Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

4 Hal Penting dalam Berpikir Metakognitif yang Perlu Dipahami Guru

5 Januari 2023   13:06 Diperbarui: 17 Januari 2024   22:13 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berpikir metakognitif. (Sumber: PIXABAY/ NUGROHO DWI HARTAWAN via kompas.com)

Metakognitif merupakan keterampilan berpikir yang perlu dipahami oleh guru. Sebab keterampilan berpikir tersebut merupakan proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks. 

Melalui proses berpikir metakognitif peserta didik dapat dilatih memecahkan masalah yang problematik, analitik, dan sintetik. 

Oleh sebab itu setidaknya guru memahami unsur-unsur yang ada dalam keterampilan berpikir metakognitif.

Pengertian

Menurut Uno (2011) metakognitif adalah keterampilan peserta didik dalam mengatur dan mengontrol proses berpikirnya. 

Keterampilan berpikir metakognitif mendorong peserta didik berpikir inovatif, kreatif dan kritis. Herman dan Suryadi (2008) menjelaskan metakognisi merupakan kesadaran seseorang tentang proses berpikirnya pada saat melakukan tugas tertentu kemudian menggunakan kesadarannya untuk mengontrol apa yang dilakukannya.  

Maka metakognisi merupakan suatu kemampuan melihat pada diri sendiri, sehingga apa yang dilakukan dapat terkontrol secara optimal. 

Metakognisi merupakan aktivitas mental yang menjadikan seseorang bisa mengatur, mengorganisasi dan memantau seluruh proses berpikir yang dilakukan dalam memecahkan masalah.

Seperti diketahui Bloom pernah  membedakan dua keterampilan berpikir yaitu berpikir rendah dan tinggi. 

Keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu mengingat (remembering), memahami (understanding), dan menerapkan (applying). 

Keterampilan tingkat tinggi berupa keterampilan menganalisis (analysing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).

Penjelasan tentang teori Bloom tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Proses Kognitif sesuai dengan level kognitif Bloom.

Sumber: Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumber: Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Kependidikan

Lebih lanjut Anderson dan  Krathwoll melalui taksonomi yang direvisi menjelaskan adanya 4 (empat) dimensi pengetahuan yaitu faktual, konseptual, prosedur dan metakognitif.

Tabel 2. Kombinasi dimensi pengetahuan dan proses berpikir

Sumber: Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumber: Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Kependidikan

Berdasar tabel tersebut secara horizontal terdapat 6 dimensi proses kognitif (C1 s.d. C6), secara vertical terdapat 4 dimensi pengetahuan yaitu factual, konseptual, procedural dan metakognitif. 

Selanjutnya juga diketahaui bahwa dimensi proses kognitif C4, C5, dan C6 serta dimensi pengetahun konseptual, prosedural, dan metakognitif termasuk keterampilan berpikir Hight Order Thinking Skill (HOTs). 

Sedangkan metakognitif merupakan dimensi pengetahuan yang tertinggi. Penjelasan tentang 4 dimensi di atas adalah sebagai berikut:

Pengetahuan faktual, yaitu pengetahuan yang berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui  peserta didik. Pengetahuan ini lebih berorientasi pada penguasaan fakta. 

Pengetahuan ini berupa nama-nama dan simbol-simbol verbal dan non-verbal tertentu. Misalnya kata-kata, angka-angka, tanda-tanda, dan gambar-gambar.

Pengetahuan konseptual, yaitu pengetahuan yang berisi pemahaman peserta didik tentang konsep, teori, maupun dalil-dalil. Ada tiga jenis pengetahuan konseptual:

  •  Pengetahuan klasifikasi yaitu pengetahuan mengkategorikan, menyusun spesifikasi, dan kategori meliputi kategori, kelas, pembagian, dan penyusunan spesifik yang digunakan dalam pokok bahasan yang berbeda.
  • Prinsip dan generalisasi cenderung mendominasi suatu disiplin ilmu akademis dan digunakan untuk mempelajari fenomena atau memecahkan masalahmasalah dalam disiplin ilmu.
  • Pengetahuan teori, model, dan struktur meliputi pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi bersama dengan hubunganhubungan diantara mereka yang menyajikan pandangan sistemis, jelas, dan bulat mengenai suatu fenomena, masalah, atau pokok bahasan yang kompleks.

Pengetahuan metakognitif, adalah pengetahuan tentang kesadaran pribadi seseorang. Pada tahap ini peserta didik ditekankan perlunya kesadaran diri dan bertanggung jawab terhadap pemikiran mereka sendiri. 

Perkembangan para peserta didik akan menjadi lebih sadar dengan pemikiran mereka sendiri sama halnya dengan lebih banyak mereka mengetahui kesadaran secara umum, dan ketika mereka bertindak dalam kewaspadaan ini, mereka akan cenderung belajar lebih baik.

Menurut Uno (2011) pengetahuan metakognitif terdapat 3 jenis pengetahuan:

  • Pengetahuan strategi, yaitu pengetahuan tentang langkah atau strategi untuk pembelajaran, berpikir dan pemecahan masalah.
  •  Pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional.
  • Pengetahuan ini berisi langkah peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan tentang strategi pembelajaran dan berpikir. Penerapan pengetahuan ini mencerminkan baik strategi-strategi umum apa yang digunakan dan bagaimana menggunakan mereka dalam mengembangkan proses berpikir dalam memecahkan masalah.
  • Pengetahuan diri, yaitu pengetahuan tentang kewasdaan diri tentang aspek-aspek pengetahuan diri. Pengetahuan ini mendorong peserta didik mengembangkan strategi dalam memecahkan masalah.

4 Unsur Keterampilan Berpikir Metakognitif

Keterampilan berpikir metakognitif mempunyai 4 unsur penting baik bagi peserta didik maupun guru.

a) Keterampilan pemecahan masalah (problems solving), yaitu aktivitas proses berpikir peserta didik dalam memecahkan masalah. 

Dalam konteks ini peserta didik menggunaka proses berpikirnya untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta, menganalisis informasi, merancang berbagai alternatif pemecahan serta memilih opsi pemecahan masalah yang dipandang efektif.

b) Keterampilan pengambilan keputusan, yaitu keterampilan menggunakan proses berpikirnya untuk memilih suatu keputusan yang terbaik dari beberapa pilihan melalui beberapa informasi, perbandingan kebaikan dan kekurangab dari setiap alternatif, analisis informasi, dan pengambilan keputusan terbaik berdasar alasan yang rasional.

c) Keterampilan berpikir kritis, yaitu keterampilan menggunakan proses berpikir untuk menganalisis argument dan memberikan intepretasi berdasarkan persepsi yang sahih melalui logical reasoning, analisis asumsi , argument dan intepreasi logis.

d) Keterampilan berpikir kreatif, yaitu keterampilan menggunakan proses berpikir untuk menghasilkan ide baru , konstrukstif dan berdasarkan konsep-konsep , prinsip-prinsip yang rasional, maupun persepsi dan intuisi.

Keempat keterampilan tersebut merupakan karakteristik yang melekat dalam keterampilan berpikir metakognitif. 

Keempatnya merupakan unsur penting dalam melatih dan mengasah keterampilan berpikir peserta didik yang analitik dan problematik. Kemampuan peserta didik menguasai berpikir metakognitif akan mendorong peserta didik mampu memecahkan masalah.

Mengingat 4 hal tersebut merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh peserta didik. 

Maka salah satu upaya guru dalam memberikan layanan pedagogik dan profesional  adalah melatih peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir metakognitif.  Semoga bermanfaat.

Referensi:

  • Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi  pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan 2018.
  • Suryadi, D., dan Herman, T. 2008. Pembelajaran Pemecahan Masalah. Jakarta: Karya Duta Wahana.
  • Uno., B., Hamzah. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta. Bumi Aksara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun