Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menjadi Pengadu yang Beradab

19 Januari 2018   16:42 Diperbarui: 19 Januari 2018   20:14 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai di sini perlu diingat kembali bahwa tidak semua pengaduan yang disampaikan ke YLKI akan ditindaklanjuti (yaitu fasilitasi) dengan pihak-pihak terkait. 

Apabila pengaduan disampaikan dengan jelas dan memenuhi indikasi pelanggaran hak konsumen, maka YLKI akan melayangkan surat kepada pelaku usaha, kementerian terkait (dalam hal ini Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen di Kementerian Perdagangan), dan Asosiasi E-Commerce Indonesia (karena melibatkan perdagangan daring).

Perlu diingat pula bahwa jalur ini bisa ditempuh setelah saya (sebagai konsumen) melayangkan pertanyaan dan keluhan beberapa kali melalui surel dan media sosial. 

Ketika tidak ada tanggapan hingga waktu yang saya anggap tidak dapat ditolerir, barulah saya melayangkan pengaduan ke YLKI. Terhitung 2 hari sejak surat dari YLKI dilayangkan pada pelaku usaha dan pihak-pihak terkait, saya menerima telepon dari pelaku usaha mengenai kejelasan pemesanan saya dan penyelesaiannya. 

Saya mengapresiasi usaha mereka dan mengingatkan pula bahwa penyelesaian masalah saya tidak serta merta menggugurkan tanggung jawab mereka pada konsumen lain. 

Dalam telepon tersebut juga disampaikan bahwa pelaku usaha yang bersangkutan sedang mengusahakan penyelesaian masalah konsumen lain dan mencari alternatif solusi. Semoga ini ditindaklanjuti dengan profesional dan diselesaikan dengan baik pula.

Pengaduan melalui YLKI memang sangat membantu dan memiliki kekuatan "suara" yang lebih besar dibanding suara saya sendiri. Dari kasus ini saya pun belajar untuk memahami hak dan tanggung jawab konsumen, serta perlindungan hak yang dijamin secara hukum. 

Saya juga belajar mengenai penyampaian aduan yang bertanggung jawab dan berbasis bukti, dengan bahasa yang juga baik dan benar pada koridornya.

Seorang teman bertanya ketika tahu saya mengadu melalui YLKI, "Emang worth it? Komplen kan perlu ekstra energi...."

Tentu saja bagi saya ini worth it. Bernilai. Bukan soal penyelesaian masalah saya (yang jangka pendek banget), ini juga soal edukasi bagi saya sebagai konsumen.

Catatan bagi pelaku usaha untuk pembenahan layanan (sayang bila nama besar pelaku usaha tercoreng karena layanan yang kurang memuaskan), dan harapan supaya selesainya permasalahan ini tak berhenti sampai di saya namun juga konsumen lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun