Pada Candi Losari hanya ditemukan Yoni dan Lingga secara terpisah yang berada di areal kompleks candi. Arca Nandi tidak (belum) diketemukan. Berdasarkan ciri-ciri pada beberapa candi Hindu, semestinya Lingga/Yoni, Nandi juga ada di Candi Losari.
Di kompleks Candi Losari juga ditemukan beberapa arca. Baik yang sudah terindentifikasi nama maupun belum. Arca-arca tersebut sekarang tersimpan di kantor BPCB Jateng.Â
Arca-arca yang ditemukan tersebut masih relatif utuh. Dengan ditemukannya arca-arca tersebut, menunjukkan bukti bahwa candi Losari merupakan salah satu peninggalan budaya bangsa yang adiluhung, walaupun terpendam akibat bencana alam. Karena sebab inilah arca-arca maupun komponen candi lainnya masih ditemukan. Komponen dan batu-batu candi yang lain dimungkinkan masih terpendam.
Sangat mungkin arca-arca tersebut merupakan kelengkapan pada tubuh candi induk. Sebab biasanya arca Ganesha selalu berada di salah satu bilik candi induk bersamaan dengan arca dewa Siwa, Agastya, Durga seperti di candi Sambisari maupun Kedulan.
Dilansir dari BPCB Jateng diperoleh penjelasan bahwa secara umum Candi Losari merupakan kompleks candi yang tidak terlalu besar, tetapi mempunyai ragam hias serta seni arsitektur yang sangat indah. Dijelaskan lebih lanjut di atas pintu masuk candi perwara I dan Candi Perwara II terdapat hiasan kepala kala yang masih utuh.Â
Ragam hias juga terlihat apik yakni berupa antefik pada komponen atap hiasan sudut atap berupa ratna atau keben. Relief arca Mahakala juga dapat ditemui di kiri pintu masuk candi induk, kemudian juga relief Gajah di bawah pipi tangga dinding belakang candi induk.
Beberapa ragam hias tersebut tidak berada dalam kompleks Candi Losari, namun disimpan di Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng. Beberapa ragam hias yang masih berada di dalam kompleks candi antara lain relief kala yang berada di pintu candi Perwara I, relief kala yang berada di pintu depan candi induk.
Selain arca, ragam hias, juga ditemukan aneka peripih dan lingga. Peripih pada bangunan candi mempunyai fungsi penting bagi keberadaan bangunan candi sebagai tempat ibadah. Peripih merupakan media bagi dewa merasukkan zat inti kedewaannya.Â
Dapat dikatakan peripih merupakan roh sebuah candi. (BPCB Jateng). Sedangkan lingga merupakan wujudan-iconic dewa Siwa. Lingga juga merupakan lambang dari kesuburan. Dalam konsep agama hindu, lingga merupakan manifestasi dari Dewa Siwa sehingga disembah. Namun juga dapat berfungsi sebagai batas wilayah yang lebih bersifat profan.
Arca, ragam hias, relief, artefik dan komponen candi lain yang ditemukan di kompleks candi Losari menunjukkan adanya kemampuan bangsa kita pada masa lalu. Secara khusus, hal tersebut menunjukkan adanya mutiara peradaban bangsa kita pada masa Dinasti Sanjaya. Apabila Candi Losari merupakan bangunan suci yang dibangun masa raja Sanjaya, maka candi tersebut setidaknya dibangun pada kisaran 732 M, setelah Candi Gunung Wukir.