PENCEMARAN EKOSISTEM LAUT INDONESIA DARI PERSPEKTIF HUBUNGAN INTERNASIONAL
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar, memiliki ekosistem laut yang sangat kaya dan strategis. Walaupun memiliki ekosistem laut yang luas dan kaya, terdapat ancaman pencemaran limbah plastik ,salah satunya adalah limbah plastik .
Plastik adalah istilah umum bagi polimer, yaitu material yang terdiri dari rantai panjang karbon dan elemen lainnya, seperti oksigen, nitrogen, klorin atau belerang yang mudah dibuat menjadi berbagai bentuk dan ukuran. Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk bahan-bahan dasar plastik (monomer) secara sambung-menyambung zat non plastik yang disebut aditif. Zat aditif diperlukan untuk memperbaiki sifat plastik itu sendiri. Bahan zat ini berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar ultraviolet dan anti lekat (Setyablogku, 2012). Menurut peneliti pusat riset oseanografi BRIN, menyampaikan bahwa saat ini lebih dari 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut setiap tahunnya. Masalah ini mengancam kehidupan laut, ekosistem pesisir, dan kesehatan manusia yang bergantung pada hasil laut. Berdasarkan data BRIN “lebih dari 70% sampah plastik yang berada di perairan berasal dari aktivitas manusia di daratan, termasuk melalui sungai dan pantai yang tidak dikelola dengan baik". Sampah plastik ini paling banyak ditemukan seperti plastik sachet, kantong plastik, botol minuman, dan sedotan. Sampah-sampah ini membutuhkan ratusan tahun untuk terurai, mencemari laut, dan merusak habitat biota laut.
Praktik impor sampah atau limbah non-b3 sebenarnya telah berlangsung lama di indonesia. Sampah impor sejatinya dibutuhkan sebagai bahan baku berbagai industri dalam negeri. Namun dalam kenyataannya, pelanggaran importasi kerap terjadi. Misalnya, industri kertas dan pulp yang mengimpor kertas bekas sebagai bahan baku. Sering dijumpai kertas bekas impor yang didatangkan dari luar negeri berisi plastik, logam, sampah rumah tangga, atau material ikutan lainnya. Dalam data menyebutkan empat tahun terakhir, impor limbah plastik oleh indonesia terus meningkat. Jika pada 2015 impor limbah plastik tercatat sebesar
97.000 ton, jumlahnya meningkat menjadi 321.000 ton pada 2018. AS jadi pengirim utama limbah plastik ke indonesia, dikutip dari kompas. Impor sampah sebenarnya telah dilarang secara tegas di dua undang-undang. Dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan, “Setiap orang dilarang memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke media lingkungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Pemaknaan limbah di sini termasuk sampah yang dikategorikan sebagai limbah padat non-B3.
Menurut Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 ayat (14) menyebutkan : Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Pencemaran laut juga dapat berupa plastik yang tidak terurai. Jumlah limbah ini semakin lama semakin besar, dan hingga sekarang belum diketahui pasti dampak lingkungannya secara jangka panjang, selain dampak estetikanya yang sudah jelas merugikan.
1. Dampak pencemaran limbah plastik terhadap ekosistem laut di indonesia
Pencemaran limbah plasti yang memiliki dampak yang sangat merugikan terhadap ekosistem diindonesia ,yang memilikin dampak seperti :
Adanya kerusakan habitat,yang dimana limbah plastik yang dibuang sembarangan dapat mencemari habitat satwa liar ,baik di darat maupun dilaut ,selain itu plastik juga dapat merusak terumbu terumbu karang dan ekosistem pesisir .kerusakan habitat akibat pencemaran limbah p;astik ini juga terjadi ketika adanya plastik yang mencxemari lingkungan alam yang menjadi tempat tinggal berbagai spesies
Adanya ancaman terhadap satwa liar ,satwa,baik yang hidup di darat bmaupun dilaut ,seringkali tertipu dengan plastik yang mengambang dilingkungan mereka .yg juga dapat mengira bahwa plastik sebagai makanan ,yang dapat menyebabkan keracunan ,penyumbatan saluran pencernaan ,atau bahkan kematian.dan ancaman terhadap satwa liar akibat pencemaran limbah plastik di indonesia yang sangat signifikan dan berdampak langsung pada keberlangsungan hidup berbagai spesies.
Pencemaran tanah dan air, yg dimana plastik yang terdegrasi yang sangat lambat dan dapat mencemari tanah dan badan air, sehingga mikroplastik yang bisa terlepas dari
plastik yang membusuk yang dapat meresap kedalam tanah dan mencemari sumber air bersih ,yang giliran nya dapat mengancam kualitas air untuk keperluan manusia dan mahkluk hidup lain nya .
2. Yang harus dilakukan negara pemberi sampah
Negara pemberi sampah ,yang termasuk indonesia sebagai salah satu negara penghasil limbah plastik terbesar,seperti memiliki tanggung jawab yang besar dalam menangani pencemaran sampah plastik dan mencegah dampak negatuf terhadap lingkungan dan ekosistem.dan hal ini juga memiliki langkah langkah yang harus dilakukan oleh negara pemberi sampah,seperti:
Mengurangi produksi plastik sekali pakai dimana pemerintah harus mengurangi atau bahkan melarang penggunaan plastik yang sekali pakai ,seperti kantong plastik,sedotan dan kemasan plastik lainnya ,serta mendorong penggunaan bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan
Meningkatkan sistem daur ulang,negara harus memperkuat lagi dan memperluas sistem daur ulang sampah ,dengan menyediakan infrastruktur yang memadai seperti ,seperti tempat sampah ,fasilitas pengumpulan dan pusat daur ulang .serta dilakukan nya kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang juga yang sangat di perlukan.
Kerja sama internasional.Negara pemberi sampah yang bekerjasama dengan negara negara lain dalam mengatasi masalah pencemaarn plastik lintas batas,kerjasama ini lah yang dapat meliputi pertukaran pengetahuan ,bantuan teknis ,dan pengaturan yang lebih dalam [erdagangan limbah plastik.
Edukasi kampanye publik,pemertintah yang bersama dengan sektor swasta dan masyarakat ,yang perlu meluncurkan kampanye edukasi untuk mengurangi konsumsi plastik dan meningkatkan kesadaran tentang dampak negarif sampah plastik terhadap lingkungan dan kesehatan.
3.Yang bisa dilakukan negara penerima sampah
Negara asal penerima sampah (negara yang menerima impor) memiliki beberapa langkah yang bisa diambil untuk menagani dan mengatasi masalah sampah impor. Berikut ini adalah beberapa tindakan yang bisa dilakukan :
Menerapkan kebijakan laranagn atau pembatasan impor sampah: negara menerima dapat memebuat kebijakan yang melarang atau membatasi impor samapah, terutama sampah yang tidak sesuai dengan standar lingkungan. Misalnya, dengan memperketat regulasi mengenai jenis sampah yang diperbolehkan untuk diimpor
Menguatkan pengawasan dan pemeriksaan
Negara penerima bisa memperkuat sistem pengawasan untuk memastikan bahwa sampah yang diimpor sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pemeriksaan ketat bisa dilakukan pada titik masuk yang datang tidak melanggar hukum dan tidak berbahaya.
Mengembangkan kerja sama internasioanl,Negara penerima yang dapat bekerjasama dengan negara negara pengirim sampah dalam kerangka perjanjian internasioanal ,seperti konvensi basel ,yang mengatur perdagangan dan pengelolaan sampah berbahaya secarav global.
4. Green politics dalam isu pencemaran laut
Green politics dalam isu pencemaran laut yang merujuk kepada pendekatan politik yang menekankan kepentingan perlindungan alam sekitar,terutama pada lautan yang mencari penyelesaian untuk mengurangi kesan negatif pada kegiatan manusia terhadap ekosistem marin.selain itu ia juga,melibatkan usaha usaha untuk mengatasi pencemaran laut secara mampan.
Dalam konteks ini juga lah , green politics dapat mendorong penerapan polisi yang lebih ketat ,seperti adanya pengharaman atau pengurangan penggunaan plastik yang sekali pakai dan adanya sokongan terhadap teknologi hijau dan alternatif tenaga bersih serta pe nguat kekuasaan terhadap un dang undang alam sekitar.partai politics yangjuga berorientasi kepada green politics yang juga menyokong inisiatif seperti adanya pemulihan ekosistem marin ,penumbuhan kawasan perlindungan laut ,dan pendidikan masyarakat mengenai kepentingan untuk menjaga kelestarian laut.
Adamya isu pencemaran laiut seperti pembuangan plastik ,tumpahan minyak,pencemaran oleh bahan kimia ,dan kerusakan terumbu karang ,yang seringkali mendapat perhatian dalam politik hijau .
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ekosistem laut Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan mendukung kehidupan berbagai spesies. Namun, ekosistem ini menghadapi berbagai ancaman, terutama dari pencemaran limbah plastik dan impor sampah dari negara lain, seperti Amerika Serikat. Pencemaran ini tidak hanya merusak habitat laut, tetapi juga berdampak negatif pada kesehatan manusia dan ekonomi masyarakat yang bergantung pada sumber daya laut. Secara keseluruhan ,pencemaran ekosistem laiut indonesia yang membutuhkan pendekatan yang komprehensif ,serta melibatkan kerjasama internasional ,dan penguatan kebijakan nasional,untuk mencapai perlindungan yang berkelanjutan terhadap laut indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H