Dengan dibentuknya adanya kegiatan pelatihan komputer kepada Apatur dan Karangtaruna desa, para remaja sebagai anggota karang taruna dan para apatur desa  dapat belajar mengenai teknologi dan cara penggunaannya. kegiatan ini merupakan usaha masyarakat sebagai generasi muda untuk memajukan keterampilan masyarakat disuatu wilayah. Sehingga bila kemampuan dan keterampilan masyarakat meningkat, pasti produktivitas kerja juga meningkat, yang berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Hijaukan IndonesiaÂ
Koalisi Pemuda Hijau IndonesiaÂ
Pesatnya pembangunan infrastruktur, seperti jaringan jalan, telekomunikasi, listrik, air, menjamurnya gedung perkantoran, hingga mal-mal di kota-kota besar, semakin berdampak buruk pada lingkungan yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah baru seperti banjir dan polusi.
Untuk mengurangi dampak tersebut, sebuah organisasi lingkungan bertajuk Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (Kophi) punya beragam kegiatan seputar edukasi dengan diskusi dan sharing pengetahuan di kampus-kampus sebagai pembicara, juga dalam hal pemberian training keterampilan pengelolaan lingkungan.
Koalisi Pemuda Hijau Indonesia berdiri pada 28 Oktober 2010 dan diresmikan pada 30 Oktober 2010 melalui Deklarasi Kophi di Museum Bank Mandiri. Dipelopori oleh ketiga pendirinya, yakni Yudithia (Universitas Indonesia), Lidwina Marcella (London School of Public Relation), dan Agusman Pranata (President University), Kophi berkembang menjadi organisasi pemuda pemerhati lingkungan yang tersebar di 18 provinsi Indonesia.
Tidak hanya menjadi forum komunikasi antara pemuda dan pemudi Indonesia yang memunyai kepedulian pada isu perubahan iklim, melalui laman Kophi dan pertemuan-pertemuan yang Kophi adakan, komunitas yang berjalan independen dan tidak terafiliasi dengan organsisasi atau pihak tertentu ini juga hadir sebagai fasilitator dalam pengembangan kapasitas mereka melalui workshop, pelatihan, dan seminar yang bekerja sama dengan LSM-LSM dan komunitas hijau.
"Sebagai komunitas pemuda Indonesia, Kophi terus berkembang dan berharap untuk dapat menjadi, sumber informasi bagi pemuda-pemudi Indonesia terkait isu perubahan iklim dan lingkungan hidup yang mampu mewujudkan Indonesia yang lestari," ujar Ghofar Ismail, Divisi Media dan Komunikasi Kophi.
Berkaitan dengan kegiatan, karena Kophi berada di 18 provinsi dengan kebutuhan berbeda, kegiatan pun dikemas secara variatif dan menyesuaikan dengan situasi di daerah masing-masing. Secara umum, Kophi selalu berusaha melakukan edukasi pelestarian lingkungan dengan sharing-sharing pengalaman dan memberikan teknik aplikatif yang sederhana untuk merawat lingkungan. Belum lama ini, Kophi mengajarkan cara pembuatan lubang biopori (BIOSAFARI) ke beberapa sekolah di Jakarta, pembuatan kompos, Gerakan Lingkungan dan Aksi Sosial (Gelas) Kophi di Desa Weninggalih, Bogor, Edukasi lingkungan kepada anak-anak jalanan secara berkala, dan yang paling terbaru, Kophi sedang menggalakkan petisi "Kami Tidak Ingin Botol Plastik Lagi!"
"Kami memayungi banyak hal tentang isu lingkungan seperti peduli mangrove, biopori dan lainnya. Tahun ini kita mengangkat tema tentang udara. Berkaitan dengan itu, kami melakukan program vertical garden sebagai salah satu solusi dari semakin sempitnya ketersediaan lahan hijau, di program ini kita mengedukasi masyarakat untuk menanam secara vertikal seperti di tembok rumah, hiasan, dan lainnya," ucap Ghofar.