[caption caption="Mobilisasi PVK ke kota-kota Utama di Nederlands Nieuw Guinea"]
Demobilisasi di sini berarti pelucutan senjata dan pengembalian mantan anggota PVK menjadi rakyat sipil. Tidak spt KNIL yg diserap ke dalam APRIS kemudian TNI. PVK dibubarkan begitu saja. Akibatnya terjadi kekecewaan dari mereka, ditambah ketidakpuasan dgn kondisi politik yg tidak menentu menjelang Penentuan Pendapat Rakjat (PEPERA), dimana ada 2 kubu pro dan kontra pengintegrasian Papua/Irian ke dalam NKRI. Alhasil, pada 28 Januari 1965, sekelompok orang2 suku Arfak yg dimotori dan dipimpin oleh mantan anggota PVK melakukan penyerangan terhadap markas pasukan TNI dari Batalyon 751/Brawijaya di Manokwari hingga tiga orang anggota TNI terbunuh.
Selanjutnya di Sanggeng, Manokwari pada Februari 1965, berlangsung pertemuan yg dihadiri oleh seluruh komponen masyarakat di Kota Manokwari, seperti kepala suku Arfak, Lodwik Mandacan, Barent Mandacan, Kepala Kepolisian Papua Mr. John Jambuani, mantan Komandan PVK Mr. Permenas Ferry Awom dan beberapa anggota PVK-Polisi Papua dan Angkatan Laut Papoea seperti : Benyamin Anari, Terianus Aronggear, Mr. Marani, Fred Ajoi, Jimmy Wambrau, dan lain-lain. Pertemuan ini mencetuskan diproklamirkannya OPM (Organisasi Papua Merdeka).
Sumber:
1. Wikipedia
2. Youtube
3. Mabin Sirok Wengnga "Melanesia"
4. Legermuseum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H