Dilansir dari https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng diperoleh penjelasan bahwa secara umum Candi Losari merupakan kompleks candi yang tidak terlalu besar, tetapi mempunyai  ragam hias serta seni arsitektur yang sangat indah. Dijelaskan lebih lanjut di atas pintu masuk candi perwara I dan Candi Perwara II terdapat hiasan kepala kala yang masih utuh. Ragam hias juga terlihat apik yakni berupa antefik pada komponen atap hiasan sudut atap berupa ratna atau keben. Relief arca Mahakala juga dapat ditemui di kiri pintu masuk candi induk, kemudian juga relief Gajah di bawah pipi tangga dinding belakang candi induk.
Ditemukannya candi Losari melengkapi kekayaan sejarah masyarakat Magelang (khususnya) dari masa kekuasaan Hindu-Budha, sekaligus makin memantabkan keberadaan Kabupaten Magelang sebagai "kota candi." Apalagi letaknya hanya beberapa kilometer dari candi Gunung Wukir (candi pertama yang dibangun Sanjaya Magelang) dan candi Gunung Sari.Â
Baik candi Losari, Gunung Wukir, Gunung Sari berada di wilayah kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Berdasar temuan prasasti maupun situs-situs yang ditemukan, tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa sejak abad VIII M telah terjadi Poros Magelang- Prambanan dalam peradaban Hindu dan Budha. Artinya wilayah kabupaten Magelang (sekarang), sejak abad VIII M telah menjadi salah satu pusat kegiatan politik, social,ekonomi, budaya maupun agama.
Referensi:
- https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/pripih
- https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/lingga-yoni
                                               Â