Sering kali  kita mendengar perkataan ' jangan pakai emosi' saat kita akan menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan dalam situasi marah. Saat emosi dalam tingkat tinggi, sangatlah tidak tepat untuk mengambil suatu keputusan karena hal itu menjadi tidak rasional dan didasari oleh emosional. Emosi dapat diterima jika dalam tingkat rendah. Kondisi seperti ini tepat untuk membuat suatu keputusan karena kita dapat berfikir lebih rasional.Â
Perkataan tentang 'jangan pakai emosi' masih sering kali kita dengar karena marah menjadi salah satu emosi yang sering dirasakan dengan intensitas tinggi, sehingga lebih mudah dikenali dibandingkan emosi lain seperti sedih atau bahagia. Pada saat marah, kita akan cenderung meluapkan seluruh emosi marah sehingga banyak orang yang jarang menyembunyikan perasaan itu dan tidak bisa menahan rasa marah dibanding menyembunyikan emosi lain seperti sedih.
 Emosi marah ini memiliki dampak yang kuat, sehingga ekspresi marah sering meninggalkan kesan yang membekas pada diri seseorang maupun orang di sekitarnya. Marah cenderung memiliki ekspresi fisik yang menonjol, seperti nada suara yang keras, perubahan warna wajah, ekspresi wajah atau gerakan tubuh tertentu. Perilaku ini lebih mudah dikenali dibandingkan emosi lain. Serta terbatasnya pemahaman orang tentang jenis-jenis emosi juga membuat kesalahpahaman ini terus berlanjut
1. Emosi Bukan Hanya Marah Saja
Banyak orang Indonesia yang masih menganggap bahwa emosi adalah hal yang negatif atau bahkan hanya menyangkut marah saja. Padahal emosi bukan berarti marah saja, walaupun marah adalah salah satu bentuk dari emosi. Namun hal itu bukan berarti emosi sama dengan marah. Pada hakikatnya setiap orang pasti  mempunyai emosi.  Emosi sendiri merupakan sesuatu yang ada pada diri kita mulai ketika dilahirkan sampai akhir hayat yang mampu memberikan pengalaman akan makna kehidupan,cara berfikir,kondisi fisiologis dan perilaku untuk menyesuaikan diri dalam bertahan hidup.
Emosi yang kita rasakan juga berhubungan dengan perubahan yang terjadi pada tubuh kita.Seperti saat kita yang mendekati giliran untuk presentasi kemudian merasa cemas, maka kita akan mengalami peningkatan detak jantung dan berkeringat dingin. Namun, beberapa ahli menyatakan bahwa perubahan atau reaksi fisik yang kita rasakan sebenarnya bisa saja sama untuk emosi yang berbeda. Emosi sendiri memiliki berbagai jenis yaitu Anger (marah), Fear (takut), Happiness (bahagia), Love (cinta), Surprise (terkejut), Disgust (jijik) , dan Sadness (sedih). Banyak teori yang mengungkap jenis emosi dasar yang dimiliki oleh manusia namun pada dasarnya sama seperti yang disebutkan diatas. Dari sini kita tahu bahwa emosi tidak hanya marah saja namun banyak jenis emosi lainnya.
2. Emosi dan Afek Membantu Cara Kita Memaknai Kehidupan
Nah bagaimana cara kita untuk memaknai pengalaman hidup kita ternyata ada hubungannya dengan emosi dan afek . Dimana emosi dan afek itu sebagai aspek dalam pengalaman manusia yang saling melengkapi dengan berinteraksi secara dinamis. Keduanya mencakup pengalaman subjektif yang memengaruhi cara berpikir, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain. Emosi menyediakan respons intens dan spesifik terhadap stimulus tertentu dalam waktu yang sebentar, sedangkan afek sendiri mencakup suasana hati dan kondisi emosional yang lebih luas dengan waktu yang lama, biasanya kurang intens tetapi lebih stabil daripada emosi (Watson & Tellegen, 1985). Afek sering dikategorikan menjadi dua dimensi utama: afek positif seperti perasaan bahagia atau puas dan afek negatif seperti perasaan cemas, sedih, atau marah.Â