Mohon tunggu...
Ciput Putrawidjaja
Ciput Putrawidjaja Mohon Tunggu... Praktisi Inovasi dan Inkubasi Bisnis Teknologi Kelautan -

Direktur Badan Pengelola Marine Science Techno Park Universitas Diponegoro (MSTP UNDIP)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Papoea Vrijwilligers Korps (Pvk) 1961-1962

19 November 2015   18:53 Diperbarui: 19 November 2015   19:00 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mobilisasi PVK ke kota-kota Utama di Nederlands Nieuw Guinea"]

[/caption]Berawal dari penolakan mantan anggota PVK dari suku Arfak dan Biak untuk demobilisasi dalam rangka penyerahan kekuasaan dari Kerajaan Belanda kepada RI pada 1 Mei 1963. Ditambah adanya penahanan orang-orang suku Arfak yang mengeluh ke penguasa setempat karena pengangguran yang tinggi serta kekurangan pangan di kalangan suku itu (Ukur dan Cooley, 1977: 287; Osborne, 1985: 35-36; Sjamsuddin, 1989: 96-97; Whitaker, 1990: 51).

Demobilisasi di sini berarti pelucutan senjata dan pengembalian mantan anggota PVK menjadi rakyat sipil. Tidak spt KNIL yg diserap ke dalam APRIS kemudian TNI. PVK dibubarkan begitu saja. Akibatnya terjadi kekecewaan dari mereka, ditambah ketidakpuasan dgn kondisi politik yg tidak menentu menjelang Penentuan Pendapat Rakjat (PEPERA), dimana ada 2 kubu pro dan kontra pengintegrasian Papua/Irian ke dalam NKRI. Alhasil, pada 28 Januari 1965, sekelompok orang2 suku Arfak yg dimotori dan dipimpin oleh mantan anggota PVK melakukan penyerangan terhadap markas pasukan TNI dari Batalyon 751/Brawijaya di Manokwari hingga tiga orang anggota TNI terbunuh.

Selanjutnya di Sanggeng, Manokwari pada Februari 1965, berlangsung pertemuan yg dihadiri oleh seluruh komponen masyarakat di Kota Manokwari, seperti kepala suku Arfak, Lodwik Mandacan, Barent Mandacan, Kepala Kepolisian Papua Mr. John Jambuani, mantan Komandan PVK Mr. Permenas Ferry Awom dan beberapa anggota PVK-Polisi Papua dan Angkatan Laut Papoea seperti : Benyamin Anari, Terianus Aronggear, Mr. Marani, Fred Ajoi, Jimmy Wambrau, dan lain-lain. Pertemuan ini mencetuskan diproklamirkannya OPM (Organisasi Papua Merdeka).

Sumber:
1. Wikipedia
2. Youtube
3. Mabin Sirok Wengnga "Melanesia"
4. Legermuseum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun