Mohon tunggu...
CLARA OKTAVIA PRATIWI
CLARA OKTAVIA PRATIWI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama : Clara Oktavia Pratiwi NIM : 43222010001 Jurusan : S1 Akuntansi Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Behavioral Conditioning Ivan Pavlon dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

15 Desember 2023   01:02 Diperbarui: 15 Desember 2023   01:03 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama   : Clara Oktavia Pratiwi

NIM    : 43222010001

Prodi    : S1 Akuntansi

Dosen  : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Tulisan ini adalah membahas secara singkat tentang Teori Behavioral Conditioning Ivan Pavlov dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia. Namun, sebelum membahas lebih lanjut akan hal tersebut, saya akan membahas terlebih dahulu tentang definisi dari korupsi itu sendiri dan akan membahas tentang biografi dari Ivan Pavlov.

BIOGRAFI IVAN PETROVICH PAVLOV

Teman-teman tau ga sihh siapa itu Iva Pavlov?

Ivan Petrovich Pavlov adalah seorang ahli fisiologi dan dokter dari Rusia. Keluarganya mengharapkan dia menjadi imam, jadi dia masuk seminari. 

Setelah membaca Charles Darwin, dia menyadari bahwa mengejar ilmu pengetahuan lebih penting baginya dan meninggalkan seminari untuk kuliah di Universitas St. Mary. Sankt Peterburg. Di sana ia belajar kimia dan fisiologi dan menerima gelar doktor pada tahun 1879. 

Ia melanjutkan penelitiannya dan memulai penelitiannya sendiri pada topik yang menarik minatnya: Sistem Pencernaan dan Peredaran Darah. 

Penelitiannya terkenal dan dia diangkat sebagai Profesor Fisiologi di Akademi Kedokteran Kekaisaran Rusia. Ivan Petrovich Pavlov, seorang tokoh pengkondisian klasik dan bapak teori pembelajaran modern. 

Ayahnya adalah seorang pendeta, dan  Pavlov sendiri awalnya bermaksud menjadi pendeta, namun  berubah pikiran dan memutuskan untuk mengabdikan dirinya pada fisiologi. 

Penelitian yang membuat Pavlov terkenal sebenarnya bermula dari penelitian pencernaan. Ia mempelajari proses pencernaan pada anjing, khususnya hubungan  antara air liur dan fungsi lambung. 

Ia menyadari bahwa keduanya berkaitan erat dengan refleks  sistem saraf otonom. Tanpa air liur, perut tidak mengirimkan pesan untuk memulai pencernaan. 

Pavlov ingin mengetahui apakah rangsangan eksternal mempengaruhi proses ini, jadi dia mengatur metronom agar berfungsi saat memberi makan anjing ujinya. Beberapa saat kemudian, anjing saya yang sebelumnya hanya ngiler saat  melihat atau memakan makanan, mulai ngiler saat mendengar metronom, meski tidak ada makanan. Pada tahun 1903, Pavlov menerbitkan penelitiannya dan menyebutnya sebagai "refleks terkondisi", yang membedakannya dari refleks bawaan seperti menarik tangan. Teori yang  dikemukakan oleh Ivan Pavlov didasarkan pada eksperimen yang sering disebut dengan teori pengkondisian klasik. 

Pavlov adalah seorang ilmuwan besar Rusia yang memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 1909. Pada hakikatnya pengkondisian klasik adalah suatu prosedur yang menciptakan refleks baru dengan memperkenalkan suatu stimulus sebelum  refleks tersebut terjadi. Pengkondisian klasik ini termasuk dalam teori behavioris. Behaviorisme adalah pandangan  bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang  diamati, bukan  proses mental. Menurut para behavioris, perilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan dan dapat diamati secara langsung.

APA ITU TEORI BEHAVIORAL

Lalu teman-teman tau ga sih apa itu teori behavioral? Pasti teman-teman bingung kan. Nah supaya kalian tidak bingung jangan lupa untuk lanjut membaca artikel aku ya. Jadi, teori behavioral itu sendiri sama saja dengan teori perilaku manusia. Perspektif behavioral menitikberatkan pada peranan belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia, yang terjadi melalui rangsangan  (stimulus) yang menimbulkan hubungan tingkah laku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanis Masu. 

Asumsi dasar tentang perilaku menurut teori ini adalah bahwa perilaku sepenuhnya diatur oleh aturan dan dapat diprediksi serta ditentukan (Rahyubi, 2012). Menurut teori ini, orang memperlihatkan perilaku tertentu karena, melalui pengalaman masa lalu, mereka telah belajar mengasosiasikan perilaku tersebut dengan imbalan. Stimulan tidak lain adalah lingkungan belajar internal dan eksternal anak yang menyebabkan terjadinya belajar. Sedangkan respon adalah hasil atau akibat yang berupa respon fisik terhadap suatu stimulus (Muhibbinsyah, 2013). 

Teori behavioral merupakan pendekatan penting dalam psikologi yang menjelaskan pengaruh lingkungan eksternal terhadap perilaku manusia. Teori ini menekankan pentingnya mengamati perilaku yang dapat diamati secara eksternal dan hubungan stimulus-respons. Teori ini berfokus pada peran pembelajaran dalam menjelaskan perilaku manusia, dengan pembelajaran terjadi melalui hubungan perilaku reaktif dan rangsangan  yang menghasilkan respons. Dalam teori behavioral, perilaku sepenuhnya ditentukan oleh aturan dan dapat diprediksi serta ditentukan. 

Menurut teori behavioral, hal terpenting dalam proses belajar mengajar  adalah seseorang  dianggap telah belajar apabila menunjukkan adanya perubahan perilaku. Dari teori ini  proses belajar juga dapat diartikan sebagai stimulus dan respon. Dengan kata lain input  berupa stimulus dan output  berupa respon.

Hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah perilaku stimulus-respon. Artinya apa yang diberikan guru (insentif) dan apa yang diterima siswa (respon) perlu diperhatikan dan diukur. Hal ini dilakukan karena penting untuk mengukur stimulus dan respon untuk melihat apakah siswa memperhatikan adanya perubahan perilaku.  

APA ITU KORUPSI?

Dalam KBBI, istilah korupsi mengacu pada penggelapan atau penyalahgunaan dana negara (seperti perusahaan, organisasi, yayasan, dan lain-lain) untuk kepentingan orang pribadi atau pihak ketiga. Istilah korupsi berasal dari kata Belanda "korupsi" (Setiadi, 2018). Bahaya  korupsi terhadap kehidupan manusia begitu besar bahkan  disamakan dengan kanker dalam darah. Artinya, pemilik jenazah harus terus mendapat perawatan agar tetap hidup. 

Artinya, jika ingin bertahan, negara Indonesia harus terus memberantas korupsi hingga ke akar-akarnya. Di sisi lain, data tersebut juga menunjukkan bahwa budaya korupsi masih menjadi musuh utama negara Indonesia. Korupsi (Latin: corrupio dari kata kerja corrumpere, artinya merusak, merusak, mengguncang, memelintir, menyuap). Korupsi dalam arti sebenarnya adalah tindakan pegawai negeri, baik politisi maupun pegawai negeri,  menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepadanya untuk mendapatkan kekayaan yang tidak adil dan tidak sah (Adnan Buyung Nasution dkk, 1999): 20). 

Faktanya, Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang memberlakukan peraturan khusus  pemberantasan korupsi. Kepala Staf Central War Dominion milik Jenderal A.H. Nasution menetapkan peraturan untuk memberantas korupsi yang tanda-tandanya sudah terlihat pada tahun 1958 (Jur Andi Hamzah, 2005: 5). Di Indonesia, pengertian korupsi dapat dilihat dari rumusan hukum perbuatan yang diancam pidana korupsi berdasarkan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999.

MENGAPA TEORI BEHAVIORAL CONDITIONING IVAN PAVLOV DAPAT DIKAITKAN DENGAN FENOMENA KORUPSI DI INDONESIA?

Nah kira-kira teman-teman tau ga ni kenapa sih teori behavioral ivan pavlov ini penting untuk kita bahas dan kita kaitkan dengan fenomena korupsi di Indonesia? 

Jadi itu semua karena teori tersebut menjelaskan atau mengajarkan bahwa individu dapat dikendalikan dengan cara stimulus alami yang tepat untuk mendapatkan respons yang diinginkan. Di sisi lain, individu tidak secara sadar dikendalikan oleh rangsangan dari luar. Ketika Ibnu Khaldun, seorang sejarawan dan pemikir Islam Tunisia, menulis tentang korupsi sekitar abad ke-14, ia mengatakan bahwa penyebab utama korupsi adalah cinta hidup. Dia mengatakan kelompok penguasa mempunyai selera terhadap kemewahan. 

Untuk menutupi pengeluaran yang sangat besar ini, mereka yang berkuasa melakukan korupsi (Robert Klitgaart, 1988). Jadi, sebenarnya dengan mempelajari teori ini diharapkan kita mampu bisa mengendalikan segala hawa nafsu kita untuk melakukan tindakan korupsi, karena seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa faktor utama penyebab tindakan korupsi adalah karena adanya hawa nafsu untuk hidup mewah-mewah dan teori ini sangat cocok untuk dibahas dan dipelajari supaya dapat meminimalisir tindakan korupsi di Indonesia.

TEORI IVAN PAVLOV

Nah pasti teman-teman udah penasaran kan teori ivan pavlov itu apa sih sebenarnya isinya? Jadi apa itu Teori Ivan Pavlov? Saya akan menjelaskan teori Ivan Pavlov, jadi semuanya jangan lupa membaca sampai akhir. Ivan Pavlov menemukan  teori yang disebut kelas pengkondisian. Teori di atas merupakan  proses pembelajaran yang menciptakan respon terkondisi melalui hubungan antara stimulus tak terkondisi dan stimulus netral. 

Kelas teori pengkondisian ini melibatkan interaksi lingkungan. Dalam eksperimennya ini yang digunakan sebagai stimulus netral oleh Pavlov adalah suara sedangkan untuk refleks alami adalah air liur anjing tersebut.Dengan menggabungkan stimulus netral (suara) dengan stimulus tak terkondisi (makanan), suara  itu sendiri  dapat memicu refleks air liur. 

Meskipun teori pengkondisian klasik tidak ditemukan oleh para psikolog, namun teori ini mempunyai pengaruh besar terhadap psikologi pemikiran  yang lebih dikenal dengan behaviorisme. Behaviorisme berasumsi bahwa semua pembelajaran terjadi melalui interaksi dengan lingkungan, dan bahwa lingkungan dapat mempengaruhi perilaku. 

Pavlov melakukan penelitian pada anjing yang disebut Pavlov's Classical Conditioning. Dr. Pak Sanrock menjelaskan bahwa ia memperoleh respon stimulus terkondisi (CR) dengan memberikan stimulus bel (stimulus terkondisi (CS)) dan  stimulus makanan tak terkondisi (UCR) secara bersamaan. Begitu mereka terbiasa mendengar bel sebagai isyarat makan, mereka akan mulai berbunyi secara otomatis (Santrock, 2021). 

Kajian yang dilakukan oleh Pavlov tersebut di atas merupakan salah satu contoh teori behavioral yang menyatakan bahwa perubahan tingkah laku terjadi akibat  rangsangan yang dialami seseorang. Stimulasi dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran. Ketika menerapkan teori ini di sekolah, guru memberikan pengajaran dengan harapan dapat mengubah perilaku siswa, apapun keadaan pikiran siswa. Namun, mungkin juga terdapat kesenjangan antara teori dan hasil penelitian. Pengkondisian Pavlov klasik juga dapat digunakan untuk mengukur emosi manusia. 

Menurut psikologi perilaku, belajar adalah pengendalian instrumental yang diperoleh melalui lingkungan. Pembelajaran manusia bergantung pada faktor kontingen yang disediakan oleh lingkungan (Siregar, 2010). Watson, orang Amerika yang pertama kali menerapkan teori Pavlov, menyimpulkan bahwa perubahan perilaku dapat dicapai melalui pelatihan/pembiasaan respons terhadap rangsangan (Santrock, 2021).

Menurutnya, stimulus dan respon harus berbentuk perilaku yang dapat diamati. Watson mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi selama pembelajaran dan menganggapnya sebagai faktor yang tidak perlu diketahui (F. Andriani, 2015). 

Dengan kata lain teori belajar behavioral adalah teori yang mengamati sesuatu dan mengubah tingkah laku seseorang berdasarkan rangsangan dan tanggapan yang terjadi selama proses belajar. Pavlov menunjukkan bahwa melalui paradigma pengkondisian klasik,  anjing dapat dilatih untuk mengeluarkan air liur karena rangsangan pendengaran daripada rangsangan aslinya (makanan). Ini terjadi ketika Anda memberi makanan pada anjing Anda sebagai insentif untuk mengeluarkan air liur dan menekan bel atau bel berulang kali. Pada suatu saat, anjing  akan mulai ngiler ketika mendengar bel atau bunyi bel, meskipun pemiliknya tidak menampakkan atau memberikan makanan kepada anjingnya. 

Di sini kita dapat melihat bahwa stimulus makanan berubah menjadi stimulus suara dan menunjukkan respons yang sama -- produksi air liur. Paradigma pengkondisian klasik ini merupakan paradigma perilaku dengan bentuk berbeda-beda yang mewakili serangkaian perilaku berbeda. Pengkondisian klasik  juga dikaitkan dengan sistem saraf dan otot yang tidak disengaja. Oleh karena itu, emosi muncul melalui pengondisian klasik. 

Teori klasik pembelajaran terkondisi  mengacu pada urutan prosedur pelatihan di mana satu stimulus dan beberapa rangsangan muncul untuk menggantikan yang lain dalam pengembangan suatu respons. Prosedur yang dikembangkan oleh Pavlov ini disebut klasik karena memiliki preseden sejarah. Kata "klasik" dalam nama teori ini digunakan hanya untuk mengenali karya Pavlov, yang dianggap paling awal dalam bidang pengondisian. Dari eksperimen Ivan Pavlov tersebut dapat ditarik kesimpulan hukum belajar menurut Ivan Pavlov adalah:

  • Hukum pembiasaan yang dituntut atau yang disebut dengan Law of Respondent Conditioning, dan
  • Hukum pemusnahan yang dituntut atau yang biasa disebut dengan Law of Respondent Extinction.

BAGAIMANA FENOMENA KORUPSI DI INDONESIA?

Korupsi sepertinya sudah menjadi budaya yang mendarah daging di negara kita tercinta, Indonesia. Sebagai negara yang menjaga adat dan budaya ketimuran serta menjunjung tinggi  nilai moralitas dan kejujuran, sungguh menyedihkan mengetahui  negara ini menduduki peringkat kedua negara terkorup di kawasan Asia-Pasifik. 

Kasus korupsi  dianggap sebagai kejahatan luar biasa di Indonesia karena dapat menimbulkan banyak akibat. Mulai dari perekonomian negara, kesejahteraan warganya, perwujudan hak asasi manusia, hingga akses terhadap kebutuhan dasar warganya. Ironisnya,  kasus korupsi tak kunjung berkurang. 

Menurut  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terdapat 1.310 kasus sejak 2004 hingga Oktober 2022, 79 kasus di antaranya terjadi pada tahun ini. 

Pada Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2022, Indonesia memperoleh skor 38 poin dan menduduki peringkat ke-96 dari 180 negara. Artinya, pemerintah  perlu meningkatkan penanganan kasus korupsi yang tergolong kejahatan luar biasa. Di sisi lain, data tersebut juga menunjukkan bahwa budaya korupsi masih menjadi musuh utama negara Indonesia. Mengapa korupsi begitu merajalela di Indonesia Ada banyak penyebabnya. Salah satunya adalah kurangnya jaminan sosial akibat rendahnya gaji dan pendapatan, serta mentalitas masyarakat Indonesia yang ingin cepat kaya tanpa melakukan usaha apa pun. 

Budaya  Indonesia sendiri  masih sangat berorientasi pada uang, dan banyak orang yang berebut uang tanpa memikirkan Halal atau Haram. Selain itu, birokrasi di Indonesia, yang merupakan warisan budaya kolonial Belanda yang kompleks, memberikan celah bagi mereka yang ingin terlibat dalam praktik korupsi. Apalagi  nilai-nilai agama semakin melemah dan banyak masyarakat yang  mudah tergiur dengan praktik korupsi. Korupsi bukanlah sesuatu yang kebal terhadap kita. 

Khususnya bagi masyarakat Indonesia. Korupsi merupakan penyakit mewabah di Indonesia karena hal ini diturunkan dari generasi ke generasi di kalangan pejabat. Korupsi sudah menjadi tren yang sangat umum di kalangan masyarakat Indonesia. Para pejabat melakukannya tanpa ragu-ragu, seolah-olah mereka tidak perlu merasa malu. 

Mulai dari pejabat terendah hingga tertinggi, tak segan-segan melakukan korupsi. Hampir semua negara berkembang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya melalui rezim kebijakan pembangunannya (Uhar Suharsaputra, diakses 23 Juli 2013). Korupsi di Indonesia bersifat sistematis. Bagi banyak orang, korupsi bukan lagi sebuah pelanggaran hukum, melainkan sebuah kebiasaan. 

Dalam seluruh studi perbandingan korupsi antar negara, Indonesia selalu menempati peringkat terakhir. Perkembangan korupsi di Indonesia juga memudahkan pemberantasan korupsi di Indonesia. Namun, saat ini belum ada tanda-tanda positif dalam pemberantasan korupsi di Indonesia, mengingat kinerja Indonesia masih buruk jika dibandingkan dengan korupsi di berbagai negara. Hal ini terlihat dari tingginya kasus korupsi di Indonesia. Sepanjang sejarah Republik Indonesia, terdapat delapan kasus korupsi yang merugikan negara  puluhan triliun dolar. Dan aku akan membahas beberapa kasus tersebut, antara lain :

  • Kasus Korupsi PT. Asaburi Korupsi yang dilakukan  PT. Asaburi (Asuransi Sosial TNI) adalah kasus korupsi terbesar di Indonesia. Besarnya kerugian akibat  dugaan kejadian pengelolaan dana investasi PT. Asaburi mencapai Rp 23,74 triliun pada tahun 2012 hingga 2019. Ada tujuh terdakwa kasus korupsi tingkat tinggi ini yang mendapat hukuman hingga 10 tahun penjara. Pelaku juga diperintahkan membayar  ganti rugi puluhan triliun rupiah kepada negara.
  • Kasus Korupsi Jiwasraya Korupsi yang dilakukan  PT Ashuranshi Jiwasraya merugikan negara hingga Rp 13,7 triliun. Jiwasraya membuat banyak orang khawatir karena tidak mampu membayar premi asuransi kepada nasabah dengan nilai nominal Rp 12,4 triliun. Produk asuransi jiwa dan investasi ini merupakan hasil kerjasama beberapa bank. Pada 2019, Kejaksaan Agung menetapkan lima orang sebagai tersangka kasus korupsi.
  • Kasus Korupsi Bank Century Kasus Korupsi Bank Century menarik perhatian banyak orang di tahun 2014. Saat itu, Otoritas Pengawas Keuangan (BPK) melaporkan kerugian akibat kejadian tersebut sebesar Rp6,76 triliun. Selain itu, negara  mengalami kerugian sebesar Rp 689.394 juta akibat pemberian fasilitas kredit jangka pendek kepada Bank Century.

BAGAIMANA TEORI BEHAVIORAL IVAN PAVLOV DAPAT DIKAITKAN DENGAN FENOMENA KORUPSI DI INDONESIA?

Teknik teori ini juga  membantu orang mengatasi masalah fobia dan kecemasan. Terapis dan psikolog mungkin termasuk orang yang  sering menggunakan teori ini. 

Misalnya, dengan berulang kali memperlihatkan objek pemicu rasa takut disertai dengan teknik relaksasi, Anda menciptakan koneksi yang dapat membantu Anda mengatasi fobia Anda. Salah satu konsep yang terkait dengan eksperimen Paplov adalah bahwa pemberian tanda, rangsangan, dan respons  tidak dikondisikan oleh proses naluri, namun hubungan dikondisikan oleh pelatihan Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Paplov yang menyatakan bahwa interaksi antara stimulus dan respon terjadi melalui proses saraf disebut sebagai neuroethologist. 

Dalam hal belajar, orang tidak hanya mempelajari praktik (beserta konsep lainnya). Konsep simbol dalam pembelajaran manusia menimbulkan perbedaan antara manusia dan hewan. Manusia tidak hanya mempunyai naluri seperti binatang, tetapi juga mempunyai pikiran dan emosi. Manusia dapat membedakan simbol melalui akal  dan emosi. Suatu tanda  tidak dapat dipisahkan dari apa yang dimaksud. 

Kita tahu bahwa manusia dan hewan mengenali tanda-tanda. Namun, jika menyangkut pikiran dan emosi, orang ingin melampaui simbol dan beralih ke symbol. Manusia tidak puas dengan apa yang ada di dalam benda, melainkan cenderung mengetahui apa yang ada di balik benda dan apa yang berkaitan dengannya. Ruang simbolik meluas, memperoleh makna, dan menjadi lebih intens. Jika suatu tanda mengacu pada suatu objek, maka simbol mengacu pada suatu konsep. Stimulus yang sama tidak selalu menimbulkan reaksi yang sama, dan sebaliknya stimulus yang sama tidak selalu menimbulkan reaksi yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

https://psych.athabascau.ca/open/pavlov/bio.php https://www.pbs.org/wgbh/aso/databank/entries/bhpavl.html

https://gunabraham.com/ivan-pavlov-teori-behaviorisme/

https://jurnal.uns.ac.id/recidive/article/viewFile/32330/21506

https://www.gramedia.com/best-seller/teori-belajar/

https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/16174/12372

https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20230803-ciri-ciri-dan-indikator-penyebab-korupsi

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Ivan_Pavlov

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun