Meskipun sering digunakan secara bergantian, emosi dan afek memiliki perbedaan dalam durasi, intensitas, dan kaitannya dengan stimulus tertentu. Pengalaman emosi tertentu yang sering dialami atau sangat intens dapat memengaruhi kondisi afek seseorang. Contohnya, seseorang yang terus-menerus merasa marah mungkin mengalami afek negatif yang berkepanjangan. Afek juga dapat menentukan cara seseorang merespons peristiwa tertentu. Orang dengan afek positif lebih mungkin merasa senang ketika mendapatkan kabar baik, sementara orang dengan afek negatif mungkin merespons dengan sikap tidak peduli.
 3. Kematangan Emosi Membantu Kita Dalam Berhungan Dengan Orang Lain
Afek yang muncul sebagai konsekuensi pemaknaan kognisi terhadap pengalaman emosional menjadi tidak adaptif ketika berlebihan dalam hal intensitas, bertahan dalam waktu lama, muncul secara tidak terduga, atau tidak sesuai dengan konteks situasi (Phan & Sripada, 2013). Intensitas dan frekuensi emosi yang berlebihan akan mengganggu penyesuaian sosial dan perkembangan diri individu dalam kehidupanya. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan mengupayakan agar hal tersebut tidak mempengaruhi pikiran rasional kita. Kematangan emosi seseorang yang bagus akan sangat berdampak pada kehidupan sehari-hari dalam membantu menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Kematangan emosi menurut Yusuf (2001) ialah kemampuan bersikap toleran dan merasa nyaman dengan diri sendiri, serta kemampuan mengontrol diri dan memiliki perasaan menerima diri sendiri serta orang lain, dan juga kemampuan individu untuk mampu menyatakan emosi secara konstruktif sekaligus kreatif. Dengan kematangan emosi kita dapat mengendalikan emosi kita akan lebih berinteraksi dengan rasional daripada menggunakan emosional. Sehingga akan membantu dalam menjaga keharmonisan dengan orang lain. Â Â
Kita sering mendengar bahwa dengan bertambahnya usia kita maka akan seiring dengan bertambahnya kemampuan kontrol emosi serta tingkat kematangan emosi. Namun merujuk pada pemaparan Walgito (2002), pertambahan usia seseorang  tidak selalu beriringan dengan matangnya kemampuan pengelolaan emosi, walaupun memang diharapkan bahwa kematangan emosi akan semakin baik jika dikaitkan dengan pertambahan usia seseorang.Â
Jadi kita tidak bisa menyimpulkan bahwasanya orang dengan umur yang lebih tua akan memiliki kematangan emosi yang baik. Namun, melalui memahami  hubungan antara emosi dan afek juga memungkinkan kita untuk mengelola keadaan emosional dengan lebih baik, dan menciptakan hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H