d) Dominan Memberikan Sambutan Â
Akhirnya fakta yang dapat dilihat, banyak komite sekolah yang lebih berperan untuk memberikan sambutan pada kegiatan sekolah yang bersifat seremoni. Misalnya penerimaan siswa baru, pelepasan siswa, buka bersama yang diadakan di sekolah, dll.
Kondisi di atas bisa disebabkan oleh pihak sekolah yang tidak memberikan porsi yang maksimal kepada komite untuk berperan, juga bisa disebabkan oleh kondisi internal para pengurus komite yang kurang memahami peran komite sekolah yang esensial maupun hal-hal teknis lainnya. Apapun kondisinya, sekolah tetap membutuhkan kehadiran dan peran komite sekolah (apalagi sekolah swasta). Sebab kompetisi masing-masing lembaga juga makin meningkat. Tuntutan kualitas layanan dari waktu ke waktu juga terus meningkat, maka komite sekolah diperlukan sebagai "mitra bicara serius" bagi sekolah (khususnya sekolah swasta) untuk meningkatkan kualitas layanan Pendidikan.
Oleh sebab itu sekolah tetap membutuhkan peran komite yang fungsional dalam mewujudkan layanan pendidikan yang makin berkualitas. Sehingga langkah-langkah revitalisasi peran komite sekolah perlu mendapatkan perhatian serius bagi setiap satuan pendidikan.
5 Langkah Revitalisasi Peran Komite Sekolah
a) Melakukan identifikasi segenap komite (khususnya bagi wali siswa baru)
Kegiatan ini dilakukan dilakukan agar sekolah mempunyai data secara lengkap tentang latar belakang baik sosial, budaya dan ekonomi orang tua. Data sekolah tentang latar belakang orang tua sangat berguna untuk menjadi dasar sekolah dalam menyusun program sekolah yang inovatif agar mendapat dukungan wali siswa, termasuk dalam menyusun branding sekolah.
b) Dilibatkan dalam Menyusun Penyusunan program, apalagi Branding Sekolah
Sekolah sebaiknya tetap melibatkan komite sekolah dalam membahas program-program sekolah. Langkah tersebut bertujuan agar dari awal komite sekolah dapat mengetahui argumentasi sekolah menyusun program-programnya, apalagi program yang dianggap sebagai program "khusus" atau program "unggulan" bagi sekolah yang dijadikan "branding sekolah".
Langkah ini perlu dilakukan agar komite sekolah sejak awal bisa menjalankan fungsi  pertimbangan bagi penusunan program sekolah yang menjadi branding sekolah. Harapannya tentunya adalah partisipasi komite sekolah dalam mewujudkan program sekolah tersebut.
c) Berikan Peran Seluas-luasnya
Revitalisasi peran komite sekolah juga bisa dilakukan dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya agar para pengurus komite dapat berperan seluas-luasnya baik dalam memberikan pertimbangan program, pengawasan pelaksanaan program, penggalian dana dari berbagai sumber maupun dalam melakukan evaluasi terhadap keterlaksanaan program. Bahkan komite bisa dijadikan mitra kolaborasi sekolah (khususnya swasta) untuk melakukan rekrutmen siswa baru.
d) Membentuk pengurus Komite berdasar representasi wali siswa
Pembentukan pengurus juga menjadi salah satu langkah melakukan revitalisasi komite sekolah. Oleh sebab itu dalam pembentukan pengurus perlu mempertimbangkan represantasi latar belakang wali siswa. Sehingga kepengurusan yang terbentuk merupakan konfigurasi segenap wali siswa yang mempunyai aneka latar belakang.
e) Membentuk Pengurus Komite Tingkat Kelas
Langkah ini sepertinya masih belum banyak dilakukan oleh sekolah. Pengurus komite di tingkat kelas terdiri dari unsur guru kelas dan semua wali siswa pada kelas tersebut. Komite sekolah tingkat kelas tetap berada secara koordinasi dan struktur dengan pengurus komite tingkat sekolah, namun pertemuan wali siswa bisa diagenda secar periodik (tiga bulan atau empat bulan sekali). Urgensi dibentuknya komite tingkat kelas adalah memberikan kesempatan kepada wali siswa di masing-masing kelas untuk menyampaian evaluasi terhadap sekolah (khususnya kelas) maupun usulan-usulan yang ingin disampaikan.
Berdasar pengamatan, komite tingkat kelas lebih efektif dalam menjalankan tugasnya. Sebab lebih mudah untuk melakukan koordinasi dan hanya membahas hal-hal yang terkait dengan kondisi di kelas. Evaluasi dan usulan dapat disampaikan langsung kepada guru kelas agar dapat disampaikan kepada sekolah maupun komite tingkat sekolah. Sisi keuntungan yang lain tentang kehadiran komite tingkat kelas adalah dapat menjadi sarana peyangga apabila terjadi kondisi stagnan pada komite tingkat sekolah. Sehingga evaluasi dan koordinasi sekolah dengan wali siswa tetap terjalin selama anak-anak mereka masih sekolah.
Merealisasikan 8 standar Pendidikan (standar isi, standar proses, standar penilaian, standar sarpra, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pembiayaan, standar pengelolaan dan standar kompetensi lulusan) bagi satuan Pendidikan bukanlah pekerjaan yang mudah. Selain kompleksitas masalah yang mengemuka juga berkait erat dengan tuntutan kualitas layanan Pendidikan. Maka sekolah tetap membutuhkan peran komite sekolah. Agar komite sekolah dapat berjalan secara fungsional, sekolah dapat mengembangkan manajemen partisipatif berbasis masyarakat. Salah satu kunci revitalisasi komite tingkat sekolah adalah memberikan kesempatan wali siswa berperan dengan berbagai forum maupun kegiatan yang dilakukan sekolah. Â Lima langkah di atas dapat menjadi acuan agar komite sekolah berperan fungsional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H