Berdasar paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Prasasti Mantyasih mempunyai makna sejarah yang penting bagi masyarakat Magelang. Dari prasasti tersebut dapat diketahui jejak historis Magelang pada abad X M baik sebelum maupun setelahnya, baik system social, ekonomi, budaya, politik maupun agama. Bahkan berdasar prasasti maupun bukti kepurbakalaan yang ada, pada abad IX M juga diwarnai perkembangan agama Budha dengan bukti-bukti kebesaran yang masih ada sampai sekarang.
Maka dapat disimpulkan bahwa sejak abad VIII M, Magelang mempunyai peran besar pada masa Mataram Kuno (baik hindu maupun budha). Puncak perkembangan adalah abad IX M yang ditandai perkembagan agama Hindu dengan berbagai bangunan sucinya serta perkembangan agama Budha dengan segenap bangunan sucinya. Sehingga tidak berlebihan apabila Magelang disebut sebagai kota sejarah. Sebab sejak zaman Hindu-Budha, Islam, Kolonial, bahkan masa Perang Kemerdekaan jejak sejarahnya semua bisa dilacak di Magelang.
Referensi :
- Kusen.Raja-raja Mataram Kuno dari Sanjaya sampai Balitung Sebuah Rekonstruksi Berdasar Prasasti Wanua Tengah III. Majalah Berkala Arkeologi. Volume 14 No.2, 1994, 82-94
- Pradana, Yogi. 2017. Kebijakan Penguasa dalam Pelestarian Bangunan Keagamaan Pada Masa Pemerintahan Rakai Watukara Dyah Balitung (898-910 M). Amerta.Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Volume 35.No. I, Juni 2017.
- https/kotatoeamagelang.wordpress.com
- https://disbud.bantulkab.go.id/storage/disbud/menu/469/158.-Prasasti-Rumwiga-II-A-BG-6.39.pdf
- https://budaya.jogjaprov.go.id/attachment/view?id=4434&&filename=KATALOG%20MATARAM%20KUNO.pdf
- https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/silpin-dan-citralekha-siapa-mereka
- https://berkalaarkeologi.kemendikbud.go.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H