas meja di sudut kamar untuk melihat sejumlah koleksi gambar-gambar orang suci yang menurut beliau, ikut menjaga seisi rumah bahkan gedung tempat beliau tinggal. 

Sebagai mantu, saya hanya senyum-senyum ikut mengaminkan apa yang diyakini beliau.

Kembali ke bingkai bergambar wanita dan bayi, lukisan ini dikenal sebagai Madonnina oleh orang Italia. Menjadi salah satu lukisan yang paling banyak direproduksi sepanjang masa. 

Saya sendiri juga pernah punya buku tulis (catatan agama) dengan cover gambar ini. Sebagai murid di sekolah katolik, saya sengaja mencari buku tulis yang gambarnya agak religius biar dapat ponten tinggi oleh Romo yang mengajar agama. 

Ooops, ini juga semacam keyakinan saya kala itu seperti yang diyakini mertua saya saat ini.

PENASARAN

Dulu pertama kali datang ke Italia, saya menyewa kamar di sebuah biara di kota Perugia. Di sana ada seorang biarawati sepuh yang pernah bercerita tentang lukisan ini. Saat mendengar kisahnya, waktu itu saya pikir hanya mitos belaka. 

Tapi akhirnya tergoda juga untuk menelusuri kebenaran desas-desus cerita ini. Dari hasil merangkum catatan sejarah dan search lewat wikipedia, ternyata benar bahwa lukisan ini karya orang Italia yang menggambarkan Angelina Cian, gadis usia sebelas tahun sedang menggendong adiknya.

Lukisan ini merupakan hasil goresan Roberto Ferruzzi yang lahir di Dalmatia tahun 1853 dan meninggal di Luvigliano, Colli Euganei tahun 1934. Ia adalah putra seorang pengacara terkenal yang sangat berbakat. Selesai studi klasik, ia mendaftar di Fakultas Hukum Universitas Padova.

Sambil kuliah, ia belajar menggambar dan melukis serta mengabdikan dirinya pada musik. Pada tahun 1879 ia menetap di Luvigliano (Bukit Euganei) dan mengabdikan diri secara eksklusif untuk melukis.

Oh ya, dua tahun lalu nama Bukit Euganei sempat melejit menjadi berita utama di berbagai media sebab dikaitkan dengan covid Italia karena menjadi kota pertama di Veneto yang mendapat label zona merah. 

Daerah ini juga sangat terkenal sebagai penghasil minuman anggur manis dengan aroma yang sangat khas dan berkarakter, antara lain Colli Euganei Fior d'Arancio.

INSPIRASI LUKISAN

Suatu hari Ferruzzi melihat seorang gadis bernama Angela (anak kedua dari lima belas bersaudara) sedang menggendong Giovanni yang tertidur di lengannya. 

Gambar si adik mengejutkan si pelukis karena terlihat manis dan lembut. Ia lalu mereproduksinya dalam sebuah lukisan yang berjudul 'Maternity'.

Lukisan itu dipamerkan dan berhasil memenangkan Venice Biennale kedua pada tahun 1897. Dari Maternity, lukisan ini berganti nama menjadi "Madonnina". 

Selain itu, dikenal pula sebagai La Zingarella (wanita gipsi), "delle vie" (Madonna of the street), "del riposo" dll.

Kisah tentang lukisan, konon katanya berhasil terjual seharga tiga ribu lira. Salah seorang yang pernah membeli lukisan ini adalah John George Alexander Leishman, diplomat AS untuk Perancis yang juga jutawan baja. Tetapi dia tidak membeli hak reproduksinya.

Lalu dijual kembali beberapa kali. Akhirnya dibeli oleh Alinari bersaudara, fotografer terkenal di Firenze yang memajang lukisan ini di studio mereka. 

Setelah itu masih dijual kembali, sebab Alinari memiliki hak reproduksi. "Madonnina" pun direproduksi dalam ribuan salinan berupa tiket, 'kartu suci' dan berbagai bentuk objek lain.

Kabar angin lainnya, lukisan tersebut katanya berakhir di dasar laut, ikut tenggelam bersama kapal yang tertembak torpedo waktu perang dunia kedua. Ada juga yang mengklaim 'tidak hilang', tetapi disimpan sebagai koleksi pribadi di Pennsylvania.

ANGELINA CIAN

Angelina, gadis model dalam potret yang menginspirasi Madonnina, dikisahkan pindah ke Venezia. Di kota ini ia menikah dan diboyong suami hijrah ke Oakland di California pada tahun 1906. Meraka beranak sepuluh, tetapi Angelina tidak bahagia karena suaminya meninggal secara mendadak.

Sebagai janda, dia tidak mampu menghadapi kesulitan hidup. Anak-anaknya dititipkan di panti asuhan. Dia sendiri putus asa, lalu masuk dan tinggal di rumah sakit jiwa. Kemudian meninggal pada tahun 1972.

Kisahnya terungkap tahun 1984 pada saat biarawati Mary, salah seorang anak pasangan Angelina Cian-Antonio Bovo menelusur jejak orangtuanya di Italia (Venezia).

Seorang bibi (adik ibunya) yang telah sepuh, menjelaskan sambil memperlihatkan lukisan karya Ferruzzi tersebut. Wajah Madonna paling terkenal di dunia, yang tak lain adalah wajah ibu kandungnya waktu muda (sumber: Suor Angela Maria Bovo, Storia Locale Luvigliano).

Madonnina menjadi lukisan 'sakral' yang paling banyak direproduksi walau tidak ada berita tentang lukisan aslinya selama beberapa dekade. Meski awalnya tidak dilukis sebagai gambar religius, lukisan ini dipopulerkan sebagai gambar Perawan Maria menggendong bayi laki-lakinya dan menjadi karya Ferruzzi yang paling terkenal.

Sayangnya, kisah tentang Roberto Ferruzzi sebagai pelukis, tidak banyak dokumen yang mengungkap cerita hidup dan kariernya. 

Mungkin sudah cukup kaya jika semasa hidup sudah bisa menjual karya dengan harga cukup tinggi pada era tersebut. Ya, siapa tahu suatu hari nanti saya punya kesempatan ke Padova untuk eksplorasi lebih rinci tentang profil Ferruzzi.

Kemarin sore saya menceritakan ulang hasil pencarian 'kisah di balik gambar' yang pernah juga saya ulas di profil medsos saya. 

Wajah mertua terlihat merah padam ketika saya mengakhiri penjelasan yang cukup panjang lebar. Maklum saya harus menjelaskan dalam bahasa Italia yang masih sangat terbatas.

Kesimpulan, beliau tidak bisa menerima penjelasan saya sebab selama ini beliau meyakini bahwa lukisan ini sakral dan telah menjadi penjaga tidur sepanjang malam sepanjang tahun sejak tergantung di dinding kamarnya.

Kemarin kami ke sana untuk memenuhi panggilan beliau yang mengeluh sakit. Jadi suasananya kurang tepat untuk berkomentar tentang kisah orang-orang di balik sebuah karya lukis yang sangat terkenal ini. 

Semalam akhirnya saya yang tidak bisa tidur. Sepanjang malam saya memikirkan mertua. Ah, mungkin beliau semakin tak nyaman setelah mendengar perjalanan sebuah gambar yang terinspirasi dari dua bersaudara Angelina dan Giovanni karya Ferruzzi. 

Campur baur antara mertua, nasib tragis Angelina, wajah-wajah suore (beberapa biarawati) dan membayangkan mereka yang pernah bertransaksi dengan lukisan ini, perlahan mata saya mulai tertutup damai seperti bayi Giovanni terlelap dalam dekapan Angie, sang kakak.

Tentang buku pelajaran agama saya masa SMP dulu yang bergambar Madonnina ini, ternyata tidak berefek sakral untuk mendapat ponten tinggi! 

Akhir semester hanya dapat nilai pas-pasan dan harus puas bisa naik kelas. Dengan kata lain, saya harus rajin belajar lebih giat bukan mengkultuskan cover buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun