Tarian Saman ini terdiri dari Keketer, Rengum, Salam, Gerakan Tari, Ulu Ni Lagu, Anak ni Lagu, Saur, Syair, Guncang dan Penutup. Di dalam syair Saman banyak terdapat sisipan bahasa Arab dan bahasa Aceh. Pada galibnya sebelum tarian Saman dimulai, sebagai mukadimah terlebih dulu seorang tua mewakili masyarakat setempat di mana tarian Saman diadakan, memberi sepatah kata (keketar) yang ditujukan kepada pemain dan penonton. Keketar adalah pidato yang diucapkan oleh seorang tokoh masyarakat atau pemuka adat yang memberikan nasehat kepada pemain Saman dan penonton.
Dalam tarian Saman terdapat Rengum yaitu mukaddimah yang berupa tiruan bunyi yang diucapkan bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan Salam yang diucapkan oleh salah seorang pemain (penangkat/ Syech). Setelah itu disebut Ulu Ni Lagu atau permulaan tari. Tahap selanjutnya adalah lagu dan gerakan-gerakan tari. Selanjutnya disebut Anak Ni Lagu adalah gerak tangan yang ringkas dan pendek yang berisi syair yang terdiri dari Saur dan redet. Begitu lagu dinyanyikan pemain membuat Saur lalu disaurkan bersama-sama.Â
Beberapa kali saur diselingi syech menyanyi melengking, dua atau tiga kali lalu naik atau berdiri di atas lutut dan dari syekh itulah diberi isyarat lalu disambung dengan Guncang. Guncang ini dilakukan dengan berdiri di atas lutut. Apabila duduk bersimpuh dengan adegan yang sangat cepat sekali dinamakan gerutup. Gerutup dilakukan pada posisi duduk. Dalam satu lagu, hal demikian terus dilakukan berkali-kali yang kemudian berubah berpindah dengan irama atau lagu lain. Dalam penutupan tarian biasanya dilakukan surang-saring atau dengan melakukan tepuk tangan dengan nyanyian bersama disertai saur hingga pertunjukan berakhir.
Keunikan dan Ciri Khas Tari Saman
Â
Pada umumnya semua tarian memiliki keunikan dan kekhasannya masing-masing, begitu juga dengan tari Saman. Berbeda dengan tarian pada umumnya tari Saman tidak menggunakan iringan musik didalamnya, suara yang terdapat dalam tari ini dihasilkan dari tepukan tangan, dada dan paha juga paduan suara para penarinya. Gerakan dalam tarian Saman yang unik ini masih terbilang sederhana, namun para penarinya memerlukan konsentrasi dan fokus yang ekstra agar dapat menampilkan tarian yang kompak dan harmonis.Â
Gerakan pada tarian Saman ini menerapkan tempo yang berbeda-beda, mulai dari gerakan lambat hingga cepat. Uniknya meskipun tanpa menggerakan seluruh anggota badan seperti tarian pada umumnya tarian ini tetap mampu membuat seluruh penonton terpukau.
Untuk menampilkan tarian ini semua penari harus menghafalkan syair lagu yang dinyanyikan sebagai iringan tarinya. Lagu yang dinyanyikan dalam tarian ini bukanlah lagu sembarangan, syair yang dinyanyikan berisi tentang ajaran Islam. Hal ini bertujuan agar lebih mudah dalam menyampaikan dakwah dan mudah dipahami. Keunikan lainnya terdapat pada prosesi sebelum tarian dimulai, seorang perwakilan dari masyarakat (pemuka adat) akan memberikan pembukaan, selanjutnya tari akan dipandu oleh seorang "Syekh" yang berperan sebagai pemimpin tarian.
Tarian Saman juga sangat kental dengan unsur tradisionalnya yang tersirat dari kombinasi antara gerak dan syair lagu yang sarat makna. Pada awalnya, penampilan tari Saman hanya dilakukan oleh pria saja karena adanya larangan menari bagi para wanita. Namun setelah adanya kesetaraan gender maka wanita juga diperbolehkan untuk ikut menarikan tarian ini.
Diperlukan sekitar 7-15 orang atau bahkan sebanyak banyaknya orang untuk menampilkan tarian ini, Jika pada tarian tradisional lainnya dilakukan dengan berdiri dan melenggak-lenggokkan badan dengan gemulai, maka pada tari Saman dilakukan secara berbaris sejajar dengan posisi duduk. Tarian ini menggunakan 2 unsur gerak dasar berupa tepukan tangan dan tepukan tangan di dada. Gerakan tepukan tangan dan tepukan di dada ini diduga berasal dari inisiatif Syekh Saman.
Gerakan tangan dilakukan sesuai dengan lantunan irama lagu yang dikumandangkan oleh para penarinya seperti paduan suara yang merdu. Bentuk gerakan yang tercipta dari tarian tradisional yang satu ini juga sangat atraktif dan dinamis. Ciri khas yang ditemukan dari tarian ini yaitu gerakan henjutan badan, gerakan menggelengkan kepala selaras dengan gerakan badan, dan gerakan tangan saling berdempetan antara satu penari dengan penari lainnya dalam posisi duduk bersimpuh. Karena ditarikan dalam posisi duduk, tarian Saman tergolong dalam jenis kesenian tari duduk (ratoh duk).