Sebagai ibu, mendengar alasan ini sepertinya tak logis. Tapi apa mau dikata, Kasrina sudah pasrahkan semua keadaan ini kepada tim dokter yang menurutnya, orang-orang tepat yang ahli di bidang ini. Soal bayinya yang banyak bergerak, anak seusia Andrej belum mengerti apa-apa, belum bisa diajak berkomunikasi. Dan akhirnya, kalau memang harus diikat, mungkin ini memang sudah aturan yang sesuai prosedur.
Jawaban datang dari salah satu dokter di RS Italia, Sant Matteo-Pavia yang menyarankan beberapa hal yang harus dilakukan. Lalu terjadi koresponden via email antar profesor di Serbia dan profesor di Italia hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menerima Andrej mendapat perawatan di Italia.
Sementara itu, keluarga kecil Miric, mulai mengurus dokumen dan sibuk mengajukan visa. Sayangnya, mereka terkendala dengan surat izin Miric yang sudah balik kerja di kapal sejak bulan Mei 2019. Padahal Agustus 2019 mereka harus ke Italia. Karena itu pihak kedutaan Italia masih menunda pembuatan dokumen.
Salah satu persyaratan untuk mengajukan visa, harus ada surat persetujuan dari pihak ayah. Waktu itu suaminya Kasrina sudah kontak Captain, untuk minta tolong dibuatkan surat rekomendasi izin untuk Kasrina dan Andrej, berdua ke Italia. Jadi pada saat kapal berlabuh di pelabuhan Italia, suaminya ke kantor polisi di Civitavecia, Spezia (Florence). Namun hasilnya nihil.
Padahal sudah H-7 dari hari keberangkatan, tapi Kasrina dan Andrej belum punya visa Italia. Sementara transportasi dengan pesawat presiden Serbia, ambulan dan surat-surat lainnya sudah konfirmasi. Tidak tanggung-tanggung, dukungan pemerintah Serbia untuk Andrej dan Kasrina, mereka difasilitasi pesawat presiden untuk berangkat ke Italia.
Tidak berhasil meyakinkan pihak kedutaan Italia, akhirnya Miric minta cuti darurat karena surat dari Captain kapal tetap ditolak oleh pihak kedutaan Italia. H-3 saat Miric tiba, tahunya mereka dapat konfirmasi dari kedutaan Italia. Visa 'Medical' mereka disetujui, walau tanpa perlu surat ijin orang tua dsb.
Tapi suaminya sudah terlanjur keluar, turun meninggalkan kapal dan pekerjaan. Risiko bekerja di kapal yang berupa hotel terapung, situasinya jauh berbeda dengan bekerja di daratan. Sekali meninggalkan pelabuhan, urusannya repot kalau harus mengejar kapal di tengah laut.