Mohon tunggu...
CLARA OKTAVIA PRATIWI
CLARA OKTAVIA PRATIWI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama : Clara Oktavia Pratiwi NIM : 43222010001 Jurusan : S1 Akuntansi Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Behavioral Conditioning Ivan Pavlon dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

15 Desember 2023   01:02 Diperbarui: 15 Desember 2023   01:03 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

APA ITU KORUPSI?

Dalam KBBI, istilah korupsi mengacu pada penggelapan atau penyalahgunaan dana negara (seperti perusahaan, organisasi, yayasan, dan lain-lain) untuk kepentingan orang pribadi atau pihak ketiga. Istilah korupsi berasal dari kata Belanda "korupsi" (Setiadi, 2018). Bahaya  korupsi terhadap kehidupan manusia begitu besar bahkan  disamakan dengan kanker dalam darah. Artinya, pemilik jenazah harus terus mendapat perawatan agar tetap hidup. 

Artinya, jika ingin bertahan, negara Indonesia harus terus memberantas korupsi hingga ke akar-akarnya. Di sisi lain, data tersebut juga menunjukkan bahwa budaya korupsi masih menjadi musuh utama negara Indonesia. Korupsi (Latin: corrupio dari kata kerja corrumpere, artinya merusak, merusak, mengguncang, memelintir, menyuap). Korupsi dalam arti sebenarnya adalah tindakan pegawai negeri, baik politisi maupun pegawai negeri,  menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepadanya untuk mendapatkan kekayaan yang tidak adil dan tidak sah (Adnan Buyung Nasution dkk, 1999): 20). 

Faktanya, Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang memberlakukan peraturan khusus  pemberantasan korupsi. Kepala Staf Central War Dominion milik Jenderal A.H. Nasution menetapkan peraturan untuk memberantas korupsi yang tanda-tandanya sudah terlihat pada tahun 1958 (Jur Andi Hamzah, 2005: 5). Di Indonesia, pengertian korupsi dapat dilihat dari rumusan hukum perbuatan yang diancam pidana korupsi berdasarkan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999.

MENGAPA TEORI BEHAVIORAL CONDITIONING IVAN PAVLOV DAPAT DIKAITKAN DENGAN FENOMENA KORUPSI DI INDONESIA?

Nah kira-kira teman-teman tau ga ni kenapa sih teori behavioral ivan pavlov ini penting untuk kita bahas dan kita kaitkan dengan fenomena korupsi di Indonesia? 

Jadi itu semua karena teori tersebut menjelaskan atau mengajarkan bahwa individu dapat dikendalikan dengan cara stimulus alami yang tepat untuk mendapatkan respons yang diinginkan. Di sisi lain, individu tidak secara sadar dikendalikan oleh rangsangan dari luar. Ketika Ibnu Khaldun, seorang sejarawan dan pemikir Islam Tunisia, menulis tentang korupsi sekitar abad ke-14, ia mengatakan bahwa penyebab utama korupsi adalah cinta hidup. Dia mengatakan kelompok penguasa mempunyai selera terhadap kemewahan. 

Untuk menutupi pengeluaran yang sangat besar ini, mereka yang berkuasa melakukan korupsi (Robert Klitgaart, 1988). Jadi, sebenarnya dengan mempelajari teori ini diharapkan kita mampu bisa mengendalikan segala hawa nafsu kita untuk melakukan tindakan korupsi, karena seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa faktor utama penyebab tindakan korupsi adalah karena adanya hawa nafsu untuk hidup mewah-mewah dan teori ini sangat cocok untuk dibahas dan dipelajari supaya dapat meminimalisir tindakan korupsi di Indonesia.

TEORI IVAN PAVLOV

Nah pasti teman-teman udah penasaran kan teori ivan pavlov itu apa sih sebenarnya isinya? Jadi apa itu Teori Ivan Pavlov? Saya akan menjelaskan teori Ivan Pavlov, jadi semuanya jangan lupa membaca sampai akhir. Ivan Pavlov menemukan  teori yang disebut kelas pengkondisian. Teori di atas merupakan  proses pembelajaran yang menciptakan respon terkondisi melalui hubungan antara stimulus tak terkondisi dan stimulus netral. 

Kelas teori pengkondisian ini melibatkan interaksi lingkungan. Dalam eksperimennya ini yang digunakan sebagai stimulus netral oleh Pavlov adalah suara sedangkan untuk refleks alami adalah air liur anjing tersebut.Dengan menggabungkan stimulus netral (suara) dengan stimulus tak terkondisi (makanan), suara  itu sendiri  dapat memicu refleks air liur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun