"Haaaah" nenek itu menoleh ke sumber suara.
"Mbah" gadis itu mengambil tangan neneknya lalu menciumnya. Tangannya keriput, pandangannya memudar, rambut putih dengan pakaian merah marun bermotif bunga-bunga.
Gadis itu duduk di sebelah nenek di atas kasur yang lusuh, Aku masuk megikuti yang gadis itu lakukan,
Aku melihat sekitar piring dan gelas tergeletak di atas kursi dengan sisa nasi yang berceceran di bawah, sepertinya ini sisa sarapan nenek pagi ini. Di lantainya banyak riak dan ludah, dengan bau bercampur aduk.
"Iki sopo" (ini siapa) beliau menyipitikan mata.
"Genduk(menyebut nama)mbah"
"Haaa?"
Gadis itu menoleh padaku, aku mengangguk memberi isyarat.
"Genduk mbah" gadis itu mengulang dengan lemah lembut sambil mendekatkan ke telinga sang nenek.
"Owala gak sekolah ta nduk ? gaoleh melok wong sing gak kenal lek ndek dalan yo" (oh enggak sekolah ? gak boleh ikut orang yang gak dikenal kalau di jalan ya).
"Iya mbah"