Mohon tunggu...
Clara Sabrina
Clara Sabrina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswa Hukum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Bijak dalam Menggunakan Media Sosial oleh Remaja

20 Januari 2021   17:11 Diperbarui: 20 Januari 2021   17:19 1282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Di zaman yang serba canggih saat ini, teknologi internet berkembang dengan begitu pesat seolah menghilangkan jarak ruang dan waktu, setiap pengguna internet dapat terhubung dengan pengguna lainnya dimanapun dan kapanpun untuk mencari atau berbagi informasi. Dengan berbagai macam media sosial, seseorang dapat dengan cepat dan mudah membentuk jaringan dan kontak.

            Media sosial adalah media digital sebagai tempat terjadinya realitas sosial pada ruang waktu tak terbatas bagi para penggunanya untuk saling berinteraksi. Para ahli mendefinisikan pengertian media sosial dengan struktur bahasa yang berbeda, namun tetap dalam makna dan nilai yang sama. Pengertian media sosial menurut beberapa ahli, antara lain :

  1. McGraw Hill Dictionary
                Menurut McGraw Hill Dictionary, Media sosial adalah sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual.

  2. Varinder Taprial dan Priya Kanwar (2012)
                Menurut kedua ahli ini, Media sosial adalah media yang digunakan oleh individu agar menjadi sosial, atau menjadi sosial secara daring dengan cara berbagi isi, berita, foto dan lain-lain dengan orang lain.

  3. B.K. Lewis (2010)
                Menurutnya B.K. Lewis, Media sosial adalah label bagi teknologi digital yang memungkinkan orang untuk berhubungan, berinteraksi, memproduksi, dan berbagi isi pesan.

  4. Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein (2010)
                Media sosial adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis Internet yang dibangun dengan dasar-dasar ideologis Web 2.0 (yang merupakan platform dari evolusi media sosial) yang memungkinkan terjadinya penciptaan dan pertukaran dari User Generated Content.

  5. P.N. Howard dan M.R Parks (2012)
                Media sosial adalah media yang terdiri atas tiga bagian, yaitu : Insfrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan isi media, Isi media dapat berupa pesan-pesan pribadi, berita, gagasan, dan produk-produk budaya yang berbentuk digital, Kemudian yang memproduksi dan mengkonsumsi isi media dalam bentuk digital adalah individu, organisasi, dan industri.

            Pada dasarnya, beberapa ahli menjelaskan pengertian media sosial tidak terlepas dari apa yang terjadi saat ini di dunia. Sebagian besar penduduk dunia telah menjadikan media sosial sebagai salah satu kebutuhan hidup yang dapat dikatakan primer. Pengguna terbesar media sosial adalah kalangan remaja.

            Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Banyak pakar dan lembaga yang memberitahu mengenai batasan usia remaja. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :

  • 12 -- 15 tahun = Masa remaja awal.
  • 15 -- 18 tahun = Masa remaja pertengahan
  • 18 -- 21 tahun = Masa remaja akhir.

Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu : (Putri et al., 2016)

  • 10 -- 12 tahun = Masa pra-remaja
  • 12 -- 15 tahun = Masa remaja awal
  • 15 -- 18 tahun = Masa remaja pertengahan
  • 18 -- 21 tahun = Masa remaja akhir 

            Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) sebagai salah satu badan PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan mengatakan bahwa manusia yang dapat dikatakan dalam fase remaja ialah yang manusia yang rentang umurnya 10-19 tahun. Berbeda dengan WHO, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2015, manusia yang dapat dikatakan sebagai remaja, ialah manusia yang rentang umumnya 10-18 tahun.

            Masa remaja adalah masa dimana seorang remaja sedang mencari jati dirinya. Dalam pencarian jati diri tersebut, remaja memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar tentang lingkungan sekitarnya yang mereka anggap sebagai hal-hal yang baru. Penggunaan media sosial dilihat oleh remaja sebagai salah satu wadah yang dapat membantu penemuan identitas dirinya. Menurut Guzzetti (2006), melalui media sosial, remaja memiliki komunitas online yang memberikan kesempatan bagi remaja untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain dan mendapatkan umpan balik tentang dirinya dari komunitas tersebut. (Felita et al., 2016)

            Media sosial memiliki banyak macam dan setiap macam memiliki manfaatnya masing-masing. Menurut Nasullah (2015) setidaknya ada enam kategori besar untuk melihat pembagian media sosial, yakni :

  1. Media Jejaring Sosial (Social networking)
                Media jejaring sosial merupakan media yang paling populer. Media ini merupakan sarana yang bisa digunakan pengguna untuk melakukan hubungan sosial, termasuk konsekuensi atau efek dari hubungan sosial tersebut di dunia virtual. Karakter utama dari situs jejaring sosial adalah setiap pengguna membentuk jaringan pertemanan, baik terhadap pengguna yang sudah diketahuinya dan kemungkinan saling bertemu di dunia nyata (offline) maupun membentuk jaringan pertemanan baru. Contoh jejaring sosial yang banyak digunakan adalah facebook dan LinkedIn.

  2. Jurnal online (blog)
                Blog merupakan media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah aktivitas keseharian, saling mengomentari dan berbagi, baik tautan web lain, informasi dan sebagainya. Pada awalnya blog merupakan suatu bentuk situs pribadi yang berisi kumpulan tautan ke situs lain yang dianggap menarik dan diperbarui setiap harinya. Pada perkembangan selanjutnya, blog banyak jurnal (tulisan keseharian pribadi) pemilik media dan terdapat kolom komentar yang bisa diisi oleh pengguna.
                Secara mekanis, jenis media sosial ini bisa dibagi menjadi dua, yaitu kategori personal homepage, yaitu pemilik menggunakan nama domain sendiri seperti .com atau.net dan yang kedua dengan menggunakan failitas penyedia halaman weblog gratis, seperti wordpress atau blogspot.

  3. Jurnal online sederhana atau microblog (micro-blogging)
                Tidak berbeda dengan jurnal online (blog), microblogging merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan mempublikasikan aktivitas serta atau pendapatnya. Contoh microblogging yang paling banyak digunakan adalah Twitter.

  4. Media berbagi (media sharing)
                Situs berbagi media merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai dari dokumen (file), video, audio, gambar, dan sebagainya. Contoh media ini adalah : Youtube, Flickr, Photo-bucket, atau snapfish.

  5. Penanda sosial (social bookmarking)
                Penanda sosial merupakan media sosial yang bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola, dan mencari informasi atau berita tertentu secara online. Beberapa situs social bookmarking yang populer adalah delicious.com, stumbleUpon.com, Digg.com, Reddit.com, dan untuk di Indonesia ada LintasMe.

  6. Media konten bersama atau wiki
                Media sosial ini merupakan situs yang kontennya hasil kolaborasi dari para penggunanya. Mirip dengan kamus atau ensiklopedi, wiki menghadirkan kepada pengguna pengertian, sejarah hingga rujukan buku atau tautan tentang satu kata. Dalam praktiknya, penjelasan-penjelasan tersebut dikerjakan oleh pengunjung, artinya ada kolaborasi atau kerja sama dari semua pengunjung untuk mengisi konten dalam situs ini. (Setiadi, 2016)

 

            Media sosial dengan kehidupan manusia seakan-akan tidak dapat dipisahkan. Media sosial tentunya menyebabkan perubahan yang begitu besar terhadap kehidupan umat manusia di berbagai bidang dan memberikan dampak yang begitu besar terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dianut masyarakat, termasuk gaya hidup. Hal-hal   di bawah ini merupakan beberapa faktor yang menyebabkan remaja menggunakan media sosial sebagai salah satu gaya hidup : (Ainiyah, 2018)

  1. Eksistensi 
                Setiap manusia butuh diakui keberadaannya, terutama para remaja yang sedang mencari jati diri tentu butuh diakui lebih keberadannya. Dengan aktif di media sosial, seorang remaja dapat dengan mudah diakui keberadaannya.

  2. Perhatian
                Setiap manusia membutuhkan perhatian baik secara langsung maupun tidak langsung. Perhatian dapat diberikan dalam bentuk kata-kata maupun tindakan. Perhatian yang paling sederhana dan mudah adalah melalui kata-kata. Oleh karena itu, para remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan menuju dewasa yang tentunya membutuhkan perhatian lebih, cenderung ingin mendapatkan perhatian secara instan dan terus menerus memilih media sosial sebagai sarana mendapatkan perhatian.

  3. Pendapat    
                Pendapat adalah pikiran orang lain mengenai suatu hal. Pendapat merupakan persepsi seseorang dan pendapat setiap orang dapat berbeda-beda. Pendapat dibutuhkan dalam kehidupan seseorang, baik untuk memperluas sudut pandang, memilih sesuatu, atau mendapatkan pemikiran-pemikiran positif untuk menyelesaikan suatu masalah. Oleh karena itu para remaja kerap menggunakan media online dan menggunakan fitur chatting untuk saling bertukar pendapat.

  4. Menumbuhkan citra
                Setiap orang ingin mendapatkan citra baik. Terutama para remaja yang cenderung labil dan ingin dilihat setiap orang menginginkan pencitraan yang baik. Melalui media sosial, remaja dapat dengan mudah menunjukan kelebihan mereka untuk mendapatkan pencitraan yang instan.

  5. Komunikasi dan Sosialisasi
                Setiap menusia membutuhkan hubungan dengan manusia lainnya baik secara verbal maupun nonverbal. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para remaja cenderung mencari jalan pintas untuk dapat terus berhubungan dengan keluarga, teman-teman, bahkan mencari teman baru melalui media sosial.

  6. Ajang untuk Berprestasi
                Selain untuk hiburan semata media sosial juga banyak menyediakan berbagai perlombaan online. Bagi remaja millenial yang masih giat berkarya dan memiliki bakat di bidang teknologi, mereka membutuhkan media sosial untuk bisa mengasah kemampuannya  melalui ajang tersebut. Contohnya   saja   perlombaan membuat blog, menulis cerpen, dan lain sebagainya, yang tidak jarang publikasinya melalui media sosial.

  7. Menambah Wawasan 
                Tidak sedikit akun-akun yang menjelaskan sebuah ilmu pengetahuan. Contohnya saja di twitter yang berisikan tentang wawasan umum, seperti tempat-tempat bersejarah, peristiwa-peristiwa penting, hal-hal unik dan lain-lain.  Bagi remaja yang pada dasarnya menyukai hal-hal yang baru dan belum ia ketahui sebelumnya, hal tersebut juga bisa menjadi jalan pintas untuk mereka bisa mengetahuinya.

  8. Mengeluarkan Apa yang Dirasakan
                Terkadang seseorang hanya ingin menyampaikannya tanpa mendapat komentar dari lawan bicaranya. Apalagi dalam usia remaja, sisi sensitif dan mudah tersinggung terlihat sedang mendominasi   diri. Oleh sebab itulah mereka memilih media sosial untuk mencurahkan apa yang mereka rasakan, karena  jika di dunia maya mereka bebas mengutarakan apa yang mereka rasakan karena memang itulah dunia yang mereka buat sendiri. Terlepas dari apa tanggapan orang yang membacanya nanti.

METODE

            Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Menurut Sugiyono (2005), penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci. Perbedaannya dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian ini berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah teori.

            Menurut Moleong (2005:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

            Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data yang sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang diteliti. Pada penelitian kualitatif, semakin mendalam, teliti, dan tergali suatu data yang didapatkan, maka bisa diartikan pula bahwa semakin baik kualitas penelitian tersebut. Maka dari segi besarnya responden atau objek penelitian, metode penelitian kualitatif memiliki objek yang lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, sebab lebih mengedepankan kedalaman data, bukan kuantitas data.

            Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner). Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan untuk dijawab oleh para responden Angket dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh jawaban dan informasi mengenai pengaruh media sosial dikalangan remaja. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuesioner tertutup, yakni kuesioner yang sudah disediakan jawabannya, sehingga para responden tinggal memilih dan menjawab secara langsung.

            Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 dan dilakukan di rumah masing-masing responden secara online dikarenakan masa pandemi COVID-19 saat ini. Pada penelitian ini, objek penelitian yang peneliti ambil ialah remaja usia 13 sampai 19 tahun.

HASIL DAN PEMBAHASAN

            Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan kuesioner sebagai tempat pengumpulan datanya. Setiap kuesioner diberikan kepada responden dan diharapkan agar responden dapat mengisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan sebenar-benarnya sesuai dengan apa yang responden pernah alami.

            Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa responden sebagian besar berusia 18 tahun dan semua responden merupakan pengguna aktif media sosial.

                 Tabel 1.1 Umur Responden

UsiaJumlahPresentase1300%1400%1500%1621.4%172618.1%1810170.1%191510.4%

Gambar 1. Kuesioner 1

Sumber : Google Form, 2020

Tabel 1.2 Kuesioner 2 (Apakah media sosial penting bagi Anda)


JumlahPresentaseYa13795.1%Tidak74.9%

            Berdasarkan data pada tabel 1.2, dapat diketahui bahwa dari 144 responden dengan pertanyaan "Apakah media sosial penting bagi Anda?" sebanyak 137 responden (95.1%) memilih opsi Ya karena merasa media sosial penting baginya, dan sebanyak 7 responden (4.9) memilih tidak karena merasa media sosial tidak penting.

            Sehingga, dapat disimpulkan bahwa banyak remaja merasa bahwa media sosial penting bagi diri mereka sehingga mereka tidak bisa lepas dari media sosial walaupun hanya sebentar. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk berselancar di dunia maya. Berdasarkan hasil dari penelitian, dari 144 responden yang menjawab pertanyaan mengenai lama waktu penggunaan media sosial, sebanyak 59 responden (41%) menjawab bahwa mereka menggunakan media sosial lebih dari 5 jam per hari.

Tabel 1.3 Kuesioner 6 (Dalam sehari, seberapa lama Anda menggunakan media sosial)


JumlahPresentase<121.4%1-2 Jam149.7%2-3 Jam3121.5%4-5 Jam3826.4%>5 Jam5941%

            Setiap remaja pasti memiliki alasan atau tujuannya masing-masing saat menggunakan media sosial. Tidak semua remaja hanya memiliki 1 tujuan, kebanyakan seseorang memiliki tujuan lebih dari 1 saat menggunakan media sosial. Hal ini dikarenakan banyaknya jenis media sosial yang memiliki manfaatnya masing-masing sehingga seorang remaja akan memanfaatkan media sosial sebaik mungkin.

            Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, dapat diketahui bahwa dari 144 responden dengan pertanyaan "Apa tujuan anda menggunakan media sosial?", sebagian besar responden memilih mencari informasi sebagai tujuan menggunakan media sosial, yaitu sebanyak 119 (82.6%), dilanjut dengan sarana komunikasi/chattingan sebanyak 116 (80.6%), sarana hiburan sebanyak 107 (74.3%) bisnis sebanyak 39 (29.1%) dan opsi lainnya sebanyak 8 (5.6%). Opsi lainnya dimaksud untuk memberikan kebebasan untuk para responden dalam memberikan jawaban lain selain jawaban yang tertera dalam kuesioner. Pada opsi ini, responden mengisi jawaban seperti untuk mencari informasi lowongan kerja, komunikasi dan informasi, mencari inspirasi dan strategi, dan sarana sharing ilmu.

Tabel 1.4 Kuesioner 4 (Apa tujuan Anda menggunakan media sosial)


JumlahPresentaseBisnis3927.1%Mencari informasi11982.6%Sarana hiburan10774.3%Sarana komunikasi/Chattingan11680.6%Lainnya85.6%

            Media sosial dalam kehidupan remaja membawa dan membentuk semacam dunia baru dalam pola pikir remaja millenial dalam berinteraksi dan berkomunikasi    dengan    cara    yang    baru. Media sosial memberikan kemudahan dalam segala aspek kehidupan terutama aspek Pendidikan. Beberapa dampak positif yang dapat diterima ketika menggunakan media sosial yaitu : (Ainiyah, 2018)

  • Sebagai sarana informasi edukatif.
  • Sebagai media pemebelajaran yang mengasyikkan.
  • Sebagai media komunikasi yang luas.
  • Sebagai media sosialisasi yang baik.
  • Sebagai media mempererat tali silaturahmi.
  • Sebagai media pergaulan yang nyaman.
  • Sebagai sarana penyalur potensi.
  • Sebagai tempat menyuarakan pendapat secara umum, dll.

            Namun selain dampak positif tersebut, media sosial juga dapat memberikan dampak negatif bila para penggunannya tidak menggunakannya dengan baik dan bijak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa dari 144 responden dengan pertanyaan "Apa dampak negatif yang pernah Anda alami selama menggunakan media sosial?" sebagian besar responden memilih Menimbulkan rasa malas sebagai dampak negatif penggunaan media sosial, yaitu sebanyak 111 (77.1%), dilanjut dengan Kurangnya waktu bersama orang-orang sekitar (orang tua, keluarga, teman, dan lain-lain) sebanyak 61 (42.4%), Menumbuhkan sikap individualistis 49 (34%),  cybercrime (penipuan, bullying, pornografi, dan lain-lain) (29.9%),  dan opsi lainnya sebanyak 3 (2.1%). Pada opsi ini, responden mengisi jawaban seperti mengganggu kesehatan mental hingga cari cewek dimana-mana.

         

k13-6007fa07d541df2eb1543d42.png
k13-6007fa07d541df2eb1543d42.png
  

Gambar 2.  Kuesioner 13

Sumber : Google Form, 2020.


            Dampak negatif tersebut dapat mempengaruhi fisik dan psikis para remaja. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian kami yang menunjukkan bahwa dari 144 responden dengan pertanyaan "Apakah media sosial mempengaruhi kondisi psikologis Anda."  Sebanyak 96 responden (66.7%) menjawab ya dan sebanyak 48 responden (33.3%) menjawab tidak.

k14-6007fa828ede4871404b2fc2.png
k14-6007fa828ede4871404b2fc2.png

Gambar 3. Kuesioner 14

Sumber : Google Form, 2020.


            Maka dari itu, sangatlah penting untuk menggunakan media sosial dengan bijak agar dapat terhindar dari dampak-dampak negatif media sosial. Berikut beberapa solusi yang dapat dilakukan pengguna media sosial agar dapat menggunakannya dengan bijak : (Sosial & Iii, n.d.)

  1. Selektif Berteman
                Tujuan bermedia sosial adalah menjalin komunikasi dan relasi seluas mungkin. Tetapi kita tetap perlu untuk memilih teman online yang tepat agar kita tidak terkena hal yang merugikan diri sendiri.

  2. Interaktif
                Media sosial dirancang sebagai wahana untuk saling bekerja sama dan berbagi informasi. Maksud dari interaktif disini adalah seperti memberi tanda suka terhadap unggahan orang lain, memberikan komentar positif atau memberikan kritik dengan kalimat yang sopan, dan memberikan selamat ketika orang lain sedang merayakan hari istimewa sebagai bentuk menghargai orang lain. Dengan terlibat aktif, kita bisa mengaktualkan informasi serta saling menyapa dan bertukar pikiran dengan remaja lainnya yang berdomisili di mana saja.

  3. Tidak Membagikan Informasi Pribadi
                Beberapa perusahaan memfokuskan bisnisnya pada usaha untuk mengumpulkan informasi pribadi dari pengguna jejaring sosial dan kemudian menjualnya kepada para pemasar. Kemungkinan terburuknya adalah informasi tersebut disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik. Oleh karena itu, para remaja sebaiknya tidak membagikan informasi pribadi karena dapat membahayakan diri sendiri dan orang terdekat.

  4. Mengatur Privasi Akun Media Sosial
                Sering sekali orang memasukkan atau menandai nama kita untuk sebuah unggahan. Kontennya belum tentu kita setujui. Oleh karena itu, sebelum muncul di linimasa dan dilihat oleh publik, baiknya kita selektif untuk memunculkan konten. Remaja harus mengaktifkan privasi akun agar tidak semua unggahan muncul di linimasa, dan segera menghapus dan melaporkan konten hoaks.

  5. Media Sosial bukan Ruang Pameran
                Mengunggah segala sesuatu dalam media sosial memang hak masing-masing remaja. Tetapi sebagai pengguna media sosial sudah sebaiknya kita hanya memamerkan sesuatu yang positif, dalam arti tidak menimbulkan kecemburuan sosial serta menista kemanusiaan dan alam. Hal positif yang dimaksud adalah seperti tulisan, hasil jepretan, dan kreasi lain yang inspiratif.

  6. Mengenali Ciri-ciri Hoaks
                Semakin banyaknya informasi yang diterima semakin sulit juga membedakan apakah berita tersebut benar atau tidak. Sebelum kita membagikan sebuah berita atau gambar melalui media sosial, kita harus mengenal ciri-ciri hoaks berikut ini :
  • Menciptakan kecemasan, kebencian, permusuhan dan lain-lain (fear arousing).
  • Sumber tidak jelas, tidak ada yang bisa diminta pertanggungjawaban atau klarifikasi (whispered propaganda).
  • Pesan sepihak, menyerang, tidak netral atau berat sebelah (one sided).
  • Mecantumkan nama tokoh berpengaruh atau memakai nama yang mirip dengan media terkemuka (transfer device).
  • Memanfaatkan fanatisme, antara lain ideologi, agama, suara rakyat (Plain folks).
  • Judul dan pengantarnya provokatif, tidak cocok dengan isinya.
  • Memberi penjulukan (stigma).
  • Minta supaya di-share atau diviralkan.
  • Menggunakan argumen dan data yang sangat teknis supaya nampak ilmiah dan dipercaya. 
  • Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan data dan fakta serta memelintir pernyataan narasumbernya.
  • Berita ditulis media abal-abal. Tidak jelas alamat dan susunan redaksinya.
  • Manipulasi foto dan keterangannya. Foto-foto lama biasanya digunakan dan berasal dari kejadian di tempat lain. Pelaku bisa mengubah foto dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.

PENUTUP

            Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Media sosial yang tumbuh pesat saat ini tentu selalu membawa dampak dan perubahan pada kehidupan kita. Dampak media sosial mungkin lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja, karena sebagian besar pengguna media sosial adalah dari kalangan remaja. Selain banyak manfaat yang didapatkan, media sosial juga membawa dampak negatif bagi remaja sebagai pengguna media sosial.

            Maka itu, untuk meminimalisir dampak buruk yang akan diterima, sudah sepatutnya setiap remaja bijak dalam menggunakan media sosial. Dengan begitu, sebagai pengguna media sosial khususnya remaja dapat menjadikan media sosial sebagai wadah dalam mengekspresikan diri secara positif dan mengembangkan diri serta menyebarkan hal-hal positif ke khalayak umum.

REFERENSI

Ainiyah, N. (2018). Remaja Millenial dan Media Sosial: Media Sosial Sebagai Media Informasi Pendidikan Bagi Remaja Millenial. Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 2(2), 221--236. https://doi.org/10.35316/jpii.v2i2.76

Felita, P., Siahaja, C., Wijaya, V., Melisa, G., Chandra, M., & Dahesihsari, R. (2016). Pemakaian Media Sosial Dan Self Concept Pada Remaja. Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(1), 30--41.

Putri, W. S. R., Nurwati, N., & S., M. B. (2016). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Remaja. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1). https://doi.org/10.24198/jppm.v3i1.13625

Setiadi, A. (2016). Pemanfaatan media sosial untuk efektifitas komunikasi. Jurnal Humaniora, 16(2), 1--7. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala/article/download/1283/1055

Sosial, R. M., & Iii, B. A. B. (n.d.). Warga Gereja Merespon BAB I.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun